Langsung ke konten utama

Ketika Suporter "Jatuh Cinta" (Bagian Dua)

Masih terkait dengan stadion. Ada kisah dan perjuangan lain untuk bisa mendatangi sebuah stadion. Tapi demi cinta, tak ada kata menyerah sebelum mendapatkannya.

Ketika berada di Surabaya selain menghadiri acara keluarga dan jalan-jalan. Tentu saja yang utama adalah silaturrohim dengan rekan dan kerabat di sana. Salah satu tempat yang kami tuju adalah daerah Sidoarjo.

Tidak jauh dari kota Surabaya sih. Tapi akses ke sana tidak mudah jika naik angkutan umum. Apalagi kami rombongan. Lagi-lagi kami memilih jasa taksi untuk mempermudah perjalanan.

Setelah memesan taksi dari penginapan. Kami pun berangkat menuju Sidoarjo. Tempat salah satu kerabat  kami tinggal. Saya pikir berbekal alamat rumah yang jelas akan dengan mudah meluncur ke sana. Ternyata pak sopirnya tidak tahu persis alamat tersebut. Dan saya hanya bisa melongo karena buta sama sekali daerah sana.

Alhasil kami sempat beberapa kali berhenti dan pak sopir bertanya pada orang yang dijumpai. Beberapa kali pula kami mengalami kekecewaan, sebab kebanyakan mereka tak paham dengan alamat yang akan kami tuju.

Saya sempat geram. Ini alamatnya yang tidak jelas atau orang-orang di sana yang sudah seperti kondisi orang-orang di Jakarta, yang "Elu-elu, gue-gue" alias tak peduli? Saya sudah menelpon kerabat yang akan dituju dan benar seperti itu alamatnya. Dengan sabar pak sopir kembali berhenti beberapa kali untuk bertanya. Tapi bokong kami sudah "panas" melihat argo taksi yang semakin melonjak.

Alhamdulillah akhirnya kami tiba juga ditujuan. Setelah beramah-tamah dan kangen-kangenan, saya dan keluarga pamit untuk kembali ke Surabaya. Kami tidak bisa menginap sebab esok hari sudah harus kembali ke Jakarta.

Memang perjumpaan itu tidak sebanding dengan perjalanan kami ke sana. Tetapi karena waktu jua maka dengan berat hati kami harus kembali. Dan kembali kami memesan taksi untuk menuju Surabaya.

Karena sudah terlanjur mengeluarkan dana banyak, maka saya putuskan untuk sekalian mencari stadion di daerah sana. Stadion Delta Sidoarjo. Awalnya sempat ditentang oleh yang lain. Tapi hanya ini yang membuat saya happy. Akhirnya ya sudah, semua setuju.


Rupanya letak stadionnya gampang-gampang susah dijangkau. Artinya ada di depan mata tapi harus memutar jauh untuk bisa ke sana. Macet pula. Ini akan mempengaruhi argo taksi. Tapi syukurnya pak sopir memahami keluhan dan keinginan saya. Maka dengan nekad pak sopir taksi tersebut melawan arus untuk memotong jalan.

Wah, menegangkan ini. Tapi seru. Dan saya menikmati sensasi seperti ini. Perjalanan dan petualangan adalah dua hal yang berdampingan. Perjalanan tanpa adanya petualangan seru dan menegangkan terasa hambar. Seperti sayur tanpa garam.

Setelah bertegang-tegang ria di dalam taksi, akhirnya saya bisa berdiri di sini juga. Di Gelora Delta Sidoarjo. Markas kebanggaan tim sepak bola Sidoarjo. Setelah era liga. Di mana banyak klub-klub sepak bola bermunculan.

Hanya ini yang bisa saya lakukan kini sebagai pencinta dan penggemar sepak bola. Sebab untuk terjun kembali ke stadion demi mendukung tim secara langsung, rasanya sudah tidak terlalu tertarik lagi. Kerusuhan antar suporter sekarang ini sudah mengerikan. Dan saya tidak ingin mati konyol seperti itu. Masih ada cara lain untuk menunjukkan cinta kita pada sepak bola. Dan inilah cara saya.


Larindah, 21 Oktober 2017

#ODOPOKT18
#JelajahStadion


Tulisan ini diikutsertakan dalam program One Day One Post (ODOP) yang diselenggarakan oleh Blogger Muslimah Indonesia.



Komentar

  1. Stadion yang jadi saksi sejarah kembalinya gelar juara untuk Garuda Muda.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pokoknya suasana di stadion itu sesuatu sekali.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ujung Aspal Pondok Gede

Di rumah ini aku dibesarkan Dibelai mesra lentik jari ibu Nama dusunku Ujung Aspal Pondok Gede Rimbun dan anggun ramah senyum penghuni dusun Kambing sembilan motor tiga bapak punya Ladang yang luas habis sudah sebagai gantinya Sampai saat tanah moyangku Tersentuh sebuah rencana dari serakahnya kota Terlihat murung wajah pribumi Terdengar langkah hewan bernyanyi  (Ujung Aspal Pondok Gede, Iwan Fals) Siapa yang tak mengenal lirik lagu tersebut? Lagu milik Iwan Fals itu begitu familiar ditelinga masyarakat. Saya salah satu penikmat lagu-lagu iwan Fals. Khusus lagu yang berjudul Ujung Aspal Pondok Gede, jiwa petualang saya bergolak saat mendengar lagu ini. Ada rasa ingin tahu dalam benak saya kala mencermati lirik demi lirik lagi itu. Maka tercetus niat di hati untuk suatu hari melongok daerah bernama Ujung Aspal Pondok Gede. Kesempatan itu pun tiba juga akhirnya. Suatu hari dengan ditemani seorang kawan saya bisa menjejakkan kaki di daerah  sana. Dengan mengendarai sepeda mo

Jam Gede Jasa Icon Baru Kota Tangerang

Kota Tangerang adalah salah satu wilayah kota di provinsi Banten. Merupakan kota terbesar di provinsi ini dan menjadi penyanggah Ibu kota Jakarta. Karena letaknya yang berbatasan langsung dengan Jakarta. Dan saya adalah salah satu warga Kota Tangerang yang kebetulan tinggalnya dekat perbatasan. Bisa disebut orang pinggiran. Pingirannya Jakarta dan pinggirannya Kota Tangerang.  Dokumen pribadi Bagaimana tidak disebut orang pinggiran. Lha wong untuk masuk wilayah Jakarta loh saya bisa dengan berjalan kaki. Sementara untuk pergi ke pusat Kota Tangerang butuh waktu sekitarnya 1-2 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan. Jauh bukan dari Kota Tangerang? Karenanya aktivitas saya lebih banyak ke kota Jakarta. Sejak dari jaman sekolah sampai bekerja. Hanya KTP saja yang statusnya sebagai warga Kota Tangerang.  Dan status seperti itu ternyata mengusik hati nurani saya secara perlahan. Apalagi ketika pada suatu hari dalam sebuah perjalanan backpackeran ke luar kota, di dalam kereta yang

Taman Kota 1 vs Taman Kota 2

Bagi saya taman itu sebuah tempat yang memiliki pesona tersendiri. Di dalam taman banyak hal yang bisa saya lakukan. Antara lain olahraga dan mengkhayal. Dan satu hal lagi, mengajak siapa pun ke taman pantas saja.  Ingin membawa anak kecil sampai lansia pantas saja. Mau sendiri atau rombongan juga pantas saja. Mau pagi-pagi, siang-siang atau sore-sorean pergi ke tamannya ya pantas saja. Itulah istimewanya taman menurut saya. Maka ketika pada suatu siang saya diajak jalan-jalan ke taman, ya senang-senang saja. Taman Kota 1 dan Taman Kota 2 di Bumi Serpong Damai (BSD). Kebetulan saya belum pernah main ke sana. Tentu penasaran dan antusias ingin tahu. Tempat pertama yang kami datangi adalah Taman Kota 1. Lokasinya tidak jauh dari ITC BSD. Bentuk tamannya memanjang. Dari pintu gerbang sudah terlihat kios-kios makanan. Jadi tak perlu kuatir bingung mencari tempat makan. Taman Kota 1 memang menyediakan tempat khusus bagi para pedagang. Lingkungan seputar Taman Kota 1 rasanya kurang da