Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Wisata Sejarah

Mari Mengenal Sejarah Olahraga di Museum Olahraga

Bagi Anda Penggemar olahraga tentu sudah tidak asing mendengar nama Piala Sudirman dan Piala Suratin. Namun tidak semua penggemar olahraga mengetahui siapa itu Sudirman dan siapa itu Suratin. Mengapa nama mereka diabadikan sebagai nama kejuaraan? Berikut ini akan saya ulas mengenai sejarah dan perkembangan olahraga di Indonesia. Hasil kunjungan ke Museum Olahraga di Taman Mini Indonesia Indah. Ide pembuatan Museum Olahraga dicetuskan pertama kali oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX pada tahun 1980. Tokoh yang pernah menjabat sebagai ketua KONI Pusat dan sosok yang sportif serta peduli pada dunia olahraga. Namun gagasan itu baru terlaksana 7 tahun kemudian. Pada tahun 1987, Kementerian Pemuda dan Olahraga mulai menfasilitasi pembangunannya. Dan pada 20 April 1989 Museum olahraga diresmikan oleh Presiden Soeharto. Sedangkan asal mula olahraga itu  sebenarnya sudah muncul sejak jutaan tahun yang lalu. Pada masa prasejarah mereka berburu dan mengumpulkan makanan dengan cara ...

Akhir pekan di Setu Babakan

Pengin makan makanan khas Betawi yang sudah jarang ditemui? Atau sedang ngidam pengin makan rujak bebek (rujak tumbuk) tapi lama menunggu pedagangnya yang tidak lewat? Datang saja ke Setu Babakan. Semua yang kita inginkan ada di sana. Mulai jajanan ringan seperti arum manis, sampai makanan berat seperti laksa dan toge goreng. Setu Babakan? Apaan itu? Dan di mana letaknya? Setu Babakan adalah sebuah danau buatan yang terletak di daerah Srengseng, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Bagi yang melintas di jalur Jakarta-Depok tentu tidak asing dengan nama itu. Karena papan petunjuk jalan menuju Setu Babakan terpampang jelas di jalan-jalan menuju Depok. Setu Babakan merupakan danau buatan dengan luas sekitar 30 hektar. Dalamnya mencapai 6 meter. Berdiri pada tahun 2000 saat DKI Jakarta dipimpin oleh Gubernur Fauzi Bowo. Asal air Setu Babakan dari sungai Ciliwung yang diarahkan ke sana. Setu Babakan oleh pemerintah dijadikan sebagai daerah wisata dan tempat melestarikan kebudayaan Betawi. Men...

Lobang Jepang Bukti Sejarah Kekejaman Penjajah

Bunyi kalimat dalam Undang-undang Dasar yang berbunyi. "Bahwasannya penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Karena tidak sesuai dengan perikemanusian dan perikeadilan."  Benar dan nyata adanya. Indonesia pernah merasakan hal tersebut ratusan tahun lamanya, sebelum kemerdekaan, tanggal 17 Agustus 1945. Salah satu bukti sejarah kekejaman penjajahan bisa dilihat di daerah Bukittinggi. Sebuah kota di Sumatera Barat yang terkenal akan keindahan alam dan juga beberapa tempat bersejarah. Salah satu tempat bersejarah itu adalah sebuah Lobang atau Bunker yang dikenal dengan nama Lobang Jepang. Dokumen pribadi Bila berkunjung ke Bukittinggi jangan lewatkan untuk melihat Lobang Jepang ini. Karena Lobang Jepang menjadi salah satu objek wisata sejarah di sana. Untuk mencapainya bisa melalui beberapa lokasi, di antaranya bisa melalui pintu yang berada di Kawasan Ngarai Sianok dan Taman Panorama. Lobang Jepang adalah sebuah terowongan (Bunker) yang dibangun oleh pemerintahan Jepan...

Menjejak Langkah di Janjang Koto Gadang

Pesona kota Bukittinggi adalah Jam Gadang dan Ngarai Sianok yang terkenal akan keindahannya. Namun jika sudah berada di sana sangat sayang jika melewatkan tempat-tempat indah lainnya. Salah satu tempat itu adalah Janjang Koto Gadang. Dokumen pribadi Great Wall of Koto Gadang (GWoKG) adalah sebuah tangga panjang yang dibangun menyerupai tembok cina. Oleh karena itu disebut sebagai Tembok Cinanya Koto Gadang. Membentang sepanjang 1,7 km membelah Ngarai Sianok. Letak persisnya di antara Kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi. Namanya diambil dari sebuah nagari (desa) yang berada di bawah kawasan Kabupaten Agam. Sebelum diberi nama Janjang Koto Gadang, jembatan ini sudah ada sejak tahun 1900. Akibat gempa yang melanda Bukittinggi, jembatan ini hancur. Lalu atas kesepakatan bersama jembatan tersebut dibangun kembali, dan diberi nama Janjang Koto Gadang. Diresmikan oleh Tifatul Sembiring pada tanggal 26 Januari 2013. Di ujung Janjang dibangun Monumen Pahlawan H. Agoes Salim dan surau kete...

Menanti Sang Fajar di Pelataran Jam Gadang

Bermimpilah setinggi langit. Mumpung mimpi itu gratis. (kutipan) Sejak mengenal pelajaran sejarah di Sekolah Menengah Pertama (SMP), banyak tempat-tempat indah dan bersejarah yang ingin saya kunjungi. Salah satu keinginan itu adalah bisa melihat matahari terbit di pelataran Jam Gadang. Tapi ya hanya sebatas keinginan dan mimpi saja. Mimpi kanak-kanak. Pelataran jam gadang pagi hari (dokpri) Saat itu rasanya tidak mungkin bisa ke sana. Ke daerah Bukittinggi, Sumatera Barat. Tidak terjangkau oleh semua. Ya soal ijin dan soal dana. Jadi ya sudah, bermimpi saja yang tidak memerlukan dana. Tetapi benarlah yang dikatakan pepatah. Jangan takut bermimpi, sebab boleh jadi mimpi tersebut diamiiinkan oleh malaikat. Hal itu yang saya alami beberapa tahun kemudian. Mimpi kanak-kanak itu pun terwujud di tahun 2015. Semua mengalir begitu saja. Ya rezeki dan juga waktunya. Saya sampai tidak percaya begitu tiba di bandara Minangkabau. Apalagi saat berada di pelataran Jam Gadang. Itu bukan mimpi....

Mengenang Bung Hatta di Rumah Kelahirannya

Bangsa yang besar adalah bangsa yang mau menghormati jasa pahlawannya. (Soekarno) Rumah Kediaman Bung Hatta (dokpri) Hal itulah yang memantapkan langkah saya menuju Bukit Tinggi. Kota kelahiran salah satu proklamator bangsa Indonesia, Mohammad Hatta. Rumah yang terletak di jalan Soekarno-Hatta No.37, Bukit Tinggi itu masih tampak sepi saat saya tiba di sana.  Dokumen pribadi Waktu menunjukan pukul 08:15 WIB. Saya merupakan pengunjung pertama. Saya pun dipersilakan masuk lebih dulu. Memasuki ruangan utama, tampak lemari buku dengan deretan foto keluarga di atas lemari tersebut. Seperangkat meja dan kursi tamu menghiasi ruangan.  Di sisi sebelah kiri ruangan terdapat dua kamar tidur. Sedangkan di sisi sebelah kanan ruangan terdapat satu ruangan berukuran lebih besar. Di dalamnya terdapat sebuah sumur yang sudah ditutup. Kamar Boejang (dokpri) Keluar menuju bagian belakang rumah tampak dua buah lumbung padi yang berdiri kokoh, di sisi sebelah kiri halaman. Di seberang halaman be...