Batik. Warisan budaya tak benda asal Indonesia yang sudah diakui oleh dunia. Bicara batik maka yang terlukis diingatan adalah suasana Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta.
Ya, batik memang erat kaitannya dengan kehidupan Keraton. Raja, ratu, putri dan abdi dalem. Semuanya mengenakan kain batik sebagai busana sehari-hari. Ini artinya batik identik dengan masyarakat Jawa. Padahal tidak demikian kenyataannya. Batik itu ada di seluruh Indonesia.
Maka ketika pada suatu hari saya menemukan Batik Betawi Terogong di sebuah bazar, spontan benak ini bergumam, "Emang ada batik Betawi? Macem mana modelnya?" Saya pun melihat-lihat stand batik Betawi tersebut. Dan memang ada yang namanya Batik Betawi Terogong. Bagus-bagus pula motifnya.
Saya pun mengadopsi salah satunya. Yaitu Batik Betawi Terogong dengan motif Tari Yapong. Ini adalah peristiwa tiga tahun yang lalu, tahun 2016 di Braga, Bandung. Kala itu saya menghadiri undangan acara Komunitas Perempuan Berkebaya Bandung yang sedang berhari jadi.
Dalam hati ingin mengunjungi rumah Batik Betawi Terogong saat kembali ke Jakarta. Namun karena kesibukan keinginan itu menguap begitu saja seiring berjalannya waktu. Tak sadar tiga tahun berlalu.
Ketika Ladiesiana Kompasiana akan mengadakan kunjungan ke rumah Batik Betawi Terogong, saya antusias sekali untuk mengikutinya. Ini kesempatan langka. Kapan lagi bisa berkunjung ke sana ramai-ramai seperti ini.
Saya pun segera mengosongkan jadwal di hari kunjungan tersebut agar bisa ikut serta. Berangkat pagi-pagi sekali dari Tangerang, saya menjadi peserta yang datang paling awal. Disusul satu Ladiesiana lagi. Kemudian satu per satu Ladiesiana yang lain berdatangan.
Setelah semua Ladiesiana sudah datang. Acara pun segera dimulai. Diawali dengan sambutan dari salah satu admin Ladiesiana. Lalu dilanjutkan dengan perkenalan serta bincang-bincang bersama founder Batik Betawi Terogong, Mpok Siti Laela.
Kesadaran akan pentingnya melestarikan tradisi dan budaya yang bisa punah jika tak ada yang peduli lagi, Siti Laela yang lulusan sarjana bahasa Inggris memutuskan untuk menjadi pembatik. Dimulai dengan mengikuti pelatihan. Kemudian mengikuti bazar-bazar di kelurahan. Selanjutnya memanggil pembatik dari Pekalongan khusus untuk mengajari membatik dengan baik dan benar.
"Masa sih gua enggak bisa bikin batik. Bikin skripsi berbahasa Inggris aja bisa. Pokoknya harus bisa." Tekad tersebut yang ia tanamkan dalam diri untuk bisa membatik dengan benar.
Sejak itu ia mulai serius menekuni usaha membatik. Apalagi keluarga dan pemerintah terkait mendukung usahanya tersebut. Cibiran dari orang-orang yang tak senang justru menjadi cambuk bagi dirinya. "Lulusan sarjana kok cuma jadi pembatik."
Berkat kesabaran dan ketekunannya, kini Batik Betawi Terogong sudah dikenal oleh masyarakat luas. Dari dalam dan luar negeri. Pelanggan-pelanggannya berdatangan dari luar negeri. Dari masyarakat biasa sampai pejabat tinggi.
Wah, seru bukan kisah perjalanan Mpok Siti Laela dalam merintis usaha membatik nya ini? Suasana bincang-bincang semakin seru saat acara tanya jawab yang berbarengan dengan datangnya suguhan bakwan goreng hangat.
Usai bincang-bincang, acara dilanjutkan dengan kegiatan membatik. Yihiiii....kita semua diajak untuk merasakan bagaimana sulitnya membatik. Sulit? Iya, karena butuh ketelitian dan kesabaran tingkat dewa. Kalau tidak punya modal ketelitian dan kesabaran, hasil membatiknya berantakan. Juga akan mbleber kemana-mana malamnya.
Setelah berjuang melatih kesabaran diri melalui membatik, kami disuguhi soto Betawi sebagai menu makan siang. Lengkap sudah keseruan hari itu bersama Ladiesiana.
Sambil menunggu hasil membatik hari itu yang sedang dijemur. Kami melihat-lihat koleksi kain batik Betawi Terogong yang sudah siap diadopsi alias bisa dibeli. Motif dan warnanya beraneka ragam. Satu hal yang menjadi ciri khas Batik Betawi Terogong yakni mengambil motif yang mengedukasi. Seperti motif daun Bidara, jali-jali, tapak dara, kembang pihong dan daun mengkudu. Kesemuanya itu termasuk tumbuhan langka. Selain itu ada juga motif ikon-ikon yang ada di Betawi. Seperti Tugu Monas, Ondel-ondel, Kembang Goyang dan Tari Yapong serta pengantin adat Betawi.
Kali ini saya pun tak lupa untuk mengadopsi kain Batik Betawi Terogong. Motif pengantin adat Betawi menjadi pilihan saya. Dan tetap dengan pilihan warna bernuansa ungu. Warna kesukaan saya. Akhir pekan yang menyenangkan. Terima kasih Ladiesiana.
Jika tertarik untuk berkunjung ke Rumah Batik Betawi Terogong. Berikut ini informasinya:
Alamat Batik Betawi Terogong
Jl. Terogong III No. 27C RT 9 RW 10
Cilandak, Jakarta Selatan 12430
Salah pelanggan Batik Betawi Terogong (foto koleksi Batik Betawi Terogong)
Ya, batik memang erat kaitannya dengan kehidupan Keraton. Raja, ratu, putri dan abdi dalem. Semuanya mengenakan kain batik sebagai busana sehari-hari. Ini artinya batik identik dengan masyarakat Jawa. Padahal tidak demikian kenyataannya. Batik itu ada di seluruh Indonesia.
Maka ketika pada suatu hari saya menemukan Batik Betawi Terogong di sebuah bazar, spontan benak ini bergumam, "Emang ada batik Betawi? Macem mana modelnya?" Saya pun melihat-lihat stand batik Betawi tersebut. Dan memang ada yang namanya Batik Betawi Terogong. Bagus-bagus pula motifnya.
Saya pun mengadopsi salah satunya. Yaitu Batik Betawi Terogong dengan motif Tari Yapong. Ini adalah peristiwa tiga tahun yang lalu, tahun 2016 di Braga, Bandung. Kala itu saya menghadiri undangan acara Komunitas Perempuan Berkebaya Bandung yang sedang berhari jadi.
Braga, 2016 dengan koleksi Batik Betawi Terogong motif Tari Yapong
Dalam hati ingin mengunjungi rumah Batik Betawi Terogong saat kembali ke Jakarta. Namun karena kesibukan keinginan itu menguap begitu saja seiring berjalannya waktu. Tak sadar tiga tahun berlalu.
Ketika Ladiesiana Kompasiana akan mengadakan kunjungan ke rumah Batik Betawi Terogong, saya antusias sekali untuk mengikutinya. Ini kesempatan langka. Kapan lagi bisa berkunjung ke sana ramai-ramai seperti ini.
Saya pun segera mengosongkan jadwal di hari kunjungan tersebut agar bisa ikut serta. Berangkat pagi-pagi sekali dari Tangerang, saya menjadi peserta yang datang paling awal. Disusul satu Ladiesiana lagi. Kemudian satu per satu Ladiesiana yang lain berdatangan.
Setelah semua Ladiesiana sudah datang. Acara pun segera dimulai. Diawali dengan sambutan dari salah satu admin Ladiesiana. Lalu dilanjutkan dengan perkenalan serta bincang-bincang bersama founder Batik Betawi Terogong, Mpok Siti Laela.
Kesadaran akan pentingnya melestarikan tradisi dan budaya yang bisa punah jika tak ada yang peduli lagi, Siti Laela yang lulusan sarjana bahasa Inggris memutuskan untuk menjadi pembatik. Dimulai dengan mengikuti pelatihan. Kemudian mengikuti bazar-bazar di kelurahan. Selanjutnya memanggil pembatik dari Pekalongan khusus untuk mengajari membatik dengan baik dan benar.
Bersama Mpok Siti Laela, founder Batik Betawi Terogong
"Masa sih gua enggak bisa bikin batik. Bikin skripsi berbahasa Inggris aja bisa. Pokoknya harus bisa." Tekad tersebut yang ia tanamkan dalam diri untuk bisa membatik dengan benar.
Sejak itu ia mulai serius menekuni usaha membatik. Apalagi keluarga dan pemerintah terkait mendukung usahanya tersebut. Cibiran dari orang-orang yang tak senang justru menjadi cambuk bagi dirinya. "Lulusan sarjana kok cuma jadi pembatik."
Berkat kesabaran dan ketekunannya, kini Batik Betawi Terogong sudah dikenal oleh masyarakat luas. Dari dalam dan luar negeri. Pelanggan-pelanggannya berdatangan dari luar negeri. Dari masyarakat biasa sampai pejabat tinggi.
Suasana bincang-bincang dengan founder Batik Betawi Terogong
Wah, seru bukan kisah perjalanan Mpok Siti Laela dalam merintis usaha membatik nya ini? Suasana bincang-bincang semakin seru saat acara tanya jawab yang berbarengan dengan datangnya suguhan bakwan goreng hangat.
Usai bincang-bincang, acara dilanjutkan dengan kegiatan membatik. Yihiiii....kita semua diajak untuk merasakan bagaimana sulitnya membatik. Sulit? Iya, karena butuh ketelitian dan kesabaran tingkat dewa. Kalau tidak punya modal ketelitian dan kesabaran, hasil membatiknya berantakan. Juga akan mbleber kemana-mana malamnya.
Hasil membatik sendiri
Setelah berjuang melatih kesabaran diri melalui membatik, kami disuguhi soto Betawi sebagai menu makan siang. Lengkap sudah keseruan hari itu bersama Ladiesiana.
Sambil menunggu hasil membatik hari itu yang sedang dijemur. Kami melihat-lihat koleksi kain batik Betawi Terogong yang sudah siap diadopsi alias bisa dibeli. Motif dan warnanya beraneka ragam. Satu hal yang menjadi ciri khas Batik Betawi Terogong yakni mengambil motif yang mengedukasi. Seperti motif daun Bidara, jali-jali, tapak dara, kembang pihong dan daun mengkudu. Kesemuanya itu termasuk tumbuhan langka. Selain itu ada juga motif ikon-ikon yang ada di Betawi. Seperti Tugu Monas, Ondel-ondel, Kembang Goyang dan Tari Yapong serta pengantin adat Betawi.
Koleksi pribadi
Kali ini saya pun tak lupa untuk mengadopsi kain Batik Betawi Terogong. Motif pengantin adat Betawi menjadi pilihan saya. Dan tetap dengan pilihan warna bernuansa ungu. Warna kesukaan saya. Akhir pekan yang menyenangkan. Terima kasih Ladiesiana.
Jika tertarik untuk berkunjung ke Rumah Batik Betawi Terogong. Berikut ini informasinya:
Alamat Batik Betawi Terogong
Jl. Terogong III No. 27C RT 9 RW 10
Cilandak, Jakarta Selatan 12430
#ladiesianaXBatikTerogong
#WastraIndonesia
#BatikIndonesia
#BatikBetawi
Jadi ingat dengan baju batik yang sering dipakai Pak Gubernur DKI, Anies Baswedan. Motifnya betawi banget. Mungkin yang beliau sering pakai itu adalah batik Betawi Terogong, ya, mba?
BalasHapusWah motif batiknya bagus. Unik, kesan betawi banget. Makin bangga karena Indonesia kaya akan ragam batik.
BalasHapusWow, sebagai anak betawi jd terharu nih. Sy tertarik banget, kapan-kapan akan ke
BalasHapusSana ah utk Beli motif batiknya. Izin save alamatnya ya Mbak
Wah ternyata memang batik itu seluruh Indonesia ya, saya juga pikirnya di Jawa aja :D
BalasHapustapi lucu juga motifnya sesuatu yang Jakarta banget!
jadi pengen punya juga, terutama yang warna merah hahaha
Ane juga baru tau ternyata ada juga ya batik betawi selama ini saya kira cuma batik Solo atau Jogja yang sudah familiar :)
BalasHapusWah, saya yang lahir dan besar di Jakarta saja baru tahu lo, soal batik ini. MasyaAllah, keren mba informasinya. Setidaknya bisa saya jadikan tempat rekreasi kunjungan belajar buat anak-anak berikutnya, kalau epidemi ini sudah berakhir. Terima kasih mba untuk ulasan kerennya 😊
BalasHapusHarganya gimana mbak? Hampir semua batik itu klo dibikin jadi baju jadi elegan dan cantik.
BalasHapusWah lucu sekali ada batik yang bermotif ondel-ondel. Jadi pengen ke sana kapan-kapan
BalasHapusKeren ya motif batik Betawi ada motif ondel-ondel. Ni yg semacam ini perlu dilestarikan batik-batik khas. Next klu ke Jakara pngen juga ah mampir. Thx infonya ya..
BalasHapusWah baru tahu saya kalau ada batik dari Betawi. Jadi pingin belajar lebih banyak skill nih, yang seru2 semacam membatik.
BalasHapusWaktu ada info acara ini sebenarnya aku mupeng banget lho, Mbak, pengin lihat langsung batik Betawi. Pas kebeneran kan aku lagi nulis tentang Betawi waktu itu. Tapi belum rezeki deh, anakku gak ngebolehin. Untungnya di setiap daerah selalu ada pemerhati kebudayaan kayak gini ya, Mbak. bayangin aja kalau nggak ada yang peduli. Bisa habis budaya negeri ini.
BalasHapusWah unik ya, mba. Saya baru tahu Batik Betawi dan wujud batiknya seperti apa. Mungkin saya gak akan pernah tahu kalau gak mampir ke blog ini. Makasih sharing-nya, mba
BalasHapusMotif bantiknya bagus. Saya juga penyuka batik. Selama ini yang ada daster atau kemeja. Punya beberapa koleksi batik Pekalongan dan Yogya. Favoritnya batik Pekalongan. Ternyata ada juga ya di Jakarta, batik motif betawi
BalasHapusBagus sekali batik motif betawi ini... Jujur saja baru kali ini saya mengetahuinya, kebudayaan betawi sebaiknya dilestarikan dan dipublikasikan juga..
BalasHapusBagus banget ada publikasi tentang batik khas betawi ini ya... kita2 jd tahu kl di Jakarta ada ciri khas batiknya sendiri. Mantul deh Mbak Denik
BalasHapuswah baru tau aku ada Batik Terogong, kepingin kesana ah kalau wabah corona sudah enyah
BalasHapusYuhuuuu Mbak Denik, kelar covid 19, ajakin akuuuu eksplor Jakarta yaaaaa
BalasHapuswah mbaa aku baru tau nih tentang batik dari Betawi, yang ternyata punya batik juga tho ya hihi. Pengen deh kesana kalo wabah ini usai
BalasHapusBerawi punya batik juga ternyata😍
BalasHapusSaya baru tahu lho kalau betawi ternyata punya batik juga. Belum pernah lihat langsung sih. Tapi sepertinya oke juga buat baju kondangan. Hehehe
BalasHapusBaru tahu ada rumah batik di sekitar Jakarta Selatan nih.
BalasHapusBatik itu memang keren dan rasanya bangga, pakai hasil buatan tangan negeri sendiri.
Pokoknya mantap dan perlu terus dilestarikan.
Kalau keadaan sudah kembali kondusif boleh juga nih berkunjung ke sana, daku diajak ya mbak
BalasHapusHuaa keren banget ini, terus terang baru dengar loh kalau ada batiknya Betawi. Tapi keren kok, tak kalah dengan batik JOgya atau Solo
BalasHapusKeren banget batiknya mbak. Setiap daerah emang punya motif batik nya sendiri-sendiri. Itulah bentuk kekayaan negara kita yang harus dijaga. Masyarakat, pembatik, pemerintah serta perusahaan harus bahu membahu melestarikan batik Indonesia.
BalasHapus