Langsung ke konten utama

Pada Suatu Minggu di Transmart Cilandak Jakarta

Transmart Carrefour Cilandak merupakan salah satu pusat perbelanjaan yang cukup besar dan ramai dibilangan Selatan Jakarta. Pada hari Sabtu-Minggu tempat ini ramai dikunjungi oleh masyarakat. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa dan rombongan keluarga. Khusus hari Minggu, 8 Oktober 2017 yang lalu saya menjadi salah satu pengunjung yang ikut memadati tempat tersebut.

Kok bisa? Padahal saya kan tinggal di Tangerang. Untuk apa jauh-jauh ke sana? Apalagi sejujurnya saya orang yang paling malas pergi ke pusat perbelanjaan seperti itu. Tapi khusus hari Minggu yang lalu saya memang sudah mengosongkan jadwal untuk bisa pergi ke sana. Sebab ada acara yang ingin saya ikuti dan pelajari di sana. Tentu saja acara yang memberi manfaat.

Dan acara itu adalah sinau membatik. Wow, acara apa itu? Bermanfaat kah? Dan seberapa penting sampai jauh-jauh dibelain datang. Wah, panjang ceritanya jika dijabarkan. Tapi akan saya jelaskan beberapa hal yang membuat acara ini sangat bermanfaat dan menarik hati saya.


Batik. Semua tentu tahu apa itu batik. Dunia bahkan sudah mengakui bahwa batik merupakan warisan budaya tak benda asli Indonesia. Tapi tahukah bagaimana proses sebuah batik itu tercipta? Khususnya batik tulis dan cap. Karena batik tulis dan batik cap ini yang benar-benar disebut batik. Bukan yang printing.




Nah, sebagai pewaris budaya tentu terutama generasi muda, perlu mengetahui prosesnya. Agar bisa menghargai sebuah karya. Bahkan kalau bisa ikut melestarikan warisan budaya ini.




Saya yang menggemari batik dan kain Nusantara merasa perlu mengetahui hal ini. Meski ini bukan kali pertama saya ikut sinau membatik. Tetap saja pada saat mengikuti acara hari Minggu yang lalu itu sempat merasa stress karena butuh kesabaran yang full untuk mendapatkan hasil yang bagus. Sementara apa yang saya kerjakan mbleber terus hasilnya.




Hasil apa sih? Terus apanya yang mleber? Jadi, batik itu adalah lukisan atau gambar yang ditulis di atas kain menggunakan canting dan malam (lilin). Setelah itu diberi warna dengan cara dicelup dan direbus. Lalu di jemurlah kain tersebut sampai kering. Hal-hal yang membuat saya stress adalah saat menggunakan canting dan malam. Waduh, harus hati-hati agar mendapatkan hasil yang baik.



Ini adalah beberapa perlengkapan membatik selain canting dan malam. Di sinilah proses pewarnaan dilakukan. Ribet ya? Memang. Karena itu jangan mengeluh. Dan jangan melongo kalau harga batik terutama batik tulis mahal. Cara membuatnya tidak mudah.



Kalau yang ini adalah proses membuat jumputan. Sama-sama dicelup dan direbus untuk mendapatkan hasil bagus.Bedanya kalau jumputan diikat-ikat. Tidak ditulis menggunakan malam dan canting seperti ini




Selanjutnya hasil batik yang sudah dibuat dan jumputan yang sudah selesai diberi warna, tinggal di jemur deh. Dan tunggu sampai kering. Tidak mudahkan?


Batik karya saya (dokpri)




Adalah Komunitas Sahabat Budaya yang mempelopori kegiatan ini. Dalam berbagai kesempatan dan diberbagai tempat, Sahabat Budaya kerap menggelar kegiatan semacam ini. Tujuannya tentu saja melestarikan warisan budaya bangsa. Dengan cara sinau batik seperti ini. Dan untuk kali ini Sahabat Budaya bekerjasama dengan Transmart Cilandak mengundang Sekolah Dasar Negeri 13, Cilandak Barat, Jakarta. Alhamdulillah antusias anak-anak mengikuti kegiatan ini begitu besar. Sehingga tidak sia-sia acara ini di gelar.

Ada sepuluh siswa-siswi yang karyanya terpilih sebagai yang terbagus. Dan sepuluh siswa-siswi tersebut pun berhak mendapatkan bingkisan dari belvita sebagai sponsor. Wah, menyenangkan ya? Sudah dapat ilmu dapat pula bingkisan. Hari Minggu yang menyenangkan dan penuh kegembiraan. Dan saya merasa senang bisa menjadi bagian di hari Minggu yang cerah itu.

 


Rasa lelah itu pun terbalas dengan kepuasan batin yang tidak bisa tergantikan. Dari proses sinau membatik ini saya merasakan betapa rumitnya sebuah karya batik tulis itu diciptakan. Saya pun jadi semakin sayang dengan batik-batik yang saya miliki.

Semoga anak-anak itu atau siapa saja yang sudah mengetahui apa dan bagaimana batik itu tercipta, bisa menghargai sebuah karya. Dan rasanya tidak hanya batik. Tapi juga karya lain.


Larindah, 14 Oktober 2017


#ODOPOKT12
#SINAUBATIK



Tulisan ini diikutsertakan dalam program One Day One Post (ODOP) yang diselenggarakan oleh Blogger Muslimah Indonesia.

Komentar

  1. Kegiatannya mengasyikkan ya mbak Denik. Semoga terus berlanjut dan menginspirasi siapapun untuk belajar membatik, agar budaya ini tetap lestari

    BalasHapus
  2. Di Kelas enam, aku ngajarinnya batik jumputan mbak. Pengen bisa batik pake canting.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa Mba. Kapan-kapan pas waktunya tepat kukbr2i deh.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ujung Aspal Pondok Gede

Di rumah ini aku dibesarkan Dibelai mesra lentik jari ibu Nama dusunku Ujung Aspal Pondok Gede Rimbun dan anggun ramah senyum penghuni dusun Kambing sembilan motor tiga bapak punya Ladang yang luas habis sudah sebagai gantinya Sampai saat tanah moyangku Tersentuh sebuah rencana dari serakahnya kota Terlihat murung wajah pribumi Terdengar langkah hewan bernyanyi  (Ujung Aspal Pondok Gede, Iwan Fals) Siapa yang tak mengenal lirik lagu tersebut? Lagu milik Iwan Fals itu begitu familiar ditelinga masyarakat. Saya salah satu penikmat lagu-lagu iwan Fals. Khusus lagu yang berjudul Ujung Aspal Pondok Gede, jiwa petualang saya bergolak saat mendengar lagu ini. Ada rasa ingin tahu dalam benak saya kala mencermati lirik demi lirik lagi itu. Maka tercetus niat di hati untuk suatu hari melongok daerah bernama Ujung Aspal Pondok Gede. Kesempatan itu pun tiba juga akhirnya. Suatu hari dengan ditemani seorang kawan saya bisa menjejakkan kaki di daerah  sana. Dengan mengendarai ...

Jam Gede Jasa Icon Baru Kota Tangerang

Kota Tangerang adalah salah satu wilayah kota di provinsi Banten. Merupakan kota terbesar di provinsi ini dan menjadi penyanggah Ibu kota Jakarta. Karena letaknya yang berbatasan langsung dengan Jakarta. Dan saya adalah salah satu warga Kota Tangerang yang kebetulan tinggalnya dekat perbatasan. Bisa disebut orang pinggiran. Pingirannya Jakarta dan pinggirannya Kota Tangerang.  Dokumen pribadi Bagaimana tidak disebut orang pinggiran. Lha wong untuk masuk wilayah Jakarta loh saya bisa dengan berjalan kaki. Sementara untuk pergi ke pusat Kota Tangerang butuh waktu sekitarnya 1-2 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan. Jauh bukan dari Kota Tangerang? Karenanya aktivitas saya lebih banyak ke kota Jakarta. Sejak dari jaman sekolah sampai bekerja. Hanya KTP saja yang statusnya sebagai warga Kota Tangerang.  Dan status seperti itu ternyata mengusik hati nurani saya secara perlahan. Apalagi ketika pada suatu hari dalam sebuah perjalanan backpackeran ke luar kota, di dalam ke...

Jembatan UNIS Jembatan Merahnya Kota Tangerang

Melanjutkan pengenalan terhadap kota di mana saya tinggal, yaitu Kota Tangerang. Maka petualangan pun saya lanjutkan dengan menyusuri Jalan Cikokol usai melihat kemegahan Jam Gede Jasa.  Saat melintas di wilayah Kota Tangerang dari arah Cikokol menuju Jalan Kalipasir, ada sebuah pemandangan yang cukup menarik perhatian. Yakni sebuah jembatan merah yang melintang di atas sungai Cisadane. Jembatan ini bernama Jembatan UNIS. Jembatan merahnya Kota Tangerang. Dokumen pribadi Di sebut Jembatan UNIS karena letaknya tidak jauh dari Universitas Islam Syech Yusuf. Salah satu perguruan tinggi di Kota Tangerang yang usianya sudah cukup tua, yakni sekitar 51 tahunan lebih. Jembatan ini menghubungkan Kecamatan Babakan dengan Kecamatan Karawaci, Tangerang. Jalur terdekat untuk menuju daerah tanah gocapnya Tangerang dan Rumah Duka Boen Tek Bio. Saya masih ingat ketika beberapa tahun lalu melintasi jembatan itu, kondisinya belum seperti sekarang ini. Masih berupa jembatan biasa. Sehingga a...