Langsung ke konten utama

Meraih Berkah dan Menjalin Ukhuwah Melalui Blogging

Apa itu blogger? Siapa sih yang disebut blogger itu? Seberapa pantas kita menyebut diri sebagai blogger?

Pertanyaan itu menyeruak dipikiran ketika pada awal tahun 2015 saya memiliki blog atas anjuran seorang kawan.
"Elo harus punya blog, Den! Jadi bisa nulis sepuas Elo. Kan Elo suka nulis tuh! Enak deh kalo Elo udah punya blog," kata kawan saya dengan semangat '45.

"Caranya gimana bisa punya blog? Terus gini-gitunya blog Elo tahu gak?" tanya saya yang saat itu merasa gaptek (sampai sekarang sih... hihihi).

"Ya Elo download dulu aja aplikasinya. Soal gini-gitunya Elo tanya Embah goegle dah. Gue kagak ngerti juga soalnya," sahut kawan saya dengan santainya.

Maka begitulah, saya yang gaptek ini tahun 2015 memiliki blog dengan nama http://catatandenik13.blogspot.com
Keren! Duh, enggaklah. Karena saya hanya tahunya nulis, nulis dan nulis saja. Nulis, publish, selesai.

Karena pada dasarnya saya senang menulis. Dan niat menulis untuk berbagi pengalaman dan motivasi kepada semua yang membaca tulisan saya. Jadi ya sudah. Menulis saja tanpa berpikir untuk mendapatkan uang dari menulis.

Meski gaptek saya tetap rajin bertanya dan belajar dari Embah goegle. Maka ketika tanpa sengaja menemukan informasi mengenai lomba blog tentang "Ramah Difable" saya merasa tertantang.

Tertantang untuk mengetahui kualitas tulisan saya dan juga merasa harus menulis sesuatu tentang difable. Maka bulatlah hati ini untuk mengikuti lomba tersebut. Lomba yang diselenggarakan oleh Rumah Blogger Indonesia (RBI).

Saya pun mulai mengumpulkan materi dan melakukan wawancara dengan penyandang difable itu sendiri. Yang kebetulan kawan saya juga. Tapi tinggalnya di Solo. Maka demi mendapatkan hasil tulisan yang akurat, saya pun bolak-balik Tangerang-Solo untuk wawancara dan riset lapangan. Setelah selesai dan merasa mantap dengan apa yang saya tulis. Lalu saya kirimlah tulisan itu yang saya beri judul "Hidup Sesudah Mati Suri" dengan link http://catatandenik13.blogspot.com
Sudah, selesai dan lupakan.

Ketika awal-awal tahun 2016 mendapat email yang mengabarkan, bahwa saya adalah pemenang ketiga dari enam pemenang lomba blog "Ramah Difable" rasanya tak percaya. Apalagi ketika mengetahui kalau home RBI adalah di Solo juga. Wah, kebetulan sekali. Saya sudah tak asing dengan Kota Solo. Sehingga meluncurlah saya ke sana untuk menerima hadiah. Yeaaah!



Bersama salah satu panitia, kawan difable dan bapak penarik becak yang mengantar saya ke home RBI Solo.



Ini adalah kawan sekaligus nara sumber yang menginspirasi saya untuk membuat tulisan.

Sejak itu saya semakin semangat dalam menulis. Bukan karena kemenangan yang saya raih. Tapi karena tulisan saya ternyata mendapat apresiasi dan bisa diterima dengan baik. Maka disela-sela pekerjaan dan aktivitas yang tak ada henti, saya terus menulis, menulis dan menulis tentang apa yang saya lihat dan rasakan. Yang mungkin bisa menginspirasi orang lain. Jadi tidak tertarik untuk mengikuti lomba atau event-event yang ada unsur kompetisinya. Biasa saja.

Tapi ketika pada pertengahan tahun 2016, Gramedia mengadakan Gramedia Blogger Competition, saya kembali merasa tertantang. Bukan karena hadiahnya. Tapi karena ingin pihak Gramedia tahu bahwa ada orang yang merasa sangat senang dengan keberadaan Gramedia. Dan memilki kenangan terhadap Gramedia. Maka saya pun mengikuti kompetisi yang temanya "Aku dan Gramedia" dengan judul tulisan yang saya buat "Antara Aku, Gramedia dan Oasis" dan tidak lolos dalam jajaran pemenang yang mencapai 50 orang. Sungguh terlalu.

Saya pun penasaran. Masa sih gak bisa tembus? Sebanyak itu loh pemenangnya. Maka saya pun mengikuti kompetisi berikutnya dengan tema yang saya suka tentunya. Belagu sekali ya saya? Tentu tidak. Apa yang harus saya sombongkan? Saya ini gaptek. Cuma bisa menulis. Tapi menulisnya dari hati. Jadi tema yang masuk ke hati pula yang saya ikuti... Hehehe

Maka begitulah, saya mengikuti Gramedia Blogger Competition lagi dengan tema "Rumah dan Keberagaman Budaya dilingkungan Tempat Tinggalmu" dan karena saya tinggal di Tangerang yang masuk ke dalam provinsi Banten. Maka apa yang menarik di Bantenlah yang saya tulis, sebagai rumah saya. Dan jadilah tulisan dengan judul "Debus, antara Seni dan Magic Asal Banten" yang bisa klik di sini http://catatandenik13.blogspot.com dan lolos menjadi salah satu pemenang. Yeaaah...akhirnya.


Saat penyerahan hadiah berupa voucher belanja di toko buku Gramedia, Plaza Bintaro

Dari dua pencapaian tersebut dalam dunia blogging, apakah pertanyaan di awal tulisan ini sudah terjawab? Bagi saya masih belum. Karena saya masih belum apa-apa dan masih gaptek pula. Tulisan pun masih apalah-apalah.

Tapi saya merasa semakin bersemangat bahwa saya bisa! Asal mau belajar, belajar dan terus belajar. Tahun 2017 ini merupakan tahun ketiga saya terjun di dunia blogging. Meski tahun ini fokus saya belajar menulis buku dan ingin memiliki buku solo, tapi saya tetap berusaha menulis di blog dan mengisinya dengan tulisan-tulisan yang menginspirasi.

Dan hari ini, 27 Oktober 2017, bertepatan dengan hari Blogger Nasional. Saya yang meski gaptek, dengan bangga bisa berkata,"I am Blogger!" Dengan blogging saya meraih berkah dan mempererat ukhuwah dengan kawan-kawan semua, terutama kawan-kawan di Solo dan di Komunitas Blogger Muslimah Indonesia. Selamat Hari Blogger Nasional!




Larindah, 27 Oktober 2017



#ODOPTOKT23
#HariBloggerNasional



Tulisan ini diikutsertakan dalam program One Day One Post (ODOP) yang diselenggarakan oleh Blogger Muslimah Indonesia.


Komentar

  1. Semoga terus berkarya dan menginspirasi. Selamat Hari Blogger ya mbak Denik ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin...selamat hari Blogger juga ya Mba Nova.

      Hapus
  2. Ah, Mbak Denik keren..suka gaya nulisnya..ngalir aja..terus semangat ya Mbak:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Mba. Tetap semangaaaattt...hihihi...biar bisa sekeren Mba.

      Hapus
  3. Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  4. Lagi-lagi, saluut untuk semangat silaturahim Bu Denik... Semoga cita-citanya juga tercapai.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiiin...terima kasih , Mba. Doa yang sama juga untuk Mba ya?

      Hapus
  5. waah keren mba denik, kaya akan pengalaman dan kemudian dituangkan ke blog

    BalasHapus
  6. Hehehe semangat ya mbak ngeblognya, semoga semakin sukses. Makin sering menang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiiin...terima kasih Mba. Mohon bimbingannya ya?

      Hapus
  7. Suka dg gaya penilisannya mbaa. Hiks aku yg udh dr 2013 merasa blm pnya prestasi apa apa di dunia blogging. Nulis skdr nukis yg ada di hati dan pikiran. Pernah ikutan lomba tapi gagal mulu, huhu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangaaaattt Mbaaa...rajin menulisnya Mba di blog, itu sudah prestasi juga loh! Pelan-pelan saja. Suatu saat pasti ada hasilnya mba.

      Hapus
  8. saya awal2 dulu juga bingung apa itu blogger��. lama2 akhirnya tau dan jadi asik sih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi...iya, Mba. Apalagi yang sering menang lomba. Tambah asyik ya?

      Hapus
  9. Wow keren Mbak Denik prestasi ngeblognya, sampai ke Solo utk menerima hadiah.
    Yg penting kalah menang tetep menulis ya mbak Denik. InsyaAllah tulisan akan ketemu jalannya sendiri :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mba. Pokonya nulis saja. Kalah menang urusan mburi..hihihi

      Hapus
  10. aku suka tulisan mba denik. mesti mampir terus nih kesini buat belajar.

    BalasHapus
  11. Yeayy Alhamdulillah semangat mbak Denik! Semoga terus istiqomah dalam berkarya!

    BalasHapus
  12. MasyaAllah tabarakallah.. inspiratif sekali mba Denik ini. Jadi pengen berguru sama mbak. Barakallah ya mbak

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ujung Aspal Pondok Gede

Di rumah ini aku dibesarkan Dibelai mesra lentik jari ibu Nama dusunku Ujung Aspal Pondok Gede Rimbun dan anggun ramah senyum penghuni dusun Kambing sembilan motor tiga bapak punya Ladang yang luas habis sudah sebagai gantinya Sampai saat tanah moyangku Tersentuh sebuah rencana dari serakahnya kota Terlihat murung wajah pribumi Terdengar langkah hewan bernyanyi  (Ujung Aspal Pondok Gede, Iwan Fals) Siapa yang tak mengenal lirik lagu tersebut? Lagu milik Iwan Fals itu begitu familiar ditelinga masyarakat. Saya salah satu penikmat lagu-lagu iwan Fals. Khusus lagu yang berjudul Ujung Aspal Pondok Gede, jiwa petualang saya bergolak saat mendengar lagu ini. Ada rasa ingin tahu dalam benak saya kala mencermati lirik demi lirik lagi itu. Maka tercetus niat di hati untuk suatu hari melongok daerah bernama Ujung Aspal Pondok Gede. Kesempatan itu pun tiba juga akhirnya. Suatu hari dengan ditemani seorang kawan saya bisa menjejakkan kaki di daerah  sana. Dengan mengendarai sepeda mo

Jam Gede Jasa Icon Baru Kota Tangerang

Kota Tangerang adalah salah satu wilayah kota di provinsi Banten. Merupakan kota terbesar di provinsi ini dan menjadi penyanggah Ibu kota Jakarta. Karena letaknya yang berbatasan langsung dengan Jakarta. Dan saya adalah salah satu warga Kota Tangerang yang kebetulan tinggalnya dekat perbatasan. Bisa disebut orang pinggiran. Pingirannya Jakarta dan pinggirannya Kota Tangerang.  Dokumen pribadi Bagaimana tidak disebut orang pinggiran. Lha wong untuk masuk wilayah Jakarta loh saya bisa dengan berjalan kaki. Sementara untuk pergi ke pusat Kota Tangerang butuh waktu sekitarnya 1-2 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan. Jauh bukan dari Kota Tangerang? Karenanya aktivitas saya lebih banyak ke kota Jakarta. Sejak dari jaman sekolah sampai bekerja. Hanya KTP saja yang statusnya sebagai warga Kota Tangerang.  Dan status seperti itu ternyata mengusik hati nurani saya secara perlahan. Apalagi ketika pada suatu hari dalam sebuah perjalanan backpackeran ke luar kota, di dalam kereta yang

Taman Kota 1 vs Taman Kota 2

Bagi saya taman itu sebuah tempat yang memiliki pesona tersendiri. Di dalam taman banyak hal yang bisa saya lakukan. Antara lain olahraga dan mengkhayal. Dan satu hal lagi, mengajak siapa pun ke taman pantas saja.  Ingin membawa anak kecil sampai lansia pantas saja. Mau sendiri atau rombongan juga pantas saja. Mau pagi-pagi, siang-siang atau sore-sorean pergi ke tamannya ya pantas saja. Itulah istimewanya taman menurut saya. Maka ketika pada suatu siang saya diajak jalan-jalan ke taman, ya senang-senang saja. Taman Kota 1 dan Taman Kota 2 di Bumi Serpong Damai (BSD). Kebetulan saya belum pernah main ke sana. Tentu penasaran dan antusias ingin tahu. Tempat pertama yang kami datangi adalah Taman Kota 1. Lokasinya tidak jauh dari ITC BSD. Bentuk tamannya memanjang. Dari pintu gerbang sudah terlihat kios-kios makanan. Jadi tak perlu kuatir bingung mencari tempat makan. Taman Kota 1 memang menyediakan tempat khusus bagi para pedagang. Lingkungan seputar Taman Kota 1 rasanya kurang da