Tamasya, piknik, ngetrip, wisata atau apapun sebutannya merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan dan disukai oleh semua orang. Tua, muda, remaja, dewasa dan juga anak-anak. Oleh karena itu hampir semua dari mereka termasuk saya, sangat menantikan waktu akhir pekan tiba.
Karena saat itulah kita bisa melakukan hal-hal menyenangkan seperti piknik itu. Atau hanya sekadar jalan-jalan saja.
Jika selama ini kebanyakan dari orang tua lebih senang mengajak putra-putrinya tamasya ke tempat-tempat hiburan atau mall. Alangkah bijaknya jika mulai sekarang lebih mengarahkan acara tamasya keluarganya ke arah yang ada unsur pendidikannya.
Tidak melulu untuk kesenangan dan hiburan semata. Salah satunya dengan mengunjungi museum atau tempat-tempat bersejarah lainnya.
Melihat betapa kurangnya minat anak-anak dan remaja sekarang untuk mengunjungi tempat-tempat tersebut. Kiranya diperlukan arahan tidak saja dari guru-guru di sekolah tetapi juga dari dalam keluarga sendiri terutama orang tua. Bagaimana negara ini berdiri? Seperti apa perjuangan para pahlawan yang gugur demi menegakkan kemerdekaan negara ini.
Dokumen pribadi
Sehingga rasa nasionalisme itu tumbuh dan ada dalam jiwa seorang anak. Dari situ mulai diarahkan dan diajak untuk melihat dan mengenal peristiwa-peristiwa bersejarah tersebut. Yakni dengan melihatnya di museum atau tempat bersejarah lainnya seperti Tugu Monas.
Tidak hanya di Jakarta saja. Kemana pun bertamasya atau piknik seharusnya tempat-tempat bersejarah tersebut menjadi tujuan utama. Seperti di Bandung. Ada banyak tempat bersejarah yang bisa dikunjungi. Mulai dari Museum Konferensi Asia Afrika hingga Rumah Inggit Garnasih. Dari dua nama tempat bersejarah itu ada banyak kisah bersejarah yang bisa diuraikan.
Hal ini perlu diketahui oleh anak muda sekarang. Agar mereka tidak melupakan sejarah. Sejarah yang pernah terjadilah yang membuat semuanya menjadi seperti sekarang ini.
Jika dijabarkan secara teori apalagi dengan suguhan berupa tumpukan buku-buku sejarah yang tebal, niscaya tidak akan tersentuh apa-apa yang seharusnya diketahui dari sebuah sejarah. Mungkin hanya segelintir saja yang senang membaca buku bersejarah semacam itu. Jadi perlu disikapi dengan cermat dan bijak. Untuk membuat anak-anak muda sekarang ini melek sejarah.
Tamasya, piknik atau wisata edukasi menjadi cara yang perlu kembali digiatkan. Karena pada dasarnya mempelajari sejarah atau apapun itu bisa menyenangkan. Asal cara-cara yang dilakukan juga bisa membawa kesenangan.
Memang terlihat agak merepotkan jika orang tua harus ikut menemani anak-anak tamasya semacam itu. Tetapi cara seperti itulah yang tepat untuk membimbing anak mengenal sejarah. Sebab jika dilepas begitu saja, niscaya hanya senang-senangnya saja yang dicari si anak. Apalagi jika dari pihak sekolah ternyata tidak ada kegiatan semacam itu.
Lalu bagaimana anak-anak itu akan mengenal para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa raganya demi negeri ini? Bukankah bangsa yang besar ada bangsa yang bisa menghargai jasa para pahlawannya? Bagaimana mereka mau menghargai, lha wong mengenal pahlawannya saja tidak. Ini menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua. Para pendidik dan juga para orang tua. Agar terbentuk generasi yang melek sejarah dan tidak melupakan sejarah begitu saja. Mari!
Larindah, 2 Oktober 2017
#ODOPOKT1
#JanganMelupakanSejarah
Tulisan ini merupakan salah satu tulisan wajib dalam program ODOP (one day one post) yang diselenggarakan oleh Blogger Muslimah Indonesia, yang bisa di klik di
udah lama nggak jalan-jalan
BalasHapusSibuk terus sih ya... Hehehe
HapusSetuju Mbak..dengan wisata sejarah dapat dua-duanya...cerita sejarahnya sekalian berwisata ya..Ide bagus Mbak:)
BalasHapusHihihi...Iyo Mba. Soalnya kalau dijelaskan secara formal, ngantuk.. Hehehe
Hapusaku mau banget ngajak anak-anak ke museum, mungkin nanti kali ya, kalau anak-anak sudah bisa anteng dan enggak lelarian. Kalau lari-lari di dalam museum gak enak juga,
BalasHapusHihihi...iya, Mba. Ke museum sebaiknya anak sudah mencapai kelas 5 SD. Jadi sudah bisa memahami.
HapusTerakhir kita jalan-jalan ke kota tua, selebihnya hanya di rumah dan jarang sekali pergi..hihi
BalasHapusHayuuuk...atuh Mba jalan-jalan lagi.. Hehehe
HapusAnak-anak seharusnya memang dikenalkan pada sejarah, termasuk dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah, agar mereka mengenal, tahu dan belajar bahwa kehidupan ini ada sejarahnya.
BalasHapusbelajar sejarah asik sambil wisata ya, Bu Denik.
BalasHapusHayuk kita halan-halan
Betul mbak. Cara yang efektif mengenalkan sejarah ya dengan wisata sejarah. Jadi semangat.
BalasHapus