Langsung ke konten utama

Masjid Raya Al-A'Zhom Si Kubah Biru Icon Kota Tangerang

Mendengar kata Tangerang, yang terlintas dibenak sebagian orang tentu sebuah pabrik, truk-truk besar dan keriwehan karyawan pabrik. Tidak salah memang, sebab banyaknya pabrik yang berdiri di kota tersebut menjadikannya salah satu kawasan industri dengan peminat cukup tinggi. Terutama masyarakat yang tinggal di Pulau Jawa dan sebagian Pulau Sumatera.

Tetapi ditengah keriwehan itu, Kota Tangerang memiliki banyak tempat yang bisa di explor. Mulai dari wisata situ, hutan kota dan wisata religi dengan bangunan masjid yang unik. Salah satunya adalah Masjid Raya Al- A'Zhom. 

Dokumen pribadi

Sebuah masjid dengan ciri khas kubahnya yang sangat besar. Dengan warna biru cerah kubah tersebut sangat menarik perhatian. Dengan diameter 63 m menjadikan kubah ini terbesar di dunia.

Daya tarik masjid kebanggaan masyarakat Kota Tangerang ini memang dibagian kubahnya. Selain menjadi yang terbesar di dunia, kubah yang terdiri dari 5 buah ini tidak memiliki tiang penampang didalamnya. Pemilihan kubah dengan jumlah 5 buah memiliki makna, 5 rukun islam dan 5 waktu sholat.

Dokumen pribadi

Masjid Raya Al-  A'Zhom berada di depan kantor walikota Tangerang. Diresmikan pada tanggal 28 Februari 2003 oleh walikota Tangerang saat itu, H.Moch.Thamrin. Arsitek masjid tersebut adalah seorang Guru Besar Jurusan Arsitek ITB, Bandung, Jawa Barat, Ir.H.Slamet Wirasonjaya.

Masjid yang berdiri di areal tanah seluas 2,25 ha ini memiliki area parkir yang cukup luas, sekitar 14.000 m. Sedangkan jamaah yang tertampung di masjid ini bisa mencapai 15.000 orang.

Dokumen pribadi

Masjid ini memiliki menara dengan tinggi 30 m. Pemilihan tinggi mencapai 30 m ini juga memiliki makna, yakni 30 jus Al-qur'an. Sedangkan tinggi kuncup menara adalah 6 m, yang memiliki makna 6 rukun islam. Selain itu masjid ini dilengkapi dengan 4 buah toren. Pemilihan angka 4 untuk toren pun memiliki makna, yakni akidah, akhlak, syariah dan ibadah.

Hal lain yang membuat Masjid Raya Al-A'Zhom menarik adalah, adanya kantilever di atas genteng. Berbentuk benteng dengan banyak lubang di tengah. Pemilihan bentuk benteng karena Tangerang dikenal dengan Kota Benteng. Jadi jangan lewatkan untuk singgah di masjid ini bila sedang berkunjung ke Tangerang. Si Kubah biru di kota berjuluk Kota Benteng. (EP)







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ujung Aspal Pondok Gede

Di rumah ini aku dibesarkan Dibelai mesra lentik jari ibu Nama dusunku Ujung Aspal Pondok Gede Rimbun dan anggun ramah senyum penghuni dusun Kambing sembilan motor tiga bapak punya Ladang yang luas habis sudah sebagai gantinya Sampai saat tanah moyangku Tersentuh sebuah rencana dari serakahnya kota Terlihat murung wajah pribumi Terdengar langkah hewan bernyanyi  (Ujung Aspal Pondok Gede, Iwan Fals) Siapa yang tak mengenal lirik lagu tersebut? Lagu milik Iwan Fals itu begitu familiar ditelinga masyarakat. Saya salah satu penikmat lagu-lagu iwan Fals. Khusus lagu yang berjudul Ujung Aspal Pondok Gede, jiwa petualang saya bergolak saat mendengar lagu ini. Ada rasa ingin tahu dalam benak saya kala mencermati lirik demi lirik lagi itu. Maka tercetus niat di hati untuk suatu hari melongok daerah bernama Ujung Aspal Pondok Gede. Kesempatan itu pun tiba juga akhirnya. Suatu hari dengan ditemani seorang kawan saya bisa menjejakkan kaki di daerah  sana. Dengan mengendarai sepeda mo

Jam Gede Jasa Icon Baru Kota Tangerang

Kota Tangerang adalah salah satu wilayah kota di provinsi Banten. Merupakan kota terbesar di provinsi ini dan menjadi penyanggah Ibu kota Jakarta. Karena letaknya yang berbatasan langsung dengan Jakarta. Dan saya adalah salah satu warga Kota Tangerang yang kebetulan tinggalnya dekat perbatasan. Bisa disebut orang pinggiran. Pingirannya Jakarta dan pinggirannya Kota Tangerang.  Dokumen pribadi Bagaimana tidak disebut orang pinggiran. Lha wong untuk masuk wilayah Jakarta loh saya bisa dengan berjalan kaki. Sementara untuk pergi ke pusat Kota Tangerang butuh waktu sekitarnya 1-2 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan. Jauh bukan dari Kota Tangerang? Karenanya aktivitas saya lebih banyak ke kota Jakarta. Sejak dari jaman sekolah sampai bekerja. Hanya KTP saja yang statusnya sebagai warga Kota Tangerang.  Dan status seperti itu ternyata mengusik hati nurani saya secara perlahan. Apalagi ketika pada suatu hari dalam sebuah perjalanan backpackeran ke luar kota, di dalam kereta yang

Taman Kota 1 vs Taman Kota 2

Bagi saya taman itu sebuah tempat yang memiliki pesona tersendiri. Di dalam taman banyak hal yang bisa saya lakukan. Antara lain olahraga dan mengkhayal. Dan satu hal lagi, mengajak siapa pun ke taman pantas saja.  Ingin membawa anak kecil sampai lansia pantas saja. Mau sendiri atau rombongan juga pantas saja. Mau pagi-pagi, siang-siang atau sore-sorean pergi ke tamannya ya pantas saja. Itulah istimewanya taman menurut saya. Maka ketika pada suatu siang saya diajak jalan-jalan ke taman, ya senang-senang saja. Taman Kota 1 dan Taman Kota 2 di Bumi Serpong Damai (BSD). Kebetulan saya belum pernah main ke sana. Tentu penasaran dan antusias ingin tahu. Tempat pertama yang kami datangi adalah Taman Kota 1. Lokasinya tidak jauh dari ITC BSD. Bentuk tamannya memanjang. Dari pintu gerbang sudah terlihat kios-kios makanan. Jadi tak perlu kuatir bingung mencari tempat makan. Taman Kota 1 memang menyediakan tempat khusus bagi para pedagang. Lingkungan seputar Taman Kota 1 rasanya kurang da