Langsung ke konten utama

Mengenal Tanaman Obat di Taman Apotik Hidup TMII

Sejak memasuki usia remaja atau ABG, almarhum ibu saya sudah mengenalkan dan mewajibkan kami putri-putrinya untuk menyukai jamu. Mulai dari yang rasanya manis sampai yang pahit sekali.


Untuk kesehatan dan menjaga kebugaran tubuh begitu menurut ibu. Apalagi kami keturunan Jawa. Namanya jamu sudah tidak asing lagi. Mulai dari nenek buyut, nenek dan ibu saya sendiri, hampir setiap pagi sarapannya jamu dulu. Dan kebiasaan tersebut diturunkan kepada kami anak cucunya.

Karena sudah terbiasa dengan minuman jamu, sedikit banyak saya jadi mengetahui jenis-jenis tanaman yang memiliki khasiat untuk pengobatan. Setidaknya khasiat kunyit, jahe, sere dan daun kumis kucing tahulah saya. Maka ketika sedang berjalan-jalan ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII), salah satu tempat yang saya kunjungi adalah Taman Apotik Hidup.


Taman Apotik Hidup adalah sebuah taman yang di dalamnya terdapat aneka jenis tanaman obat yang ada di Indonesia. Ada sekitar 400 jenis tanaman obat bisa kita lihat di sana dari sekian ribu jenis tanaman obat yang ada di Indonesia. Dengan 3 kategori pembagian. Yakni jenis tanaman langka, tanaman yang baru ditemukan dan masih diteliti serta tanaman yang dibudidayakan.


Penggagas terbentuknya Taman Apotik Hidup ini adalah almarhum Ibu Tien Soeharto. Dengan menyiapkan tanah seluas 6000 m2 di area TMII, beliau canangkan pembuatan taman tersebut. Bekerja sama dengan PT Air Mancur akhirnya taman tersebut diresmikan pada tanggal 20 April 1984.

Pembangunan taman tersebut selain untuk mengenalkan jenis tanaman obat yang ada di Indonesia, juga sebagai tempat penelitian dan pelestarian tanaman obat Indonesia. Untuk mencapai tempat tersebut sangat mudah sekali. 


Jika sudah memasuki area TMII dari pintu utama, kita bisa mengambil arah kiri, lurus mengikuti jalan dan melewati anjungan Jambi, Lampung dan lain-lain. Satu deretan dengan anjungan tersebut jika ditelusuri maka kita akan menemukan Taman Apotik Hidup.  

Setelah tiba di sana, selain bisa berkeliling melihat-lihat aneka jenis tanaman obat, kita juga bisa singgah di Galeri Jamu. Kita bisa minum jamu secara gratis yang sudah disiapkan oleh petugas galeri yang cantik-cantik. 

Jika tertarik untuk membeli jamu atau bibit tanaman obat, kita bisa menanyakannya kepada petugas tersebut. Juga jika ingin merasakan spa atau massage di sana. Maka tidak ada salahnya mengunjungi Taman Apotik Hidup jika sedang berkunjung ke TMII. Selain mendapatkan ilmu pengetahuan juga bisa merasakan relaksasi selama di sana. Mari. (EP)


#onedayonepost
#harike-2
#oktober2016
#jalanjalan



















Komentar

  1. Saya orang jawa tp ga doyan jamu mbak denik, hhaa

    BalasHapus
  2. Cabe jawa putih namanya?? Oh..itu tbuh subur dan liar dikebun belakang rumah..haa..dan aku br tau namanya.
    Kapan2 kl ke jkt ada yg mau ngajakin aq k TMII ngga? #ngarep

    BalasHapus
  3. Aku suka jamu yang nggak pahit.. #lohhh😅

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ujung Aspal Pondok Gede

Di rumah ini aku dibesarkan Dibelai mesra lentik jari ibu Nama dusunku Ujung Aspal Pondok Gede Rimbun dan anggun ramah senyum penghuni dusun Kambing sembilan motor tiga bapak punya Ladang yang luas habis sudah sebagai gantinya Sampai saat tanah moyangku Tersentuh sebuah rencana dari serakahnya kota Terlihat murung wajah pribumi Terdengar langkah hewan bernyanyi  (Ujung Aspal Pondok Gede, Iwan Fals) Siapa yang tak mengenal lirik lagu tersebut? Lagu milik Iwan Fals itu begitu familiar ditelinga masyarakat. Saya salah satu penikmat lagu-lagu iwan Fals. Khusus lagu yang berjudul Ujung Aspal Pondok Gede, jiwa petualang saya bergolak saat mendengar lagu ini. Ada rasa ingin tahu dalam benak saya kala mencermati lirik demi lirik lagi itu. Maka tercetus niat di hati untuk suatu hari melongok daerah bernama Ujung Aspal Pondok Gede. Kesempatan itu pun tiba juga akhirnya. Suatu hari dengan ditemani seorang kawan saya bisa menjejakkan kaki di daerah  sana. Dengan mengendarai sepeda mo

Jam Gede Jasa Icon Baru Kota Tangerang

Kota Tangerang adalah salah satu wilayah kota di provinsi Banten. Merupakan kota terbesar di provinsi ini dan menjadi penyanggah Ibu kota Jakarta. Karena letaknya yang berbatasan langsung dengan Jakarta. Dan saya adalah salah satu warga Kota Tangerang yang kebetulan tinggalnya dekat perbatasan. Bisa disebut orang pinggiran. Pingirannya Jakarta dan pinggirannya Kota Tangerang.  Dokumen pribadi Bagaimana tidak disebut orang pinggiran. Lha wong untuk masuk wilayah Jakarta loh saya bisa dengan berjalan kaki. Sementara untuk pergi ke pusat Kota Tangerang butuh waktu sekitarnya 1-2 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan. Jauh bukan dari Kota Tangerang? Karenanya aktivitas saya lebih banyak ke kota Jakarta. Sejak dari jaman sekolah sampai bekerja. Hanya KTP saja yang statusnya sebagai warga Kota Tangerang.  Dan status seperti itu ternyata mengusik hati nurani saya secara perlahan. Apalagi ketika pada suatu hari dalam sebuah perjalanan backpackeran ke luar kota, di dalam kereta yang

Taman Kota 1 vs Taman Kota 2

Bagi saya taman itu sebuah tempat yang memiliki pesona tersendiri. Di dalam taman banyak hal yang bisa saya lakukan. Antara lain olahraga dan mengkhayal. Dan satu hal lagi, mengajak siapa pun ke taman pantas saja.  Ingin membawa anak kecil sampai lansia pantas saja. Mau sendiri atau rombongan juga pantas saja. Mau pagi-pagi, siang-siang atau sore-sorean pergi ke tamannya ya pantas saja. Itulah istimewanya taman menurut saya. Maka ketika pada suatu siang saya diajak jalan-jalan ke taman, ya senang-senang saja. Taman Kota 1 dan Taman Kota 2 di Bumi Serpong Damai (BSD). Kebetulan saya belum pernah main ke sana. Tentu penasaran dan antusias ingin tahu. Tempat pertama yang kami datangi adalah Taman Kota 1. Lokasinya tidak jauh dari ITC BSD. Bentuk tamannya memanjang. Dari pintu gerbang sudah terlihat kios-kios makanan. Jadi tak perlu kuatir bingung mencari tempat makan. Taman Kota 1 memang menyediakan tempat khusus bagi para pedagang. Lingkungan seputar Taman Kota 1 rasanya kurang da