Langsung ke konten utama

Jelajah Paser Baroe

Pasar merupakan tempat bertemunya pedagang dan pembeli. Tempat terjadinya transaksi jual beli. Salah satu poros perputaran roda ekonomi sebuah wilayah. Sejak jaman sebelum merdeka hingga kini. Pasar selalu memiliki magnet tersendiri bagi masyarakat.

Dari sekian banyak pasar yang bertebaran di Jakarta. Ada sebuah pasar yang usianya cukup tua dan memiliki banyak kisah sejarah di dalamnya. Dialah Paser Baroe. Pasar yang dibangun pada tahun 1820, berada di wilayah kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat.


Diberi nama Paser Baroe karena memang merupakan pasar yang baru dibangun setelah sekian banyak pasar yang sudah ada di Jakarta. Di Paser Baroe ini juga cikal bakal tumbuhnya pengusaha-pengusaha lokal,  seperti Matahari Departemen Store dan Bakmi Gang Kelinci yang terkenal sampai sekarang.

Di Paser Baroe kita bisa menjumpai Matahari Departemen Store yang pertama kali dibangun. 


Bakmi Gang Kelinci yang sudah tersebar diberbagai tempat.


Selain itu jika menjelajah Paser Baroe, kita juga masih bisa menjumpai beberapa toko yang usianya sudah tua. Seperti toko Lee Ie Seng yang berdiri pada tahun 1873.



Di toko Lee Ie Seng kita bisa menjumpai model transaksi jual beli jaman dulu, yang mana penjualnya masih menggunakan sempoa sebagai alat hitung. Bukan kalkulator. Toko ini masih menjual alat tulis jaman dulu seperti pulpen boxi.


Juga permen jaman dulu seperti permen susu. Selain itu kita juga bisa melihat bangunan toko yang sudah tua dan kondisinya dibiarkan apa adanya. Yakni toko kompak.

Selain itu, di Paser Baroe kita juga bisa kuliner aneka jajanan dan makanan dari berbagai negara. Seperti jajanan asal Jepang, Thailand, Cina dan India. Khusus makanan India masih ada yang asli dibuat dan dijamu sendiri oleh orang Indianya. Sebab Paser Baroe memang tempat berkumpulnya orang-orang India yang datang ke Indonesia.

Mulai dari makanan, pakaian, tempat ibadah dan sekolah India, semua tersedia. Karenanya Paser Baroe pernah dijuluki sebagai Little India. Dan ini menjadi salah satu hal menarik untuk diketahui jika ingin menjelajah Paser Baroe.



Larindah, 8 Mei 2017












































Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ujung Aspal Pondok Gede

Di rumah ini aku dibesarkan Dibelai mesra lentik jari ibu Nama dusunku Ujung Aspal Pondok Gede Rimbun dan anggun ramah senyum penghuni dusun Kambing sembilan motor tiga bapak punya Ladang yang luas habis sudah sebagai gantinya Sampai saat tanah moyangku Tersentuh sebuah rencana dari serakahnya kota Terlihat murung wajah pribumi Terdengar langkah hewan bernyanyi  (Ujung Aspal Pondok Gede, Iwan Fals) Siapa yang tak mengenal lirik lagu tersebut? Lagu milik Iwan Fals itu begitu familiar ditelinga masyarakat. Saya salah satu penikmat lagu-lagu iwan Fals. Khusus lagu yang berjudul Ujung Aspal Pondok Gede, jiwa petualang saya bergolak saat mendengar lagu ini. Ada rasa ingin tahu dalam benak saya kala mencermati lirik demi lirik lagi itu. Maka tercetus niat di hati untuk suatu hari melongok daerah bernama Ujung Aspal Pondok Gede. Kesempatan itu pun tiba juga akhirnya. Suatu hari dengan ditemani seorang kawan saya bisa menjejakkan kaki di daerah  sana. Dengan mengendarai sepeda mo

Jam Gede Jasa Icon Baru Kota Tangerang

Kota Tangerang adalah salah satu wilayah kota di provinsi Banten. Merupakan kota terbesar di provinsi ini dan menjadi penyanggah Ibu kota Jakarta. Karena letaknya yang berbatasan langsung dengan Jakarta. Dan saya adalah salah satu warga Kota Tangerang yang kebetulan tinggalnya dekat perbatasan. Bisa disebut orang pinggiran. Pingirannya Jakarta dan pinggirannya Kota Tangerang.  Dokumen pribadi Bagaimana tidak disebut orang pinggiran. Lha wong untuk masuk wilayah Jakarta loh saya bisa dengan berjalan kaki. Sementara untuk pergi ke pusat Kota Tangerang butuh waktu sekitarnya 1-2 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan. Jauh bukan dari Kota Tangerang? Karenanya aktivitas saya lebih banyak ke kota Jakarta. Sejak dari jaman sekolah sampai bekerja. Hanya KTP saja yang statusnya sebagai warga Kota Tangerang.  Dan status seperti itu ternyata mengusik hati nurani saya secara perlahan. Apalagi ketika pada suatu hari dalam sebuah perjalanan backpackeran ke luar kota, di dalam kereta yang

Taman Kota 1 vs Taman Kota 2

Bagi saya taman itu sebuah tempat yang memiliki pesona tersendiri. Di dalam taman banyak hal yang bisa saya lakukan. Antara lain olahraga dan mengkhayal. Dan satu hal lagi, mengajak siapa pun ke taman pantas saja.  Ingin membawa anak kecil sampai lansia pantas saja. Mau sendiri atau rombongan juga pantas saja. Mau pagi-pagi, siang-siang atau sore-sorean pergi ke tamannya ya pantas saja. Itulah istimewanya taman menurut saya. Maka ketika pada suatu siang saya diajak jalan-jalan ke taman, ya senang-senang saja. Taman Kota 1 dan Taman Kota 2 di Bumi Serpong Damai (BSD). Kebetulan saya belum pernah main ke sana. Tentu penasaran dan antusias ingin tahu. Tempat pertama yang kami datangi adalah Taman Kota 1. Lokasinya tidak jauh dari ITC BSD. Bentuk tamannya memanjang. Dari pintu gerbang sudah terlihat kios-kios makanan. Jadi tak perlu kuatir bingung mencari tempat makan. Taman Kota 1 memang menyediakan tempat khusus bagi para pedagang. Lingkungan seputar Taman Kota 1 rasanya kurang da