"Museum Katedral? Di mana? Saya tahunya Gereja Katedral. Bangunan megah yang berhadapan dengan Masjid Istiqlal."
Kalimat pertama yang terlontar ketika salah satu teman komunitas mengajak jalan-jalan ke sana. Sebab saya memang tidak terlalu familiar dengan nama museum ini. Mungkin begitu juga yang terlintas dalam benak Anda.
Tetapi ternyata memang ada. Dan lokasinya berada dilingkungan Gereja Katedral. Hal itu baru saya ketahui setelah akhirnya saya dan beberapa teman KPMI (Kelompok Pencinta Museum Indonesia) berkunjung ke sana. "Pantas tak banyak yang mengetahuinya. Terutama muslimah seperti saya."
Sebagai pencinta museum dan sejarah, tentu tempat ini perlu dikunjungi. Maka begitu hari dan waktu yang telah disepakati tiba, kami pun langsung bertemu di lokasi. Tepat di sisi kanan belakang halaman Gereja Katedral.
Kedatangan kami disambut hangat dan ramah oleh petugas museum. Kebetulan dua dari teman komunitas sudah saling mengenal dengan petugas museum tersebut, sehingga komunikasi kami lebih enak dan akrab.
Usai mengisi buku tamu, saya dan teman-teman dipersilakan melihat-lihat ruangan museum. Ruangan pertama yang saya kunjungi berada di sebelah kiri meja tamu. Kalau dari arah kami masuk berarti sebelah kanan.
Ruangan ini berisi kisah keuskupan Agung Jakarta. Berikut foto dan riwayatnya masing-masing. Juga kisah masuknya ajaran Katolik ini ke Larantuka, Flores yang kini disebut sebagai Vatikannya Indonesia.
Selanjutnya kami menyisir ruangan yang isinya beberapa benda koleksi Gereja Katedral. Seperti wadah suci dan batu bata asli yang digunakan untuk membangun Gereja Katedral pada tahun 1810.
Diseberang ruangan ini ada ruang teater. Tetapi kami tidak sempat menonton pertunjukan. Kami langsung naik ke lantai dua. Menuju sebuah ruangan yang diberi nama Zona Masa Lalu Dalam Pustaka. Di sini kita bisa melihat kitab-kitab kuno dan juga patung Bunda Maria berkonde.
Masih di lantai dua, selanjutnya kita memasuki ruangan lain yang disebut Zona Kemartiran dan Relikwi. Di sini kita bisa melihat benda kenang-kenangan para Paus yang pernah berada di Gereja Katedral, Jakarta. Di sebelahnya ada ruangan lagi yang diberi nama Zona Liturgi. Berisi koleksi pakaian yang biasa dikenakan oleh para Paus. Selanjutnya ada Zona Koleksi abad 17-19. Berisi ragam furniture kepastoran Katedral tempo dulu.
Museum yang diresmikan pada tanggal 28 April 1991 oleh Mgr Julius Darmaatmaja ini diprakarsai Peter Rudolf Kurris (Pastor Kepala Katedral). Sampai di sini usai sudah penjelajahan kami di Museum Katedral. Saya pun menjadi tahu sejarah berdirinya Gereja Katedral yang selama ini hanya dipandangi dari kejauhan. Terima kasih teman-teman KPMI.
Bagi Anda yang tertarik untuk berkunjung ke Museum Katedral, berikut jadwal buka museum:
Senin-Kamis : Pukul 10.00-16.00 WIB
Jumat : Tutup
Sabtu : Pukul 10.00-16.00 WIB
Minggu : Pukul 12.00-16.00 WIB
Alamat : Jl.Katedral No.7B Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat. (EP)
Sebagai pencinta museum dan sejarah, tentu tempat ini perlu dikunjungi. Maka begitu hari dan waktu yang telah disepakati tiba, kami pun langsung bertemu di lokasi. Tepat di sisi kanan belakang halaman Gereja Katedral.
Kedatangan kami disambut hangat dan ramah oleh petugas museum. Kebetulan dua dari teman komunitas sudah saling mengenal dengan petugas museum tersebut, sehingga komunikasi kami lebih enak dan akrab.
Usai mengisi buku tamu, saya dan teman-teman dipersilakan melihat-lihat ruangan museum. Ruangan pertama yang saya kunjungi berada di sebelah kiri meja tamu. Kalau dari arah kami masuk berarti sebelah kanan.
Ruangan ini berisi kisah keuskupan Agung Jakarta. Berikut foto dan riwayatnya masing-masing. Juga kisah masuknya ajaran Katolik ini ke Larantuka, Flores yang kini disebut sebagai Vatikannya Indonesia.
Replika perahu yang digunakan dalam perjalanan menuju selat Larantuka
Selanjutnya kami menyisir ruangan yang isinya beberapa benda koleksi Gereja Katedral. Seperti wadah suci dan batu bata asli yang digunakan untuk membangun Gereja Katedral pada tahun 1810.
Batu bata yang digunakan dalam pembangunan Gereja Katedral tahun 1810
Diseberang ruangan ini ada ruang teater. Tetapi kami tidak sempat menonton pertunjukan. Kami langsung naik ke lantai dua. Menuju sebuah ruangan yang diberi nama Zona Masa Lalu Dalam Pustaka. Di sini kita bisa melihat kitab-kitab kuno dan juga patung Bunda Maria berkonde.
Patung Bunda Maria Beekonde karya Romo Reksaatmaja, 1930
Masih di lantai dua, selanjutnya kita memasuki ruangan lain yang disebut Zona Kemartiran dan Relikwi. Di sini kita bisa melihat benda kenang-kenangan para Paus yang pernah berada di Gereja Katedral, Jakarta. Di sebelahnya ada ruangan lagi yang diberi nama Zona Liturgi. Berisi koleksi pakaian yang biasa dikenakan oleh para Paus. Selanjutnya ada Zona Koleksi abad 17-19. Berisi ragam furniture kepastoran Katedral tempo dulu.
Bagi Anda yang tertarik untuk berkunjung ke Museum Katedral, berikut jadwal buka museum:
Senin-Kamis : Pukul 10.00-16.00 WIB
Jumat : Tutup
Sabtu : Pukul 10.00-16.00 WIB
Minggu : Pukul 12.00-16.00 WIB
Alamat : Jl.Katedral No.7B Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat. (EP)
Wah, saya dulu datang ke museum kathedral sebelum renovasi. Kayaknya itu sepuluh tahun lalu. Huehehehe.... jadi penasaran nih... kayaknya sekarang udah keren banget.
BalasHapusWow...sepuluh tahun yang lalu? Berarti harus ke sana lagi nih...hihihi
HapusDenik dear...
HapusGeweldig...bijzonder!
Lieve Denik..God zegent...en heel veel liefs van mij.
Terima kasih Oma
Hapus