Pesona kota Bukittinggi adalah Jam Gadang dan Ngarai Sianok yang terkenal akan keindahannya. Namun jika sudah berada di sana sangat sayang jika melewatkan tempat-tempat indah lainnya. Salah satu tempat itu adalah Janjang Koto Gadang.
Dokumen pribadi
Great Wall of Koto Gadang (GWoKG) adalah sebuah tangga panjang yang dibangun menyerupai tembok cina. Oleh karena itu disebut sebagai Tembok Cinanya Koto Gadang. Membentang sepanjang 1,7 km membelah Ngarai Sianok.
Letak persisnya di antara Kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi. Namanya diambil dari sebuah nagari (desa) yang berada di bawah kawasan Kabupaten Agam. Sebelum diberi nama Janjang Koto Gadang, jembatan ini sudah ada sejak tahun 1900. Akibat gempa yang melanda Bukittinggi, jembatan ini hancur.
Lalu atas kesepakatan bersama jembatan tersebut dibangun kembali, dan diberi nama Janjang Koto Gadang. Diresmikan oleh Tifatul Sembiring pada tanggal 26 Januari 2013. Di ujung Janjang dibangun Monumen Pahlawan H. Agoes Salim dan surau ketek.
Dokumen pribadi
Menurut riwayat tangga ini sudah ada sejak tahun 1814. Dibuat secara bergotong royong sebagai jalan pintas menuju Pasar Ateh dan bawah di Bukittinggi. Juga untuk mengambil air bersih di Batang Sianok di dasar Ngarai.
Pada jaman Belanda tangga tersebut diberi nama Janjang Batuang (Tangga Bambu). Karena dibuat dari bambu yang disusun rapih. Dulu warga banyak yang bekerja sebagai pengangkut pasir, yang diambil dari Batang Sianok.
Tanpa jalan ini Koto Gadang agak terisolasi, karena harus melewati jalan berputar. Jadi sejak dulu jalan ini memang sudah ada. Hanya saja berbeda nama dan berbeda cara dalam pembuatannya.
Dokumen pribadi
Memasuki Janjang Koto Gadang tidak perlu membayar tiket. Cukup menyiapkan uang parkir, uang kebersihan dan juga menyiapkan tenaga yang cukup. Sebab tangga yang naik dan menurun akan menguras tenaga yang cukup banyak. Ada sekitar 1000 anak tangga yang ada di sana.
Sebelum menaiki tangga, perjalanan akan melalui jembatan gantung terlebih dulu. Dari atas jembatan gantung keindahan Ngarai Sianok terpampang indah di depan mata. Setelah itu barulah dijumpai anak tangga pertama dan seterusnya yang akan membawa perjalanan sampai di perbatasan Kabupaten Agam.
Dokumen pribadi
Perjalanan yang cukup membuat napas terengah-engah. Namun akan hilang dengan sekejap, terbuai hamparan pemandangan indah Ngarai Sianok. Betapa indah ciptaan-Nya itu. Betapa beruntung bagi yang bisa melihat lukisan itu secara langsung.
Kenangan Agustus 2015
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusWah, saya baru tahu kalo ada Janjang Koto Gadang di Bukittinggi. :D
BalasHapusIya...diperbaharui setelah gempa bumi yang melanda Bukittinggi beberapa tahun yang lalu.
BalasHapus