Langsung ke konten utama

Masjid Al-Alam Tempat Si Pitung Menangkan Diri

Si Pitung. Tentu pernah mendengar nama itu bukan? Ya, Robbin Hood-nya Betawi. Si Pitung memang jagoan asal Betawi. Menjadi legenda di kalangan masyarakat Betawi. Terutama penduduk di sekitar kampung Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. 

Di sana ada sebuah bangunan yang disebut sebagai rumah si Pitung. Konon rumah itu dahulu adalah tempat tinggal si Pitung dan keluarganya tinggal. Terlepas dari benar atau tidaknya keberadaan si Pitung, tetapi rumah si Pitung kini sudah menjadi cagar budaya dan sebagai salah satu objek wisata Jakarta.

Saya pun berkesempatan mengunjungi tempat itu beberapa waktu yang lalu. Tetapi yang menjadi bahasan saya kali ini bukan tentang rumah si Pitung. Melainkan tentang sebuah masjid yang letaknya tidak jauh dari rumah si Pitung. Masjid yang memiliki nama masjid Al-Alam ini konon, tempat si Pitung menenangkan diri. Kala si Pitung sedang sedih dan ingin menyendiri. Kalau istilah sekarang, si Pitung sedang galau.

Dokumen pribadi

Masjid ini rupanya sangat dikenal oleh masyarakat dari luar Jakarta. Terbukti dari beberapa pengunjung yang mengaku berasal dari Solo, Tegal dan lain sebagainya. Entah untuk masyarakat Betawi aslinya. Apakah mengenal masjid ini dengan baik? Semoga. 

Saat iseng saya tanyakan tujuan mereka datang ke sana? Jawabannya beraneka ragam. Ada yang ingin mencari wangsit, mencari jodoh.  Ada yang ingin memiliki anak. Saya sendiri tanpa diduga balik ditanya oleh mereka. 

"Kalau Mba-nya ke sini mau awet muda ya?"

Saya hanya tersenyum sambil ngeloyor pergi dengan mimik yang mungkin terlihat bodoh bertanya sendiri dalam hati.

"Emang bisa ya?"

Rupanya menurut cerita. Di samping masjid Al-Alam terdapat sebuah sumur tua yang tidak pernah kering sejak pertama dibangun. Meskipun saat musim kemarau panjang. Barang siapa yang berwudhu dengan air sumur itu maka akan awet muda.

"Pantas saja tadi saya di tanya seperti itu oleh mereka. Ini toh sumbernya," pikir saya.

Dokumen pribadi

Boleh percaya boleh tidak. Itu salah satu mitos yang terkait dengan sumur tua di samping masjid Al-Alam. Saya pun akhirnya memang berkesempatan wudhu dengan air sumur itu. Bukan karena mempercayai mitos itu.Tetapi karena wajah saya sudah terasa lengket dan berdebu-debu. Secara dari Tangerang-Marunda motoran bo.

Masjid Al-Alam konon dibangun dalam waktu semalam oleh wali songo. Masjid ini pada masa perjuangan dijadikan tempat persembunyian dan tempat menyusun strategi perang pasukan Fatahillah. Konon lagi saat tentara kompeni mengamat-amati masjid ini, mereka tidak melihat ada orang didalamnya.

Dokumen pribadi

Oleh karena itu banyak orang yang berkunjung ke masjid ini. Dengan berbagai keperluan. Karena beranggapan masjid ini kramat. Memiliki kekuatan magis. Masjid ini juga dijadikan sebagai salah satu cagar budaya. Yang dilindungi oleh pemerintah.

Namun sayang, saat saya berkunjung ke sana akses menuju masjid masih belum bagus. Jalan setapaknya masih rusak. Belum lagi masih harus melewati pemukiman penduduk yang, maaf, masih tampak kumuh. Masjid Al-Alam memang berada di tengah-tengah pemukiman penduduk. Setiap harinya masjid itu digunakan sebagai tempat ibadah seperti umumnya.

Mendengar hal ini, dalam pikiran saya timbul pernyataan iseng terkait mitos yang mengatakan, air dari sumur tua di samping masjid yang bisa membuat awet muda. Jika memang benar, tentu tak saya jumpai orang-orang dengan wajah keriput (tua). Kan mereka sehari-hari berwudhu dengan air sumur itu saat sholat. Nyatanya? Ya, namanya juga mitos. Boleh percaya boleh tidak. Yang pasti saya sudah tidak penasaran lagi dengan masjid si Pitung.


#HariKesembilanbelas
#OneDayOnePost
#ExplorMasjid










Komentar

  1. Wow..nice info mbak...
    Belum pernah kesini *tutupmuka

    kapan-kapan wudhu juga ah disitu
    *eh
    kalau jadi awet muda kebetulan kali ya =))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe...iya Mba Sakifah. Kebetulan awet muda.

      Hapus
  2. wkwkwkwk...mau juga ah awet muda, wudlu air sumur tsb

    BalasHapus
  3. wkwkwkwk...mau juga ah awet muda, wudlu air sumur tsb

    BalasHapus
  4. Aku pernah kesitu ya sayang ya akses ke situ jlnnya kurang bagus
    Btw...nice pic

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Bu Arti sayang sekali. Semoga kedepannya bisa lebih baik lagi.

      Hapus
  5. Mbak denik keren..
    Tau nggak mbak? kalo mbak denik cerita tentang sebuah tempat bikin kepengen pergi ke sana.. kalo mbak denik cerita tentang makanan jadi pengen makan makanan itu..^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang biar pada kepengen makanya aku ceritain...hehehe

      Hapus
  6. Sepatu! informatif n pic-nya bagus.

    BalasHapus
  7. Semoga aku juga bisa ke sana..
    thanks infonya mba Denik, kalau ke sana ntar mau wudhu pake air sumur itu :D

    BalasHapus
  8. hmm... nice info, jadi pingin ke sana juga...
    #mumpung masih tinggal di (dekat) jakarte... hehe...

    BalasHapus
  9. Keren ..
    Semoga semakin bnyk yg tertarik menulis dg tema sejarah.

    BalasHapus
  10. mbak denik suka jalan-jalan

    thanks tulisannya mbak. meski lewat sebuah cerita. jadi tahu masjid si pitung lewat tulisan mbak denik

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ujung Aspal Pondok Gede

Di rumah ini aku dibesarkan Dibelai mesra lentik jari ibu Nama dusunku Ujung Aspal Pondok Gede Rimbun dan anggun ramah senyum penghuni dusun Kambing sembilan motor tiga bapak punya Ladang yang luas habis sudah sebagai gantinya Sampai saat tanah moyangku Tersentuh sebuah rencana dari serakahnya kota Terlihat murung wajah pribumi Terdengar langkah hewan bernyanyi  (Ujung Aspal Pondok Gede, Iwan Fals) Siapa yang tak mengenal lirik lagu tersebut? Lagu milik Iwan Fals itu begitu familiar ditelinga masyarakat. Saya salah satu penikmat lagu-lagu iwan Fals. Khusus lagu yang berjudul Ujung Aspal Pondok Gede, jiwa petualang saya bergolak saat mendengar lagu ini. Ada rasa ingin tahu dalam benak saya kala mencermati lirik demi lirik lagi itu. Maka tercetus niat di hati untuk suatu hari melongok daerah bernama Ujung Aspal Pondok Gede. Kesempatan itu pun tiba juga akhirnya. Suatu hari dengan ditemani seorang kawan saya bisa menjejakkan kaki di daerah  sana. Dengan mengendarai sepeda mo

Jam Gede Jasa Icon Baru Kota Tangerang

Kota Tangerang adalah salah satu wilayah kota di provinsi Banten. Merupakan kota terbesar di provinsi ini dan menjadi penyanggah Ibu kota Jakarta. Karena letaknya yang berbatasan langsung dengan Jakarta. Dan saya adalah salah satu warga Kota Tangerang yang kebetulan tinggalnya dekat perbatasan. Bisa disebut orang pinggiran. Pingirannya Jakarta dan pinggirannya Kota Tangerang.  Dokumen pribadi Bagaimana tidak disebut orang pinggiran. Lha wong untuk masuk wilayah Jakarta loh saya bisa dengan berjalan kaki. Sementara untuk pergi ke pusat Kota Tangerang butuh waktu sekitarnya 1-2 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan. Jauh bukan dari Kota Tangerang? Karenanya aktivitas saya lebih banyak ke kota Jakarta. Sejak dari jaman sekolah sampai bekerja. Hanya KTP saja yang statusnya sebagai warga Kota Tangerang.  Dan status seperti itu ternyata mengusik hati nurani saya secara perlahan. Apalagi ketika pada suatu hari dalam sebuah perjalanan backpackeran ke luar kota, di dalam kereta yang

Taman Kota 1 vs Taman Kota 2

Bagi saya taman itu sebuah tempat yang memiliki pesona tersendiri. Di dalam taman banyak hal yang bisa saya lakukan. Antara lain olahraga dan mengkhayal. Dan satu hal lagi, mengajak siapa pun ke taman pantas saja.  Ingin membawa anak kecil sampai lansia pantas saja. Mau sendiri atau rombongan juga pantas saja. Mau pagi-pagi, siang-siang atau sore-sorean pergi ke tamannya ya pantas saja. Itulah istimewanya taman menurut saya. Maka ketika pada suatu siang saya diajak jalan-jalan ke taman, ya senang-senang saja. Taman Kota 1 dan Taman Kota 2 di Bumi Serpong Damai (BSD). Kebetulan saya belum pernah main ke sana. Tentu penasaran dan antusias ingin tahu. Tempat pertama yang kami datangi adalah Taman Kota 1. Lokasinya tidak jauh dari ITC BSD. Bentuk tamannya memanjang. Dari pintu gerbang sudah terlihat kios-kios makanan. Jadi tak perlu kuatir bingung mencari tempat makan. Taman Kota 1 memang menyediakan tempat khusus bagi para pedagang. Lingkungan seputar Taman Kota 1 rasanya kurang da