Langsung ke konten utama

Legendaris dan Patut Dicoba, Kedai Es Krim Ragusa yang Sudah Ada Sebelum Indonesia Merdeka

Pencinta es krim mana suaranya nih? Pasti dong kalian sudah tidak asing dengan es krim satu ini? Yaitu es krim Ragusa. Es krim legendaris yang sudah ada sebelum Indonesia merdeka.

Dokumen pribadi

Sebagai penyuka es krim, rasanya belum afdol kalau belum mencicipi es krim Ragusa. 

"Iiih, segitunya sih?"

Ya, memang begitulah aku. Makanya kudu banget nyobain es krim Ragusa. Pertama kali mencicipi es krim Ragusa tahun 90-an. Waktu itu aku sedang mengambil kursus bahasa Inggris di IEC Gambir. 

Seusai kursus biasanya nongkrong dulu dengan teman-teman di stasiun Gambir. Atau jalan-jalan ke Pasar Baru. Nah, suatu hari nyobain deh nongkrong di Es Krim Ragusa. Itulah kali pertama aku nyobain es krim Ragusa.

Perasaanku waktu itu? Ya, enggak percaya. Akhirnya bisa nyobain es krim Ragusa juga. Karena aku sudah lama membaca tentang sejarah es krim Ragusa. 

Suasananya masih jadul. Dengan deretan foto hitam putih. Meja dan kursi serta piranti untuk suguhan es krimnya pun masih jadul. Jadi benar-benar terasa nuansa jadulnya kalau makan di tempat.

Cuma untuk bisa makan di tempat mesti sabar. Karena antre sekali. Maklum sih. Namanya juga jajanan legendaris dan sarat sejarah. Pastilah rela antre. Sambil menunggu antrean, kita bisa menikmati jajanan yang ada di sekitar sana.

Dokumen pribadi

Ada sate kikil, tahu gejrot, kerak telor, kue ape dan masih banyak lagi. Pokoknya seru deh. Semenjak itu kalau jalan-jalan di sekitar sana tak lupa mampir di es krim Ragusa. Baik sendirian atau bersama teman-teman. Tak jarang mengantarkan teman yang belum pernah ke sana.

Itu dulu. Sebelum pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Semenjak pandemi tidak pernah kemana-mana lagi. Taat aturan pemerintah untuk keselamatan bersama. Setelah ada kelonggaran dan dibolehkan untuk bepergian. Akhirnya merasakan kembali makan es krim Ragusa.

Tentu ada bedanya sebelum dan saat pendemi. Yaitu tidak ada makan di tempat.

"Weh, mana seru?"

Eh, jangan salah. Ternyata tetap seru dan tetap antre loh,  meski tidak boleh makan di tempat. Jadi setelah memesan, es krimnya kita bawa keluar dan makan di dalam mobil. 

Dokumen pribadi

Kalau aku tidak makan di dalam mobil. Melainkan nongkrong di tepi kali dan di bangku yang ada di trotoar. Tentu saja sambil menikmati jajanan yang ada di sekitar sana.

Kalau dipikir-pikir, ngapain sih bela-belain nongkrong di pinggir kali demi sebuah es krim. Tapi ya begitulah bedanya es krim biasa dengan es krim legendaris. Kita seperti membeli kenangan dan ingin menjadi bagian dari es krim legendaris tersebut. Yang tidak dijumpai pada es krim lain.

Bagaimana tidak? Kalau es krim Ragusa sudah ada sejak sebelum Indonesia merdeka. Tepatnya sejak tahun 1932. Pembuatnya dua bersaudara asal Italia. Awalnya sih ada di Kota Bandung.  Tapi kemudian mereka membuka kedai di Jalan Veteran, Jakarta Pusat. 

Justru di sini kedai es krim Ragusa maju pesat sampai sekarang. Jadi bagi kalian yang mengaku es krim mania. Tunjukkan kemaniaan kalian dengan mencicipi es krim Ragusa. Ada banyak varian rasa yang bisa kalian cicipi. 

Ada Chocolate Sundae, Chocolate, Tutti Frutti, Vanila, Spaghetti Ice Cream, Spesial Mix, Banana Split, Mocca, Cassata Siciliana, dan Mint Raisin.

Banyak bukan pilihan rasanya? Yuk, cobain. Ini informasi tempat dan jam bukanya. Semoga bermanfaat. Selamat bernostalgia. Eh, selamat mencicipi. (EP)

Alamat Kedai Es Krim Ragusa:

Jl. Veteran No.10, Gambir, Jakarta Pusat.

Jam Buka:

10.00-20.00 WIB (selama PPKM)



Komentar

  1. Nah sejak lama aku tuh udh kepo sama es krim Ragusa ini mbak. Gara2 nggak sengaja lihat di youtube kl nggak salah deh. Jadi makin pengen nyicipin es krimnya, legend banget udh ada sebelum Indonesia merdeka, yak. Hhhh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mba. Kudu nyobain. Biar enggak penasaran... hehehe

      Hapus
  2. Wah asalnya di Bandung ya? Btw gimana sih rasanya es krim Ragusa kok ngga diceritain

    BalasHapus
  3. Salut banget buat bu denik, masih semangat banget travelling.. Deritaku tiap hari jauh-jauh cuma pergi ngajar. Pulang sore, langsung ngurus anak🤭 Semangat bu, semoga sehat selalu!

    BalasHapus
  4. jadi penasaran nih Mbak dengan es krim legendaris ini, apalagi bisaa dimasukin ke kotak gitu ya? apaa gak meleleh tuh? menggoda banget deh apalagi dimakan di siang terik kayak gini :D

    BalasHapus
  5. Wah ice cream legendaris nih! Aku juga udah sering baca tentang Ice cream Ragusa ini tapi belum pernah cobain karena keluarga jarang ada yang suka ice cream.

    BalasHapus
  6. Es krim ini cocok nih saya santap pas siang hari di saat lagi kerja keliling kota. Nah cuma saya belum mencoba es krim Ragusa. Semoga ada waktu bisa mencicipi

    BalasHapus
  7. Wah, baru ada eskrim legendaris di Jakarta. Jadi pengin nyobain eskrimnya. Apalagi aku pecinta eskrim. Hehe.... Ada varian rasa juga ya, Mba. Tambah mupeng, deh.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ujung Aspal Pondok Gede

Di rumah ini aku dibesarkan Dibelai mesra lentik jari ibu Nama dusunku Ujung Aspal Pondok Gede Rimbun dan anggun ramah senyum penghuni dusun Kambing sembilan motor tiga bapak punya Ladang yang luas habis sudah sebagai gantinya Sampai saat tanah moyangku Tersentuh sebuah rencana dari serakahnya kota Terlihat murung wajah pribumi Terdengar langkah hewan bernyanyi  (Ujung Aspal Pondok Gede, Iwan Fals) Siapa yang tak mengenal lirik lagu tersebut? Lagu milik Iwan Fals itu begitu familiar ditelinga masyarakat. Saya salah satu penikmat lagu-lagu iwan Fals. Khusus lagu yang berjudul Ujung Aspal Pondok Gede, jiwa petualang saya bergolak saat mendengar lagu ini. Ada rasa ingin tahu dalam benak saya kala mencermati lirik demi lirik lagi itu. Maka tercetus niat di hati untuk suatu hari melongok daerah bernama Ujung Aspal Pondok Gede. Kesempatan itu pun tiba juga akhirnya. Suatu hari dengan ditemani seorang kawan saya bisa menjejakkan kaki di daerah  sana. Dengan mengendarai sepeda mo

Jam Gede Jasa Icon Baru Kota Tangerang

Kota Tangerang adalah salah satu wilayah kota di provinsi Banten. Merupakan kota terbesar di provinsi ini dan menjadi penyanggah Ibu kota Jakarta. Karena letaknya yang berbatasan langsung dengan Jakarta. Dan saya adalah salah satu warga Kota Tangerang yang kebetulan tinggalnya dekat perbatasan. Bisa disebut orang pinggiran. Pingirannya Jakarta dan pinggirannya Kota Tangerang.  Dokumen pribadi Bagaimana tidak disebut orang pinggiran. Lha wong untuk masuk wilayah Jakarta loh saya bisa dengan berjalan kaki. Sementara untuk pergi ke pusat Kota Tangerang butuh waktu sekitarnya 1-2 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan. Jauh bukan dari Kota Tangerang? Karenanya aktivitas saya lebih banyak ke kota Jakarta. Sejak dari jaman sekolah sampai bekerja. Hanya KTP saja yang statusnya sebagai warga Kota Tangerang.  Dan status seperti itu ternyata mengusik hati nurani saya secara perlahan. Apalagi ketika pada suatu hari dalam sebuah perjalanan backpackeran ke luar kota, di dalam kereta yang

Taman Kota 1 vs Taman Kota 2

Bagi saya taman itu sebuah tempat yang memiliki pesona tersendiri. Di dalam taman banyak hal yang bisa saya lakukan. Antara lain olahraga dan mengkhayal. Dan satu hal lagi, mengajak siapa pun ke taman pantas saja.  Ingin membawa anak kecil sampai lansia pantas saja. Mau sendiri atau rombongan juga pantas saja. Mau pagi-pagi, siang-siang atau sore-sorean pergi ke tamannya ya pantas saja. Itulah istimewanya taman menurut saya. Maka ketika pada suatu siang saya diajak jalan-jalan ke taman, ya senang-senang saja. Taman Kota 1 dan Taman Kota 2 di Bumi Serpong Damai (BSD). Kebetulan saya belum pernah main ke sana. Tentu penasaran dan antusias ingin tahu. Tempat pertama yang kami datangi adalah Taman Kota 1. Lokasinya tidak jauh dari ITC BSD. Bentuk tamannya memanjang. Dari pintu gerbang sudah terlihat kios-kios makanan. Jadi tak perlu kuatir bingung mencari tempat makan. Taman Kota 1 memang menyediakan tempat khusus bagi para pedagang. Lingkungan seputar Taman Kota 1 rasanya kurang da