Langsung ke konten utama

Antara Hanoman dan Burung Merpati

Ketika mengikuti ajang lomba jelajah museum di TMII, Jakarta. Salah satu museum yang kami kunjungi yakni Museum Perangko.


Semua tentu tahu dong apa itu perangko? Ya, sebuah benda kecil yang digunakan sebagai alat ganti dalam pengiriman surat. 

Lalu tahukah siapa sih pencetus pembuatan perangko itu? Karena dulu sekali untuk berkirim kabar biasanya menggunakan jasa hewan burung merpati. Ya, hewan satu ini bisa dimintai tolong dalam urusan kirim-kiriman surat. Karena itu maskot kantor pos adalah burung merpati. Karena jasanya sebelum nama perangko ditemukan.

Dan orang yang mencetuskan gagasan itu adalah Sir Rowland, yang lahir pada tahun 1795. Dialah yang kemudian disebut sebagai Bapak Perangko Dunia.


Ada pun jenis perangko pertama yang diterbitkan namanya Penny Black. Yaitu sekitar tahun 1840. Penggunaan burung merpati pun mulai ditiadakan. Diganti dengan perangko ini. Yang dikirim melalui kantor, namanya kantor pos. 

Sedangkan orang yang bertugas mengirim surat agar sampai ditujuan disebut tukang pos. Dahulu mereka menaiki sepeda roda dua untuk berkeliling dari satu alamat ke alamat lain dalam mengantarkan surat.

Seiring perkembangan jaman, kini alat termudah dalam menyampaikan berita berupa SMS atau Email. Meskipun kantor pos masih ada dan tetap berfungsi. Tetapi tidak seperti dulu. Bahkan, saking uniknya sebuah perangko. Ada perkumpulan bagi mereka yang gemar mengoleksi perangko. Namanya filateli. Dan orang yang hobinya saling bertukar perangko disebut filatelis.

Lalu apa hubungannya dengan patung Hanoman di Museum Perangko? Rupanya dalam cerita pewayangan, Hanoman merupakan duta bagi Rama dalam berkirim kabar tentang Sinta yang diculik oleh Rahwana. Karena itu Hanoman dijadikan simbol penyampaian berita. 


Ternyata pendapat yang mengatakan bahwa pergi ke Museum itu tidak seru, salah besar. Buktinya dalam salah satu Museum banyak cerita dan kisah yang didapat. Maka jangan lewatkan hari libur Anda dan keluarga untuk mengunjungi museum. Banyak ilmu yang didapat di sana. Karena belajar tak melulu dengan duduk manis di sekolah.


#onedayonepost
#harike-16
#oktober2016
#jelajajmuseum

     










Komentar

  1. Klo di desa saya, pak pos nya cuma sampe kelurahan, ga mampir rumah2 .


    Duluuuu kala

    BalasHapus
  2. aku anggota filateli nganjuk...seruuu ngumpulin perangko...

    BalasHapus
  3. aku anggota filateli nganjuk...seruuu ngumpulin perangko...

    BalasHapus
  4. jalan-jalanya kok jauh2 kak,, gak takut diculik ya ?? hehe

    Tran Ran

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ujung Aspal Pondok Gede

Di rumah ini aku dibesarkan Dibelai mesra lentik jari ibu Nama dusunku Ujung Aspal Pondok Gede Rimbun dan anggun ramah senyum penghuni dusun Kambing sembilan motor tiga bapak punya Ladang yang luas habis sudah sebagai gantinya Sampai saat tanah moyangku Tersentuh sebuah rencana dari serakahnya kota Terlihat murung wajah pribumi Terdengar langkah hewan bernyanyi  (Ujung Aspal Pondok Gede, Iwan Fals) Siapa yang tak mengenal lirik lagu tersebut? Lagu milik Iwan Fals itu begitu familiar ditelinga masyarakat. Saya salah satu penikmat lagu-lagu iwan Fals. Khusus lagu yang berjudul Ujung Aspal Pondok Gede, jiwa petualang saya bergolak saat mendengar lagu ini. Ada rasa ingin tahu dalam benak saya kala mencermati lirik demi lirik lagi itu. Maka tercetus niat di hati untuk suatu hari melongok daerah bernama Ujung Aspal Pondok Gede. Kesempatan itu pun tiba juga akhirnya. Suatu hari dengan ditemani seorang kawan saya bisa menjejakkan kaki di daerah  sana. Dengan mengendarai sepeda mo

Jam Gede Jasa Icon Baru Kota Tangerang

Kota Tangerang adalah salah satu wilayah kota di provinsi Banten. Merupakan kota terbesar di provinsi ini dan menjadi penyanggah Ibu kota Jakarta. Karena letaknya yang berbatasan langsung dengan Jakarta. Dan saya adalah salah satu warga Kota Tangerang yang kebetulan tinggalnya dekat perbatasan. Bisa disebut orang pinggiran. Pingirannya Jakarta dan pinggirannya Kota Tangerang.  Dokumen pribadi Bagaimana tidak disebut orang pinggiran. Lha wong untuk masuk wilayah Jakarta loh saya bisa dengan berjalan kaki. Sementara untuk pergi ke pusat Kota Tangerang butuh waktu sekitarnya 1-2 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan. Jauh bukan dari Kota Tangerang? Karenanya aktivitas saya lebih banyak ke kota Jakarta. Sejak dari jaman sekolah sampai bekerja. Hanya KTP saja yang statusnya sebagai warga Kota Tangerang.  Dan status seperti itu ternyata mengusik hati nurani saya secara perlahan. Apalagi ketika pada suatu hari dalam sebuah perjalanan backpackeran ke luar kota, di dalam kereta yang

Taman Kota 1 vs Taman Kota 2

Bagi saya taman itu sebuah tempat yang memiliki pesona tersendiri. Di dalam taman banyak hal yang bisa saya lakukan. Antara lain olahraga dan mengkhayal. Dan satu hal lagi, mengajak siapa pun ke taman pantas saja.  Ingin membawa anak kecil sampai lansia pantas saja. Mau sendiri atau rombongan juga pantas saja. Mau pagi-pagi, siang-siang atau sore-sorean pergi ke tamannya ya pantas saja. Itulah istimewanya taman menurut saya. Maka ketika pada suatu siang saya diajak jalan-jalan ke taman, ya senang-senang saja. Taman Kota 1 dan Taman Kota 2 di Bumi Serpong Damai (BSD). Kebetulan saya belum pernah main ke sana. Tentu penasaran dan antusias ingin tahu. Tempat pertama yang kami datangi adalah Taman Kota 1. Lokasinya tidak jauh dari ITC BSD. Bentuk tamannya memanjang. Dari pintu gerbang sudah terlihat kios-kios makanan. Jadi tak perlu kuatir bingung mencari tempat makan. Taman Kota 1 memang menyediakan tempat khusus bagi para pedagang. Lingkungan seputar Taman Kota 1 rasanya kurang da