Langsung ke konten utama

Ketika Suporter "Jatuh Cinta" (Bagian Tujuh)

Tuhan itu memang maha baik dan maha tahu apa yang kita mau. Terkadang tanpa diminta, diberinya kita. Sesuatu yang bahkan tak terduga.

Hal ini yang saya alami ketika pada suatu kesempatan motoran keliling Jawa. Tanpa berpikir ingin menyinggahi stadion di karenakan kondisi dan situasi yang tak mendukung. Justru saya disuguhi pemandangan yang tak terduga ketika berada di Tuban.

Dalam perjalanan motoran dari Tangerang ke Surabaya, hal utama yang dilakukan adalah menyambangi rekan dan kerabat di daerah yang dilalui. Salah satu daerah yang disinggahi adalah Tuban.

Karena baru pertama berkunjung ke daerah sana, dengan kondisi berkejaran dengan waktu. Maka fokus perhatian selama perjalanan adalah mencari alamat yang dituju.

Ketika menemukan alamat yang saya tuju dan ternyata berada di sekitar komplek stadion. Perasaan ini tak terlukiskan bahagianya. Berkali-kali lipat. Wow...sungguh kejutan yang tak terduga dari sang kuasa. Sebab si kawan sama sekali tidak menyinggung soal rumahnya yang dekat stadion.

Maka ketika urusan dengan kawan sudah sekesai, maka kesempatan yang ada saya gunakan untuk menyinggahi stadion kebanggaan masyarakat Tuban ini. Stadion Lokakarya.

Stadion ini sudah ada sejak tahun 1975. Dengan kapasitas penonton yang tertampung sekitar 2000 orang. Menjadi markas klub sepak bola Tuban, Persatu, yang berjuluk Laskar Ronggolawe.



Ini di depan pintu utama stadion Lokajaya, Tuban

Ronggo Mania, sebutan bagi suporter Persatu, patut bersyukur. Karena stadion ini dinyatakan layak digunakan untuk menggelar pertandingan home and away liga Indonesia.

Maka selama Persatu bisa bertahan di ajang liga Indonesia, masyarakat dan suporter di sini bisa bersenang-senang merasakan kegembiraan hingar bingar pertandingan.

Ini jalan menuju komplek stadion Lokajaya

Saya yang berada nun jauh di Tangerang tentu senang bisa singgah di sini. Dan bisa senyum-senyum mengenang suasana di sini pada saat melihat dari televisi, pertandingan sepak bola yang digelar di sini. Sungguh merupakan anugerah yang tak terduga dari yang kuasa.




Larindah, 28 Oktober 2017



#ODOPOKT24
#JelajahStadion



Tulisan ini diikutsertakan dalam program One Day One Post (ODOP) yang diselenggarakan oleh Blogger Muslimah Indonesia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ujung Aspal Pondok Gede

Di rumah ini aku dibesarkan Dibelai mesra lentik jari ibu Nama dusunku Ujung Aspal Pondok Gede Rimbun dan anggun ramah senyum penghuni dusun Kambing sembilan motor tiga bapak punya Ladang yang luas habis sudah sebagai gantinya Sampai saat tanah moyangku Tersentuh sebuah rencana dari serakahnya kota Terlihat murung wajah pribumi Terdengar langkah hewan bernyanyi  (Ujung Aspal Pondok Gede, Iwan Fals) Siapa yang tak mengenal lirik lagu tersebut? Lagu milik Iwan Fals itu begitu familiar ditelinga masyarakat. Saya salah satu penikmat lagu-lagu iwan Fals. Khusus lagu yang berjudul Ujung Aspal Pondok Gede, jiwa petualang saya bergolak saat mendengar lagu ini. Ada rasa ingin tahu dalam benak saya kala mencermati lirik demi lirik lagi itu. Maka tercetus niat di hati untuk suatu hari melongok daerah bernama Ujung Aspal Pondok Gede. Kesempatan itu pun tiba juga akhirnya. Suatu hari dengan ditemani seorang kawan saya bisa menjejakkan kaki di daerah  sana. Dengan mengendarai sepeda mo

Jam Gede Jasa Icon Baru Kota Tangerang

Kota Tangerang adalah salah satu wilayah kota di provinsi Banten. Merupakan kota terbesar di provinsi ini dan menjadi penyanggah Ibu kota Jakarta. Karena letaknya yang berbatasan langsung dengan Jakarta. Dan saya adalah salah satu warga Kota Tangerang yang kebetulan tinggalnya dekat perbatasan. Bisa disebut orang pinggiran. Pingirannya Jakarta dan pinggirannya Kota Tangerang.  Dokumen pribadi Bagaimana tidak disebut orang pinggiran. Lha wong untuk masuk wilayah Jakarta loh saya bisa dengan berjalan kaki. Sementara untuk pergi ke pusat Kota Tangerang butuh waktu sekitarnya 1-2 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan. Jauh bukan dari Kota Tangerang? Karenanya aktivitas saya lebih banyak ke kota Jakarta. Sejak dari jaman sekolah sampai bekerja. Hanya KTP saja yang statusnya sebagai warga Kota Tangerang.  Dan status seperti itu ternyata mengusik hati nurani saya secara perlahan. Apalagi ketika pada suatu hari dalam sebuah perjalanan backpackeran ke luar kota, di dalam kereta yang

Taman Kota 1 vs Taman Kota 2

Bagi saya taman itu sebuah tempat yang memiliki pesona tersendiri. Di dalam taman banyak hal yang bisa saya lakukan. Antara lain olahraga dan mengkhayal. Dan satu hal lagi, mengajak siapa pun ke taman pantas saja.  Ingin membawa anak kecil sampai lansia pantas saja. Mau sendiri atau rombongan juga pantas saja. Mau pagi-pagi, siang-siang atau sore-sorean pergi ke tamannya ya pantas saja. Itulah istimewanya taman menurut saya. Maka ketika pada suatu siang saya diajak jalan-jalan ke taman, ya senang-senang saja. Taman Kota 1 dan Taman Kota 2 di Bumi Serpong Damai (BSD). Kebetulan saya belum pernah main ke sana. Tentu penasaran dan antusias ingin tahu. Tempat pertama yang kami datangi adalah Taman Kota 1. Lokasinya tidak jauh dari ITC BSD. Bentuk tamannya memanjang. Dari pintu gerbang sudah terlihat kios-kios makanan. Jadi tak perlu kuatir bingung mencari tempat makan. Taman Kota 1 memang menyediakan tempat khusus bagi para pedagang. Lingkungan seputar Taman Kota 1 rasanya kurang da