Bangsa yang besar adalah bangsa yang mau menghormati jasa pahlawannya. (Soekarno)
Hal itulah yang memantapkan langkah saya menuju Bukit Tinggi. Kota kelahiran salah satu proklamator bangsa Indonesia, Mohammad Hatta. Rumah yang terletak di jalan Soekarno-Hatta No.37, Bukit Tinggi itu masih tampak sepi saat saya tiba di sana.
Waktu menunjukan pukul 08:15 WIB. Saya merupakan pengunjung pertama. Saya pun dipersilakan masuk lebih dulu. Memasuki ruangan utama, tampak lemari buku dengan deretan foto keluarga di atas lemari tersebut. Seperangkat meja dan kursi tamu menghiasi ruangan.
Di sisi sebelah kiri ruangan terdapat dua kamar tidur. Sedangkan di sisi sebelah kanan ruangan terdapat satu ruangan berukuran lebih besar. Di dalamnya terdapat sebuah sumur yang sudah ditutup.
Kamar Boejang (dokpri)
Keluar menuju bagian belakang rumah tampak dua buah lumbung padi yang berdiri kokoh, di sisi sebelah kiri halaman. Di seberang halaman belakang terdapat tiga ruangan yang berjejeran. Salah satu ruangan itu ada terdapat tulisan "Kamar Bujang" yang merupakan kamar tidur Bung Hatta. Di dalamnya terdapat sebuah dipan, sebuah lemari kayu, sebuah meja belajar beserta kursi dari kayu. Dan tak ketinggalan sebuah sepeda onthel.
Ruang makan (dokpri)
Di samping kamar bujang terdapat sebuah ruangan bertuliskan "Dapur" lalu di samping dapur ada ruangan yang cukup luas bertuliskan "Kamar Mandi" Di depan dapur tampak ruangan lagi bertuliskan "Ruang Makan" yang di dalamnya, bisa dijumpai seperangkat meja dan kursi makan dari kayu. Di salah satu sudut ruang makan tampak sebuah tangga, yang rupanya tangga menuju lantai dua.
Pemandangan pertama yang tersuguh di lantai dua adalah sebuah balkon yang panjang, dengan tanaman hias aneka rupa. Memasuki ruangan utama di lantai dua, kembali terlihat seperangkat meja dan kursi tamu dari kayu. Di sisi kiri ruangan terdapat sebuah kamar bertuliskan "Kamar Tempat Bung Hatta dilahirkan" dan sebuah foto besar bertuliskan "Saleha, Ibunda Moh.Hatta."
Ibunda Bung Hatta (dokpri)
Sesaat ada perasaan haru menyelusup dalam relung hati, manakala memandangi foto perempuan tua bertuliskan ibunda. Ya, sosok ibunda selalu membersitkan keharuan. Sebab sosok ibunda adalah pahlawan sesungguhnya dalam kehidupan anak manusia.
Turun kembali ke lantai bawah dan memutar melalui halaman samping menuju teras, tampak sebuah kandang berukuran besar. Kandang delman tulisan yang tertera di sana. Cukup untuk menampung 2-3 delman.
Dari halaman samping bisa melepas pandangan menatap rumah yang sederhana nan asri. Teras depan rumah yang dihiasi aneka tanaman hias menambah keteduhan suasana.
Di sisi kanan teras terdapat sebuah ruangan bertuliskan "Kamar Baca Bujang" yang merupakan tempat Bung Hatta menghabiskan waktunya berkutat dengan buku.
Sebuah rumah yang memang sudah banyak perbaikan di sana-sini. Tapi di rumah itu telah dilahirkan tokoh besar pejuang bangsa, Mohammad Hatta. Senang rasanya bisa berkunjung ke sana, mengenang perjuangan dan jasa-jasa Sang Proklamator.
Larinda, 16 Agustus 2015
Komentar
Posting Komentar