Masjid, gereja, vihara, klenteng atau pura adalah tempat ibadah bagi tiap-tiap agama yang dipeluk. Secara fisik bentuk bangunan tersebut sudah memiliki ketentuan-ketentuan tersendiri, bagaimana dan seperti apa tempat ibadah itu harus dibangun.
Dalam beberapa hal ada sisi-sisi tertentu dari bangunan tempat ibadah itu yang memiliki keunikan. Ada yang dari sisi usia atau dari bentuk bangunan. Tergantung kisah dibalik berdirinya bangunan tersebut dan siapa yang memprakarsainya. Sehingga ketika akhirnya bangunan tempat ibadah itu berdiri, ada nilai sejarah dan keunikan yang membuat pemerintah menetapkannya sebagai bangunan cagar budaya.
Masjid Jami Kalipasir (dokpri)
Di Kota Tangerang ada beberapa tempat ibadah yang ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya. Ada juga yang terkenal karena keunikannya. Salah satu tempat ibadah itu adalah Masjid Kalipasir. Konon merupakan masjid tertua di Kota Tangerang.
Letak masjid ini sangat mudah dijangkau. Karena terlihat dari tepi jalan. Tepatnya berada di sebelah timur Jalan Kalipasir. Agak sedikit tertutup pepohonan yang tumbuh di atas makam yang berada tepat di depan masjid. Tapi jika kita mau bertanya kepada tukang parkir atau pedagang di sana, hampir semuanya mengetahui tentang keberadaan Masjid Kalipasir.
Bagian depan masjid Jami Kalipasir (dokpri)
Jika ingin ke sana sangat mudah menjangkaunya. Cukup susuri saja Jalan Kalipasir. Jalan yang berada di tepian Sungai Cisadane. Berada di Jalan Kalipasir, ada banyak tempat yang bisa kita lihat. Selain ada taman bermain, flying deck dan aneka tempat jajan (kuliner). Beberapa tempat bersejarah berada di ruas jalan ini juga. Salah satunya Masjid Kalipasir itu.
Masjid ini menurut sejarah dan tertera di papan nama masjid, dibangun pada tahun 1700 Masehi. Merupakan masjid peninggalan Kerajaan Padjadjaran. Berada di tengah pemukiman penduduk dengan luas 288 meter, masjid ini tampak kokoh meski usianya sudah tua. Dan masih digunakan oleh warga untuk ibadah sehari-hari. Kecuali sholat Jumat.
Saya sebagai warga Tangerang tentu merasa senang bisa mengunjungi masjid ini dan melihatnya dari dekat. Masjid yang masuk ke dalam daerah Sukasari, Pasar Lama ini kerap dijadikan salah satu tujuan wisata sejarah oleh berbagai komunitas. Baik dari warga Tangerang itu sendiri atau warga dari daerah lain.
Jika Anda sebagai warga Kota Tangerang, kiranya wajib mengunjungi masjid ini. Orang lain dari mana-mana dengan sengaja ingin tahu masjid bersejarah ini, masa sebagai warga Tangerang malah tidak tahu. Malu atuh sama rumput yang bergoyang. Jadi, ayo ke Tangerang. Tangerang ..... Ayo!!!!
Kreo, 6 Oktober 2017
#ODOPOKT5
#ExploreTangerang
#TangerangAyo
#ExploreTangerang
#TangerangAyo
Tulisan ini diikutsertakan dalam program One Day One Post (ODOP) yang diselenggarakan oleh Blogger Muslimah Indonesia
Kenapa tidak dibuat salat Jumat, mbak Denik?
BalasHapusSebab kondisi bangunan sudah tua dan rapuh. Khawatir terjadi apa-apa akibat tangan-tangan yang usil atau ceroboh.
HapusWow 1700 Masehi? Kereeen!
BalasHapusIya, Mba
HapusGalfok sama sepeda mbak denik
BalasHapuswah, ulasan menarik banget. Bisa jadi bahan inspirasi penulisan untuk penulisan masjid di solo muslimsolo.com
BalasHapusTerima kasih telah berkenan mengunjungi blog ini dan meninggalkan jejak. Semoga bermanfaat ya? Salam hangat dari Tangerang.
Hapus