Langsung ke konten utama

Kampoeng Minangkabau Nan Dekat di Mato

Minangkabau adalah salah satu suku yang berada di wilayah Sumatera Barat. Adat istiadat, rumah adat dan kuliner khasnya sudah dikenal luas hingga mancanegara. Jam gadang menjadi landmark yang sangat terkenal. Berada di kota Bukittinggi. Kota kelahiran bapak proklamator Indonesia, Bung Hatta.



Rumah gadang merupakan rumah adat yang sangat khas dan juga memiliki daya tarik tersendiri. Di kenal karena memilikinya  ciri khas unik, yaitu semacam tanduk di ujung genteng nya.

Rendang adalah makanan yang sangat dikenal serta digemari oleh hampir semua orang. Dalam dan luar negeri. Juga karena kekhas-an bumbunya yang tahan lama. Pedas-pedas gurih.

Mengunjungi Kampoeng Minangkabau secara langsung tentu menjadi impian semua orang. Begitupun dengan saya. Dan Alhamdulillah kesempatan itu saya dapatkan tahun 2015 silam. Saya terpesona dengan keindahan alam daerah Sumatera Barat. Meskipun lidah ini tidak bisa menerima semua jenis makanan sana. Tetapi ada beberapa yang telah membuat saya jatuh cinta. Salah satunya sate Padang.

Rupanya keelokan alam dan kuliner ranah Minang yang mempesona banyak orang itu disadari betul oleh masyarakat Minang itu sendiri. Untuk memperkokoh persatuan orang-orang Minang dan juga lebih mengenalkan kuliner Minang,  serta untuk mengobati rasa kangen akan makanan Minang. Beberapa waktu yang lalu digelar Kampoeng Minangkabau di lapangan banteng, Jakarta.


Di Kampoeng Minangkabau ini  tergelar aneka jenis makanan, jajanan dan pernak-pernik khas ranah Minang. Saya pun tak melewatkan kesempatan untuk mengunjungi Kampoeng Minangkabau ini. Untuk mengenal lebih banyak lagi kuliner khas daerah sana. Yang ternyata memang lebih banyak dari yang saya tahu.

Sate Padang, ketupat sayur Padang, nasi goreng Padang, bika Padang dan nasi Padang beberapa jenis makanan yang pernah saya icipi. Nah, di Kampoeng Minangkabau ini saya mencicipi banyak makanan khas lain. Di antaranya surabi Padang. Yang dimasak dalam batok kelapa. Wow... tradisional sekali.

Hal-hal semacam ini yang membuat saya senang mengunjungi sebuah festival. Salah satunya festival Kampoeng Minangkabau. Banyak hal-hal baru yang dijumpai dan diketahui. Semoga kedepannya acara ini lebih menarik dan lebih banyak peminatnya. Tidak saja dari orang-orang awak itu sendiri.


Larindah, 17 Mei 2017


























Komentar

  1. Memang Indah sumbar, makanannya juga lezat lezat

    BalasHapus
  2. Gunung sansai bakuliliang, den takana jo kawan, kawan lamo. Kujadikan layang-layang... 😂😂

    BalasHapus
  3. Kue surabinya enak tuh kayaknya. Baru kali ini tahu ada kue surabi dibakar di atas batok kelapa. Mantap! :)

    BalasHapus
  4. Seru ya jadi mbak Denik. Bisa mengenal budaya negeri sendiri.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ujung Aspal Pondok Gede

Di rumah ini aku dibesarkan Dibelai mesra lentik jari ibu Nama dusunku Ujung Aspal Pondok Gede Rimbun dan anggun ramah senyum penghuni dusun Kambing sembilan motor tiga bapak punya Ladang yang luas habis sudah sebagai gantinya Sampai saat tanah moyangku Tersentuh sebuah rencana dari serakahnya kota Terlihat murung wajah pribumi Terdengar langkah hewan bernyanyi  (Ujung Aspal Pondok Gede, Iwan Fals) Siapa yang tak mengenal lirik lagu tersebut? Lagu milik Iwan Fals itu begitu familiar ditelinga masyarakat. Saya salah satu penikmat lagu-lagu iwan Fals. Khusus lagu yang berjudul Ujung Aspal Pondok Gede, jiwa petualang saya bergolak saat mendengar lagu ini. Ada rasa ingin tahu dalam benak saya kala mencermati lirik demi lirik lagi itu. Maka tercetus niat di hati untuk suatu hari melongok daerah bernama Ujung Aspal Pondok Gede. Kesempatan itu pun tiba juga akhirnya. Suatu hari dengan ditemani seorang kawan saya bisa menjejakkan kaki di daerah  sana. Dengan mengendarai sepeda mo

Jam Gede Jasa Icon Baru Kota Tangerang

Kota Tangerang adalah salah satu wilayah kota di provinsi Banten. Merupakan kota terbesar di provinsi ini dan menjadi penyanggah Ibu kota Jakarta. Karena letaknya yang berbatasan langsung dengan Jakarta. Dan saya adalah salah satu warga Kota Tangerang yang kebetulan tinggalnya dekat perbatasan. Bisa disebut orang pinggiran. Pingirannya Jakarta dan pinggirannya Kota Tangerang.  Dokumen pribadi Bagaimana tidak disebut orang pinggiran. Lha wong untuk masuk wilayah Jakarta loh saya bisa dengan berjalan kaki. Sementara untuk pergi ke pusat Kota Tangerang butuh waktu sekitarnya 1-2 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan. Jauh bukan dari Kota Tangerang? Karenanya aktivitas saya lebih banyak ke kota Jakarta. Sejak dari jaman sekolah sampai bekerja. Hanya KTP saja yang statusnya sebagai warga Kota Tangerang.  Dan status seperti itu ternyata mengusik hati nurani saya secara perlahan. Apalagi ketika pada suatu hari dalam sebuah perjalanan backpackeran ke luar kota, di dalam kereta yang

Taman Kota 1 vs Taman Kota 2

Bagi saya taman itu sebuah tempat yang memiliki pesona tersendiri. Di dalam taman banyak hal yang bisa saya lakukan. Antara lain olahraga dan mengkhayal. Dan satu hal lagi, mengajak siapa pun ke taman pantas saja.  Ingin membawa anak kecil sampai lansia pantas saja. Mau sendiri atau rombongan juga pantas saja. Mau pagi-pagi, siang-siang atau sore-sorean pergi ke tamannya ya pantas saja. Itulah istimewanya taman menurut saya. Maka ketika pada suatu siang saya diajak jalan-jalan ke taman, ya senang-senang saja. Taman Kota 1 dan Taman Kota 2 di Bumi Serpong Damai (BSD). Kebetulan saya belum pernah main ke sana. Tentu penasaran dan antusias ingin tahu. Tempat pertama yang kami datangi adalah Taman Kota 1. Lokasinya tidak jauh dari ITC BSD. Bentuk tamannya memanjang. Dari pintu gerbang sudah terlihat kios-kios makanan. Jadi tak perlu kuatir bingung mencari tempat makan. Taman Kota 1 memang menyediakan tempat khusus bagi para pedagang. Lingkungan seputar Taman Kota 1 rasanya kurang da