Langsung ke konten utama

Putrajaya Pusat Administrasi Malaysia dengan Objek Wisata yang Memukau

Putrajaya yang merupakan pusat administrasi Malaysia memilki banyak objek wisata yang bisa dikunjungi. Dalam perjalanan ke Malaysia bersama Komunitas Blogger Muslimah, Putrajaya menjadi salah satu destinasi kami.

Tetapi karena sudah hari terakhir di sana dan berkejaran dengan jadwal pesawat, maka tak banyak tempat yang bisa kami kunjungi. Hanya beberapa tempat saja yang utama. Selebihnya hanya bisa kami lihat dari dalam kendaraan.


Salah satu gedung perkantoran di Putrajaya

Tiba di Putrajaya tidak seperti yang saya bayangkan. Tiap sudut yang kami lihat dan lalui begitu memukau hati. Mulai dari lingkungan yang tertata apik dan bersih. Sampai bentuk bangunan yang tampak megah. Baik bangunan perkantorannya maupun bangunan yang merupakan objek wisata.

Beberapa objek wisata di Putrajaya yang bisa dikunjungi adalah Masjid Putra, Masjid Sultan Mizan, Millenium Monumen, Marina Putrajaya, Sky Ride, Jembatan Sarjana, Jembatan Putra, Gedung Seri Perdana dan masih banyak lagi. Dari sekian banyak objek wisata yang ada, kami hanya mengunjungi beberapa saja. Yakni Masjid Putra, Gedung Seri Perdana dan Marina Putrajaya.

Masjid Putra

Masjid dengan nuansa warna pink ini berada di tepi Danau Putrajaya atau yang dikenal juga dengan nama Tasik Putra. Karena posisinya yang seperti ini, maka Masjid Putra kerap disebut juga sebagai Masjid Terapung di atas danau. Masjid yang diresmikan pada tahun 1999 ini menjadi salah satu objek wisata yang banyak dikunjungi wisatawan dari berbagai negara.

Tetapi untuk memasuki area masjid ada beberapa peraturan yang harus dipatuhi. Bagi pengunjung perempuan yang tidak mengenakan jilbab, diharuskan mengenakan pakaian tertutup yang sudah disediakan. Berupa jubah dengan penutup kepala. Hal ini berlaku juga bagi pengunjung laki-laki yang hanya mengenakan celana selutut dan kaos. Tapi jika sudah berpakaian rapi tapi celana masih menggantung, maka pengunjung laki-laki tersebut diharuskan mengenakan sarung.

Peraturan seperti ini tidak hanya berlaku di Masjid Putra saja. Tetapi semua masjid yang ada di Malaysia. Dan wajib dipatuhi oleh semua pengunjung tanpa terkecuali. 

Masjid Putra


Gedung Seri Perdana

Usai menikmati kemegahan Masjid Putra, saya dan rombongan menuju Gedung Seri Perdana yang lokasinya tak jauh dari Masjid. Ini merupakan kantor Perdana Menteri Malaysia.

Bentuknya menyerupai masjid dan juga istana. Tampak megah terlihat dari kejauhan. Gedung yang didominasi warna cokelat dan hijau ini dulu ketika Mahatir Muhammad menjabat sebagai perdana menteri, dijadikan sebagai kantor sekaligus tempat tinggal. Tapi setelah ia tak menjabat sebagai perdana menteri, gedung ini hanya dijadikan sebagai kantor saja.

Tapi sejak dulu sampai sekarang gedung ini tertutup untuk umum. Jadi pengunjung hanya bisa menikmati kemegahan gedung ini dari kejauhan saja. Termasuk saya dan rombongan.


Latar, Gedung Seri Perdana


Marina Putrajaya

Tempat selanjutnya yang kami kunjungi saat di Putrajaya adalah Marina Putrajaya. Pantai buatan yang sungguh tak bisa dipercayai. Karena memang sungguh tampak alami dan layaknya pantai sungguhan.

Jika tak mengetahui sejarahnya, tentu tak akan mengetahui kalau danau dan pantai yang ada di sini adalah buatan. Putrajaya dulunya hanyalah sebuah perkebunan sawit. Bisa menjadi seperti sekarang ini ketika pemerintah Malaysia memutuskan untuk memindahkan pusat administrasinya ke luar dari Kuala Lumpur dan memilih Putrajaya.

Alasan memindahkan pusat administrasi ke luar dari Kuala Lumpur karena kondisi di sana sudah tidak mendukung lagi. Kemacetan yang parah salah satunya.

Dan kini Putrajaya tidak hanya disulap sebagai pusat administrasi tetapi juga tempat wisata yang menarik. Menariknya lagi, saat saya berkunjung ke sana yang kebetulan hari kerja. Tak satu pun dijumpai ada orang yang nongkrong atau duduk-duduk santai di luar gedung. Terkecuali para petugas kebersihan. Padahal tempat di sana sangat indah dan nyaman untuk bersantai. Hal ini menunjukkan betapa aturan yang diterapkan di sana. Disiplin sangat dijaga oleh para pegawainya. Sesuatu yang patut dicontoh.


Marina Putrajaya


Masjid Putra dari kejauhan by Google


Marina Putrajaya

Tapi sayang kunjungan kami ke Putrajaya harus disudahi. Karena waktu kami tak banyak. Hari itu menjadi hari terakhir saya dan rombongan jalan-jalan di Malaysia. Ada banyak kesan, hikmah dan pengalaman yang saya dapat selama mengunjungi negara tetangga tersebut. Satu yang pasti, rasa syukur karena diberi kesempatan untuk melihat bumi Allah dibelahan yang lain. (Denik)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ujung Aspal Pondok Gede

Di rumah ini aku dibesarkan Dibelai mesra lentik jari ibu Nama dusunku Ujung Aspal Pondok Gede Rimbun dan anggun ramah senyum penghuni dusun Kambing sembilan motor tiga bapak punya Ladang yang luas habis sudah sebagai gantinya Sampai saat tanah moyangku Tersentuh sebuah rencana dari serakahnya kota Terlihat murung wajah pribumi Terdengar langkah hewan bernyanyi  (Ujung Aspal Pondok Gede, Iwan Fals) Siapa yang tak mengenal lirik lagu tersebut? Lagu milik Iwan Fals itu begitu familiar ditelinga masyarakat. Saya salah satu penikmat lagu-lagu iwan Fals. Khusus lagu yang berjudul Ujung Aspal Pondok Gede, jiwa petualang saya bergolak saat mendengar lagu ini. Ada rasa ingin tahu dalam benak saya kala mencermati lirik demi lirik lagi itu. Maka tercetus niat di hati untuk suatu hari melongok daerah bernama Ujung Aspal Pondok Gede. Kesempatan itu pun tiba juga akhirnya. Suatu hari dengan ditemani seorang kawan saya bisa menjejakkan kaki di daerah  sana. Dengan mengendarai sepeda mo

Jam Gede Jasa Icon Baru Kota Tangerang

Kota Tangerang adalah salah satu wilayah kota di provinsi Banten. Merupakan kota terbesar di provinsi ini dan menjadi penyanggah Ibu kota Jakarta. Karena letaknya yang berbatasan langsung dengan Jakarta. Dan saya adalah salah satu warga Kota Tangerang yang kebetulan tinggalnya dekat perbatasan. Bisa disebut orang pinggiran. Pingirannya Jakarta dan pinggirannya Kota Tangerang.  Dokumen pribadi Bagaimana tidak disebut orang pinggiran. Lha wong untuk masuk wilayah Jakarta loh saya bisa dengan berjalan kaki. Sementara untuk pergi ke pusat Kota Tangerang butuh waktu sekitarnya 1-2 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan. Jauh bukan dari Kota Tangerang? Karenanya aktivitas saya lebih banyak ke kota Jakarta. Sejak dari jaman sekolah sampai bekerja. Hanya KTP saja yang statusnya sebagai warga Kota Tangerang.  Dan status seperti itu ternyata mengusik hati nurani saya secara perlahan. Apalagi ketika pada suatu hari dalam sebuah perjalanan backpackeran ke luar kota, di dalam kereta yang

Taman Kota 1 vs Taman Kota 2

Bagi saya taman itu sebuah tempat yang memiliki pesona tersendiri. Di dalam taman banyak hal yang bisa saya lakukan. Antara lain olahraga dan mengkhayal. Dan satu hal lagi, mengajak siapa pun ke taman pantas saja.  Ingin membawa anak kecil sampai lansia pantas saja. Mau sendiri atau rombongan juga pantas saja. Mau pagi-pagi, siang-siang atau sore-sorean pergi ke tamannya ya pantas saja. Itulah istimewanya taman menurut saya. Maka ketika pada suatu siang saya diajak jalan-jalan ke taman, ya senang-senang saja. Taman Kota 1 dan Taman Kota 2 di Bumi Serpong Damai (BSD). Kebetulan saya belum pernah main ke sana. Tentu penasaran dan antusias ingin tahu. Tempat pertama yang kami datangi adalah Taman Kota 1. Lokasinya tidak jauh dari ITC BSD. Bentuk tamannya memanjang. Dari pintu gerbang sudah terlihat kios-kios makanan. Jadi tak perlu kuatir bingung mencari tempat makan. Taman Kota 1 memang menyediakan tempat khusus bagi para pedagang. Lingkungan seputar Taman Kota 1 rasanya kurang da