Langsung ke konten utama

Melaka dan Masjid "Terapung" Selat Melaka Pesona Lain Negeri Jiran

Negeri Jiran, Malaysia adalah salah satu negara tetangga serumpun yang letaknya berdekatan dengan negara Indonesia, setelah Singapura.  Selama ini saya pikir tempat yang sangat menarik untuk dikinjungi saat ke Malaysia hanya Twin Towers atau Batu Caves. Ternyata saya salah.

Banyak sekali tempat-tempat yang bisa dikunjungi di Malaysia. Apalagi Malaysia terdiri dari beberapa negeri bagian. Salah satunya adalah Melaka. Sejak tahun 2008, tepatnya tanggal 7 Juli 2008. Melaka terdaftar di UNESCO WORLD HERITAGE.

Ketika saya mendapatkan kesempatan mengunjungi Malaysia bersama MozTrip Muslimah beberapa waktu yang lalu, Melaka menjadi tujuan pertama kunjungan kami. Begitu menjejakkan kaki di Melaka, saya begitu terpesona. Kotanya dipenuhi gedung-gedung bernuansa sejarah dengan tekstur gedung bernuansa merah semua. Sangat eksotis. Pantas jika Melaka menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi saat ke Malaysia.

Pesona Masjid Selat Melaka

Berbicara tentang Melaka, ada satu tempat lagi yang tidak boleh dilewatkan saat berkunjung ke sana. Terutama bagi kita yang beragam Islam. Di Melaka ada sebuah masjid yang disebut-sebut sebagai masjid terapung. Namanya Masjid Selat Melaka. Dikatakan sebagai masjid terapung, karena ketika air pasang masjid tersebut memang seperti terapung. Dikepung oleh air laut yang pasang.

Inilah masjid selat Melaka


Masjid Selat Melaka letaknya agak jauh dari kota tua Melaka. Kita perlu menempuh beberapa kilometer perjalanan lagi untuk bisa sampai ke sana. Karena letaknya memang benar-benar di tepi Selat Melaka.

Masjid ini diresmikan pada tanggal 24 November 2006. Memiliki luas sekitar 1,8 hektar. Dan mampu menampung jamaah hingga 2.000 jamaah. Di samping depan halaman masjid terdapat sebuah menara yang tingginya mencapai 30 meter. Uniknya, menara ini tak hanya berfungsi sebagai penyiar suara adzan. Tetapi juga menjadi semacam mercusuar bagi kapal-kapal yang melintas. Sebab saat malam tiba lampu dari atas menara memancar indah, yang bisa dilihat oleh kapal-kapal yang berlayar di sana.

Menara masjid


Saya sangat beruntung karena MozTrip Muslimah menjadikan Masjid Selat Melaka ini sebagai salah satu destinasi yang dikunjungi. Saya sempat merasakan sholat di dalam masjid ini.  Menikmati beberapa sudut dibagian masjid ini yang sangat menarik.

Ada pintu samping masjid yang dibuat seperti balkon. Jamaah yang datang bisa berfoto di sini dengan latar Selat Melaka dan kapal-kapal yang sedang melintas atau sedang berhenti di sekitar sana.





Bagian samping masjid


Bagian dalam masjid

Air laut dan kapal yang berhenti menjadi pemandangan menarik usai melaksanakan sholat di Masjid Selat Melaka. Namun karena merupakan daerah pesisir, suasana di sana sangat panas bahkan menyengat. Jadi perlu menyiapkan topi atau payung jika akan berkunjung ke sana.

Meski panasnya menyengat tetapi masjid ini tak pernah sepi pengunjung. Baik dari golongan orang-orang muslim yang rasanya belum afdol ke Melaka jika belum pergi ke masjid ini. Sampai golongan non muslim pun berbondong-bondong ingin menikmati keindahan masjid.

Ada satu hal menarik yang saya jumpai di Masjid Selat Melaka. Dan itu menjadi pemandangan yang biasa di setiap masjid yang dikunjungi. Yakni peraturan yang mengharuskan setiap pengunjung yang tidak mengenakan hijab bagi perempuan. Baik itu dia seorang muslim atau bukan, wajib mengenakan jubah yang menutupi tubuh mereka dari ujung kepala sampai mata kaki.

Begitu pun dengan pengunjung laki-laki yang tidak berpakaian sopan, seperti hanya bercelana pendek. Maka ia wajib mengenakan sarung untuk bisa masuk ke dalam masjid. Sebuah peraturan yang tidak hanya ada di Masjid itu. Tapi hampir di setiap masjid di Malaysia. Sebuah peraturan sekaligus dakwah tak langsung. Bahwa seorang muslim yang benar itu ya yang menutup keseluruhan tubuhnya. Kecuali telapak tangan dan raut wajah.


Salah satu sisi bagian samping masjid

Pesona Kota Tua Melaka

Mengunjungi Melaka seperti berada di kota tua yang eksotis. Bangunan-bangunan yang dijumpai di sana sangat menarik dan khas. Melaka memang pernah dijajah oleh Portugis, Inggris dan Belanda. Sehingga beberapa bangunan di sana memiliki kekhasan tersendiri.

Bangunan Stadthuys Red Building merupakan satu-satunya peninggalan Belanda yang bisa kita jumpai di Melaka. Bangunan ini kini dijadikan museum yang bisa dikunjungi oleh siapa saja.




Portugis sendiri mendarat di Melaka pada tahun 1511. Lalu datanglah Francis Xavier yang menyebabkan agama Kristen Katolik di Melaka. St.Francis Xavier Church yang dibangun pada tahun 1849 dan St.Paul yang dibangun pada tahun 1710 menjadi bukti sejarah penyebaran agama Kristen Katolik di sini.






Di atas bukit St.Paul



Bagian dalam bukit St.Paul yang bisa dilihat

Menyusuri kota Melaka, akan banyak kita jumpai museum di sana-sini. Dengan bentuk bangunan yang unik dan berwarna merah hampir di semua bangunan yang kita jumpai.







Museum perangko



Selain menikmati mengunjungi museum, di Melaka kita juga bisa menikmati suasana lain. Seperti berkeliling menyusuri sungai Melaka dengan menggunakan kapal. River Cruise itu wisata yang bisa kita ikuti untuk menikmati sungai Melaka dari ujung ke ujung. Kita bisa melihat tempat-tempat bersejarah yang berada di sepanjang sisi kanan dan kiri sungai.


Sungai Melaka

Tak jauh dari River Cruise kita bisa melihat bangunan berbentuk perahu. Ini adalah museum baharinya Melaka. Kita bisa masuk ke dalam bangunan tersebut atau hanya berfoto di depannya. Semua tergantung selera. Karena masih banyak lagi tempat-tempat yang bisa dikunjungi di sana.


Museum Bahari

Salah satunya menara Taming Sari. Di mana kita bisa melihat keindahan kota Melaka dari ketinggian. Cukup memacu andrenalin bagi yang menyukai tantangan. Tapi bagi yang takut ketinggian lebih baik tak usah coba-coba.


Salah satu sudut di dalam pasar kota Melaka

Usai mengelilingi kota Melaka, kuliner dan belanja menjadi agenda penutup perjalanan wisata ini. Bagi yang ingin berbelanja, pasar dan toko-toko souvernir banyak bertebaran di sini. Tentu saja dalam satu kawasan. Bukan yang tersebar di kaki lima secara sembarangan.

Untuk harga lumayan murah dan terjangkau. Tergantung selera lagi. Tapi memang, tak menyesal berkunjung ke Melaka. Banyak hal yang kita jumpai. Maka jika berkunjung ke Malaysia, jadikan Melaka sebagai salah satu destinasi yang wajib dikunjungi. Ke Malaysia tanpa singgah ke Melaka terasa hambar. Seperti sayur tanpa garam. (Denik)




Komentar

  1. Mbak Denik, Masya Allah..bagusnya ya masjid Melaka..Kota tua yang bersejarah seperti ini asyik kalau ditelusuri sembari jalan kaki. Apalagi beberapa destinasi menarik lainnya juga ada...
    Jadi mupeng ke Melaka saya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mba. Ke Malaysia ya harus ke Melaka. Sayang kalo gak ke sana. Penuh tempat bersejarah.

      Hapus
  2. ya benar mbak, kebanyakan orang berfoto di Twin Tower kalau ke Malaysia. Ternyata ada destinasi yang ngga kalah menarik di Malaysia. Semoga saya bisa juga berkunjung ke Melaka suatu hari nanti

    BalasHapus
  3. Dulu aku ke KL belum kesini karena pakai travel kak jadi terjadwal gitu. Pengen deh explore KL lagi

    BalasHapus
  4. Wah, seneng banget Mba Denik bisa berkunjung ke Melaka dan melihat Masjid Selat Melaka. Foto-fotonya instagramable dan bikin saya pengen ke sana juga.

    BalasHapus
  5. saya pernah berkunjung ke masjid ini lupa tahun 2012 kayaknya, btw lihat ini jadi kangen jalan-jalan deh

    BalasHapus
  6. wah cakep banget ya, Mbak Melaka ini. Dulu tahunya cuma selat Melaka itu nama kota. hihi. Semoga aja nanti aku bisa ke sana

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ujung Aspal Pondok Gede

Di rumah ini aku dibesarkan Dibelai mesra lentik jari ibu Nama dusunku Ujung Aspal Pondok Gede Rimbun dan anggun ramah senyum penghuni dusun Kambing sembilan motor tiga bapak punya Ladang yang luas habis sudah sebagai gantinya Sampai saat tanah moyangku Tersentuh sebuah rencana dari serakahnya kota Terlihat murung wajah pribumi Terdengar langkah hewan bernyanyi  (Ujung Aspal Pondok Gede, Iwan Fals) Siapa yang tak mengenal lirik lagu tersebut? Lagu milik Iwan Fals itu begitu familiar ditelinga masyarakat. Saya salah satu penikmat lagu-lagu iwan Fals. Khusus lagu yang berjudul Ujung Aspal Pondok Gede, jiwa petualang saya bergolak saat mendengar lagu ini. Ada rasa ingin tahu dalam benak saya kala mencermati lirik demi lirik lagi itu. Maka tercetus niat di hati untuk suatu hari melongok daerah bernama Ujung Aspal Pondok Gede. Kesempatan itu pun tiba juga akhirnya. Suatu hari dengan ditemani seorang kawan saya bisa menjejakkan kaki di daerah  sana. Dengan mengendarai sepeda mo

Jam Gede Jasa Icon Baru Kota Tangerang

Kota Tangerang adalah salah satu wilayah kota di provinsi Banten. Merupakan kota terbesar di provinsi ini dan menjadi penyanggah Ibu kota Jakarta. Karena letaknya yang berbatasan langsung dengan Jakarta. Dan saya adalah salah satu warga Kota Tangerang yang kebetulan tinggalnya dekat perbatasan. Bisa disebut orang pinggiran. Pingirannya Jakarta dan pinggirannya Kota Tangerang.  Dokumen pribadi Bagaimana tidak disebut orang pinggiran. Lha wong untuk masuk wilayah Jakarta loh saya bisa dengan berjalan kaki. Sementara untuk pergi ke pusat Kota Tangerang butuh waktu sekitarnya 1-2 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan. Jauh bukan dari Kota Tangerang? Karenanya aktivitas saya lebih banyak ke kota Jakarta. Sejak dari jaman sekolah sampai bekerja. Hanya KTP saja yang statusnya sebagai warga Kota Tangerang.  Dan status seperti itu ternyata mengusik hati nurani saya secara perlahan. Apalagi ketika pada suatu hari dalam sebuah perjalanan backpackeran ke luar kota, di dalam kereta yang

Taman Kota 1 vs Taman Kota 2

Bagi saya taman itu sebuah tempat yang memiliki pesona tersendiri. Di dalam taman banyak hal yang bisa saya lakukan. Antara lain olahraga dan mengkhayal. Dan satu hal lagi, mengajak siapa pun ke taman pantas saja.  Ingin membawa anak kecil sampai lansia pantas saja. Mau sendiri atau rombongan juga pantas saja. Mau pagi-pagi, siang-siang atau sore-sorean pergi ke tamannya ya pantas saja. Itulah istimewanya taman menurut saya. Maka ketika pada suatu siang saya diajak jalan-jalan ke taman, ya senang-senang saja. Taman Kota 1 dan Taman Kota 2 di Bumi Serpong Damai (BSD). Kebetulan saya belum pernah main ke sana. Tentu penasaran dan antusias ingin tahu. Tempat pertama yang kami datangi adalah Taman Kota 1. Lokasinya tidak jauh dari ITC BSD. Bentuk tamannya memanjang. Dari pintu gerbang sudah terlihat kios-kios makanan. Jadi tak perlu kuatir bingung mencari tempat makan. Taman Kota 1 memang menyediakan tempat khusus bagi para pedagang. Lingkungan seputar Taman Kota 1 rasanya kurang da