Langsung ke konten utama

Menyambangi Stadion PERSIB

Sebagai sesama suporter seharusnya tidak perlu berseteru. Tidak perlu membawa emosi apalagi dendam. Apalagi sampai baku hantam dengan alasan menjaga harga diri tim. Lha wong tim yang dibela loh di dalam akur-akur saja dengan rivalnya. Para suporternya saja yang keterlaluan. Mereka tidak berpikir kalau hal tersebut justru merugikan tim yang dibelanya. Karena akan mendapat hukuman bertanding tanpa penonton.


Tim-tim besar seperti Persebaya, Persib, Persija, Arema dan lain-lain memiliki suporter yang fanatik. Antara suporter tim satu dengan tim lain bahkan ada yang merupakan musuh bebuyutan. Sehingga ketika dua tim yang suporternya bermusuhan itu saling bertemu, sudah dipastikan akan rusuh. Maka pasukan keamanan pun dikerahkan lebih banyak dari biasa.

Hal ini yang membuat saya tidak terlalu antusias lagi menonton langsung pertandingan sepak bola di stadion. Khawatir rusuh dan jadi korban tak bersalah. Tetapi saya tak menyesal. Sebab pernah merasakan keseruan menonton langsung dengan aman. Dan itu justru terjadi tim Persebaya berjumpa dengan tim Persib. Dua suporter tentu tak bisa dihindarkan saling bertemu di dalam dan luar stadion.

Saya yang di sebut Bonek sempat nonton bareng kawan-kawan yang justru merupakan pendukung Persib. Di dalam stadion kami memang berseteru. Tetapi ketika pertandingan usai kami saling berpelukan dan berjabat tangan tanda persahabatan.

Oleh karena itu ketika saya berkunjung ke Bandung pada suatu kesempatan, salah satu tempat yang tidak boleh dilewatkan adalah melongok markas Persib. Yang berada di pusat kota Bandung. Sementara kunjungan saya ke Bandung adalah di daerah Bandung Barat. Tentu memerlukan waktu dan tenaga ekstra untuk bisa ke sana.

Tapi setelah dijalani akhirnya saya sampai juga di sini. Di markas Persib. Stadion yang sudah ada sejak tahun 1903. Pada masa kolonial Belanda. Dan digunakan sebagai tempat latihan Sekolah sepak bola saat itu. Sidolig sebutannya. Dan saya bersyukur bisa melongok stadion Persib yang penuh sejarah ini.



Larindah, 24 Oktober 2017



#ODOPOKT20
#JelajahStadion


Tulisan ini diikutsertakan dalam program One Day One Post( ODOP) yang diselenggarakan oleh Blogger Muslimah Indonesia.







Komentar

  1. Balasan
    1. Hayuuk Mas. Siap jadi pemandu nih.. Hehehe

      Hapus
  2. Mrono o, Her. Bener, Mbak, suka gemes sesama suppoter kok berantem

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mba. Bikin ribet dan bikin masalah aja. Wong tinggal duduk manis sambil teriak-teriak dan nyemil kok. Malah antem-anteman.. Hehehe

      Hapus
  3. Dulu waktu sekolah tiap hari ngelewatin tapi gak pernah mampir karena memang gak suka bola😅

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ujung Aspal Pondok Gede

Di rumah ini aku dibesarkan Dibelai mesra lentik jari ibu Nama dusunku Ujung Aspal Pondok Gede Rimbun dan anggun ramah senyum penghuni dusun Kambing sembilan motor tiga bapak punya Ladang yang luas habis sudah sebagai gantinya Sampai saat tanah moyangku Tersentuh sebuah rencana dari serakahnya kota Terlihat murung wajah pribumi Terdengar langkah hewan bernyanyi  (Ujung Aspal Pondok Gede, Iwan Fals) Siapa yang tak mengenal lirik lagu tersebut? Lagu milik Iwan Fals itu begitu familiar ditelinga masyarakat. Saya salah satu penikmat lagu-lagu iwan Fals. Khusus lagu yang berjudul Ujung Aspal Pondok Gede, jiwa petualang saya bergolak saat mendengar lagu ini. Ada rasa ingin tahu dalam benak saya kala mencermati lirik demi lirik lagi itu. Maka tercetus niat di hati untuk suatu hari melongok daerah bernama Ujung Aspal Pondok Gede. Kesempatan itu pun tiba juga akhirnya. Suatu hari dengan ditemani seorang kawan saya bisa menjejakkan kaki di daerah  sana. Dengan mengendarai sepeda mo

Jam Gede Jasa Icon Baru Kota Tangerang

Kota Tangerang adalah salah satu wilayah kota di provinsi Banten. Merupakan kota terbesar di provinsi ini dan menjadi penyanggah Ibu kota Jakarta. Karena letaknya yang berbatasan langsung dengan Jakarta. Dan saya adalah salah satu warga Kota Tangerang yang kebetulan tinggalnya dekat perbatasan. Bisa disebut orang pinggiran. Pingirannya Jakarta dan pinggirannya Kota Tangerang.  Dokumen pribadi Bagaimana tidak disebut orang pinggiran. Lha wong untuk masuk wilayah Jakarta loh saya bisa dengan berjalan kaki. Sementara untuk pergi ke pusat Kota Tangerang butuh waktu sekitarnya 1-2 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan. Jauh bukan dari Kota Tangerang? Karenanya aktivitas saya lebih banyak ke kota Jakarta. Sejak dari jaman sekolah sampai bekerja. Hanya KTP saja yang statusnya sebagai warga Kota Tangerang.  Dan status seperti itu ternyata mengusik hati nurani saya secara perlahan. Apalagi ketika pada suatu hari dalam sebuah perjalanan backpackeran ke luar kota, di dalam kereta yang

Taman Kota 1 vs Taman Kota 2

Bagi saya taman itu sebuah tempat yang memiliki pesona tersendiri. Di dalam taman banyak hal yang bisa saya lakukan. Antara lain olahraga dan mengkhayal. Dan satu hal lagi, mengajak siapa pun ke taman pantas saja.  Ingin membawa anak kecil sampai lansia pantas saja. Mau sendiri atau rombongan juga pantas saja. Mau pagi-pagi, siang-siang atau sore-sorean pergi ke tamannya ya pantas saja. Itulah istimewanya taman menurut saya. Maka ketika pada suatu siang saya diajak jalan-jalan ke taman, ya senang-senang saja. Taman Kota 1 dan Taman Kota 2 di Bumi Serpong Damai (BSD). Kebetulan saya belum pernah main ke sana. Tentu penasaran dan antusias ingin tahu. Tempat pertama yang kami datangi adalah Taman Kota 1. Lokasinya tidak jauh dari ITC BSD. Bentuk tamannya memanjang. Dari pintu gerbang sudah terlihat kios-kios makanan. Jadi tak perlu kuatir bingung mencari tempat makan. Taman Kota 1 memang menyediakan tempat khusus bagi para pedagang. Lingkungan seputar Taman Kota 1 rasanya kurang da