Langsung ke konten utama

Inilah Bendungan Pintu Air 10 Tangerang

Apa yang terlintas dalam benak Anda ketika  mendengar nama bendungan? Pasti daerah yang terbayang di sekitar bendungan berupa persawahan yang hijau, luas dan subur. Tapi tidak semua yang kita bsyangkan itu benar. Kota Tangerang yang berjuluk kota seribu industri dan seribu jasa ternyata memiliki sebuah bendungan yang sangat terkenal dan menjadi icon Kota Tangerang. Kok bisa?

Bendungan Paser Baru Kota Tangerang (dokpri)


Jadi dahulu itu di sekitar Jalan KS.Tubun, Koang Jaya, Karawaci, Tangerang dan beberapa wilayah di sana berupa persawahan yang luas. Luasnya mencapai 40.663 hektar. Oleh karena itu pemerintah Belanda membangun sebuah bendungan di sungai Cisadane. Tepatnya sekitar tahun 1972. Dengan nama Bendungan Sangengo.

Bendungan ini membentang dari Timur ke Barat dengan panjang 125 meter. Dan luasnya sekitar 22.441 hektar. Memiliki 10 pintu dan 11 tiang  dengan berat pintu mencapai 25 ton. Di tengahnya terdapat rel lori yang berfungsi untuk mendistribusikan air jika pintu bendungan rusak.

Seiring berjalannya waktu, nama Sangengo diubah menjadi Bendung Pasar Baru. Fungsinya pun bukan lagi untuk mengairi sawah. Karena sawahnya sudah tidak ada lagi. Jadi fungsi utamanya sekarang ini untuk mengatur aliran air di sungai Cisadane. Sementara untuk penamaan, masyarakat lebih mengenalnya dengan nama Bendungan Pintu Air 10. Sampai sekarang. Padahal nama bendungan Sangengo sudah diubah menjadi Bendung Pasar Baru.

Dalam kesehariannya lokasi sekitar bendungan kerap dipergunakan oleh warga sebagai tempat pemancingan. Baik oleh warga Kota Tangerang maupun dari luar Tangerang. Pada malam harinya suasana di sana juga terlihat menarik dengan adanya lampu yang berkelap-kelip.

Dokpri

Saya bersyukur sekali memiliki kesempatan bisa ijak-ijik di sekitar bendungan. Semua ini menjadi pengalaman tak terlupakan. Sebab bagi saya tidak mudah untuk bisa mencapai tempat itu.  Tempat yang menjadi icon Kota Tangerang. Bendung Pasar Baru Irigasi Cisadane. Bagaimana dengan Anda? Sudah ke sinikah? Jika belum, ayo ke Tangerang. Tangerang...AYO!!!

Larindah, 7 September 2017

#ODOPOKT6
#ExploreTangerang

Tulisan ini diikutsertakan dalam program One Day One Pos (ODOP) Oktober 2017 yang diselenggarakan oleh blogger muslimah Indonesia.









Komentar

  1. Mbak Denik hapal setiap sudut Tangerang...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehehe...sedang explor daerah sendiri nih mba. Isiiiin...daerah lain di ijak-ijik. Giliran kota sendiri gak tahu... Hehehe

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ujung Aspal Pondok Gede

Di rumah ini aku dibesarkan Dibelai mesra lentik jari ibu Nama dusunku Ujung Aspal Pondok Gede Rimbun dan anggun ramah senyum penghuni dusun Kambing sembilan motor tiga bapak punya Ladang yang luas habis sudah sebagai gantinya Sampai saat tanah moyangku Tersentuh sebuah rencana dari serakahnya kota Terlihat murung wajah pribumi Terdengar langkah hewan bernyanyi  (Ujung Aspal Pondok Gede, Iwan Fals) Siapa yang tak mengenal lirik lagu tersebut? Lagu milik Iwan Fals itu begitu familiar ditelinga masyarakat. Saya salah satu penikmat lagu-lagu iwan Fals. Khusus lagu yang berjudul Ujung Aspal Pondok Gede, jiwa petualang saya bergolak saat mendengar lagu ini. Ada rasa ingin tahu dalam benak saya kala mencermati lirik demi lirik lagi itu. Maka tercetus niat di hati untuk suatu hari melongok daerah bernama Ujung Aspal Pondok Gede. Kesempatan itu pun tiba juga akhirnya. Suatu hari dengan ditemani seorang kawan saya bisa menjejakkan kaki di daerah  sana. Dengan mengendarai sepeda mo

Jam Gede Jasa Icon Baru Kota Tangerang

Kota Tangerang adalah salah satu wilayah kota di provinsi Banten. Merupakan kota terbesar di provinsi ini dan menjadi penyanggah Ibu kota Jakarta. Karena letaknya yang berbatasan langsung dengan Jakarta. Dan saya adalah salah satu warga Kota Tangerang yang kebetulan tinggalnya dekat perbatasan. Bisa disebut orang pinggiran. Pingirannya Jakarta dan pinggirannya Kota Tangerang.  Dokumen pribadi Bagaimana tidak disebut orang pinggiran. Lha wong untuk masuk wilayah Jakarta loh saya bisa dengan berjalan kaki. Sementara untuk pergi ke pusat Kota Tangerang butuh waktu sekitarnya 1-2 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan. Jauh bukan dari Kota Tangerang? Karenanya aktivitas saya lebih banyak ke kota Jakarta. Sejak dari jaman sekolah sampai bekerja. Hanya KTP saja yang statusnya sebagai warga Kota Tangerang.  Dan status seperti itu ternyata mengusik hati nurani saya secara perlahan. Apalagi ketika pada suatu hari dalam sebuah perjalanan backpackeran ke luar kota, di dalam kereta yang

Taman Kota 1 vs Taman Kota 2

Bagi saya taman itu sebuah tempat yang memiliki pesona tersendiri. Di dalam taman banyak hal yang bisa saya lakukan. Antara lain olahraga dan mengkhayal. Dan satu hal lagi, mengajak siapa pun ke taman pantas saja.  Ingin membawa anak kecil sampai lansia pantas saja. Mau sendiri atau rombongan juga pantas saja. Mau pagi-pagi, siang-siang atau sore-sorean pergi ke tamannya ya pantas saja. Itulah istimewanya taman menurut saya. Maka ketika pada suatu siang saya diajak jalan-jalan ke taman, ya senang-senang saja. Taman Kota 1 dan Taman Kota 2 di Bumi Serpong Damai (BSD). Kebetulan saya belum pernah main ke sana. Tentu penasaran dan antusias ingin tahu. Tempat pertama yang kami datangi adalah Taman Kota 1. Lokasinya tidak jauh dari ITC BSD. Bentuk tamannya memanjang. Dari pintu gerbang sudah terlihat kios-kios makanan. Jadi tak perlu kuatir bingung mencari tempat makan. Taman Kota 1 memang menyediakan tempat khusus bagi para pedagang. Lingkungan seputar Taman Kota 1 rasanya kurang da