PUSPITEK. Mendengar namanya saja terasa berat. Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Pasti untuk bisa masuk ke dalam sana hanya orang-orang tertentu. Atau setidaknya memang memiliki kepentingan di sana. Intinya tidak mudahlah untuk masuk ke sana. Itu gambaran yang terlintas dibenak ini saat pertama kali mendengar nama PUSPITEK.
Apalagi saya bukan orang yang bergelut dibidang teknologi. Meski terbersit rasa penasaran untuk mengetahui ada apa saja didalam sana, tetapi rasa itu hanya mengendap dipikiran dalam kumparan kata bernama tak mungkin. Iya, tak mungkin. Untuk apa pula? Kalau seperti museum tentu masih bisa dikunjungi sewaktu-waktu. Tapi PUSPITEK bukanlah museum. Maka tak mungkin bisa dikunjungi seenaknya.
Jadi berapa kali pun saya melintas di depannya, tak mungkin membelokkan arah ke sana untuk menghilangkan rasa penasaran. Sampai akhirnya kesempatan itu datang menghampiri melalui Media Gathering Bersama BAPETEN. Kegiatan yang diadakan oleh BAPETEN bagi para jurnalis, blogger dan vlogger untuk membuat tulisan mengenai BAPETEN pada khususnya dan mengenalkan tentang nuklir pada khalayak. Dan salah satu rangkaian kegiatan yang diadakan tersebut adalah mengunjungi PUSPITEK. Pucuk di cinta ulam pun tiba. Ini pepatah tepat atas apa yang saya alami.
Apalagi saya bukan orang yang bergelut dibidang teknologi. Meski terbersit rasa penasaran untuk mengetahui ada apa saja didalam sana, tetapi rasa itu hanya mengendap dipikiran dalam kumparan kata bernama tak mungkin. Iya, tak mungkin. Untuk apa pula? Kalau seperti museum tentu masih bisa dikunjungi sewaktu-waktu. Tapi PUSPITEK bukanlah museum. Maka tak mungkin bisa dikunjungi seenaknya.
Jadi berapa kali pun saya melintas di depannya, tak mungkin membelokkan arah ke sana untuk menghilangkan rasa penasaran. Sampai akhirnya kesempatan itu datang menghampiri melalui Media Gathering Bersama BAPETEN. Kegiatan yang diadakan oleh BAPETEN bagi para jurnalis, blogger dan vlogger untuk membuat tulisan mengenai BAPETEN pada khususnya dan mengenalkan tentang nuklir pada khalayak. Dan salah satu rangkaian kegiatan yang diadakan tersebut adalah mengunjungi PUSPITEK. Pucuk di cinta ulam pun tiba. Ini pepatah tepat atas apa yang saya alami.
Maka begitulah, bersama panitia dan para peserta Media Gathering Bersama BAPETEN saya akhirnya berkesempatan mengunjungi PUSPITEK di daerah Serpong, Tangerang Selatan. Kawasan riset terbesar di Indonesia. Dengan luas area sekitar 660 ha. PUSPITEK yang merupakan bagian dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikanin ini ternyata telah berdiri sejak tahun 1976. Sudah cukup lama juga ya?
Salah satu sisi di kawasan Puspiptek
Dengan mengendarai bus, saya dan rombongan berangkat menuju Serpong. Pagi-pagi sekali saya sudah berada di kantor BAPETEN di Jalan Gajah Mada No.8, Jakarta yang menjadi titik kumpul kami para peserta Media Gathering Bersama BAPETEN. Ada juga beberapa peserta yang menunggu di lokasi tujuan karena tempat tinggalnya di sekitar PUSPITEK.
Dengan sebagian para peserta Media Gathering Bersama BAPETEN
Selalu bergaya dimana pun berada
Selama perjalanan, kami seru-seruan bareng melalui video maupun foto bareng. Bagi saya setiap momen selalu berharga. Jadi perlu diabadikan di manapun berada. Meski di dalam hati timbul tenggelam kalimat-kalimat tanya mengenai bayangan suasana di tempat yang ingin kami datangi ini. Namun hal itu tidak menepiskan keseruan selama perjalanan.
Akhirnya setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam lebih, bus yang membawa rombongan kami pun tiba ditujuan. Pos penjagaan menjadi barisan pertama yang harus kami lalui. Setelah itu bus memasuki kawasan PUSPITEK yang sangat luas dengan pemandangan di kanan kiri berupa lahan kosong sebelum tiba di gedung yang kami tuju. "Jauh juga ya dari pos penjagaan untuk sampai ke kantornya?" ungkap sebagian besar peserta.
Begitu mendekati area gedung, masih ada pos penjagaan yang harus kami lalui. Setelah memeriksa bus dan memberikan beberapa pengarahan, barulah bus kami dipersilakan masuk. Memang kawasan yang benar-benar ketat pengawasan nya. Saya dan para peserta segera turun di depan sebuah gedung. Dan bus yang membawa kami mencari tempat parkir yang sudah ditentukan.
Akhirnya setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam lebih, bus yang membawa rombongan kami pun tiba ditujuan. Pos penjagaan menjadi barisan pertama yang harus kami lalui. Setelah itu bus memasuki kawasan PUSPITEK yang sangat luas dengan pemandangan di kanan kiri berupa lahan kosong sebelum tiba di gedung yang kami tuju. "Jauh juga ya dari pos penjagaan untuk sampai ke kantornya?" ungkap sebagian besar peserta.
Begitu mendekati area gedung, masih ada pos penjagaan yang harus kami lalui. Setelah memeriksa bus dan memberikan beberapa pengarahan, barulah bus kami dipersilakan masuk. Memang kawasan yang benar-benar ketat pengawasan nya. Saya dan para peserta segera turun di depan sebuah gedung. Dan bus yang membawa kami mencari tempat parkir yang sudah ditentukan.
Di sini tujuan saya dan rombongan
PUSPITEK merupakan pusat pelaksanaan tugas dan fungsi-fungsi pokok Kementerian Riset dan teknologi, serta Lembaga-lembaga Non Departemen seperti BPPT, LIPI, BATAN, LAPAN dan BAKOSURTANAL. Karena saya dan rombongan berkegiatan dengan BAPETEN yang adalah Badan Pengawas Tenaga Nuklir, maka gedung yang kami tuju adalah BATAN (Badan Tenaga Atom Nasional). Lembaga yang diawasi oleh BAPETEN sebagai lembaga pelaksana teknologi nuklir.
Di sini saya dan rombongan akan diajak melihat langsung sistem kerja Reaktor Serba Guna GA Siwabessy. Juga melihat sistem kerja bagian Iradiator. Tetapi sebelumnya kami diberi pengarahan terkait sistem yang ada di sana. Wah, kami seperti seorang peneliti yang sedang terjun ke lapangan. Apalagi setelah mengenakan seragam khusus dan masuk ke dalam ruang kerja reaktor. Dengan pemeriksaan ketat dan aturan serta pengawasan yang ketat juga, kami benar-benar merasa tegang awalnya. Tetapi setelah melihat langsung dan mengetahui sistem kerja di sana. Perasaan itu perlahan-lahan mulai hilang. Berganti rasa kagum. Bahwa Indonesia ternyata kemajuan teknologinya tidak perlu diragukan lagi.
Di sini saya dan rombongan akan diajak melihat langsung sistem kerja Reaktor Serba Guna GA Siwabessy. Juga melihat sistem kerja bagian Iradiator. Tetapi sebelumnya kami diberi pengarahan terkait sistem yang ada di sana. Wah, kami seperti seorang peneliti yang sedang terjun ke lapangan. Apalagi setelah mengenakan seragam khusus dan masuk ke dalam ruang kerja reaktor. Dengan pemeriksaan ketat dan aturan serta pengawasan yang ketat juga, kami benar-benar merasa tegang awalnya. Tetapi setelah melihat langsung dan mengetahui sistem kerja di sana. Perasaan itu perlahan-lahan mulai hilang. Berganti rasa kagum. Bahwa Indonesia ternyata kemajuan teknologinya tidak perlu diragukan lagi.
Serius mendengarkan penjelasan dan pengarahan yang diberikan
Usai mengunjungi gedung reaktor serba guna GA Siwabessy, saya dan rombongan melanjutkan kunjungan untuk menuju gedung Iradiator. Sebelumnya kami foto bersama terlebih dulu sebagai kenang-kenangan.
Foto bersama di depan gedung serba guna GA Siwabessy
Selanjutnya saya dan rombongan naik kembali ke dalam bus untuk menuju gedung Iradiator. Tempat meradiasi barang-barang yang sudah ada di sana.
Tetap mengabadikan momen dimana saja berada
Tak berapa lama saya dan rombongan tiba ditujuan. Langsung pasang aksi sebelum petugasnya memberikan pengarahan dan penjelasan terkait sistem kerja di gedung Iradiator ini. Lagi-lagi mengabadikan momen di sana-sini, sebab ini akan menjadi momen tak terlupakan bisa mengunjungi tempat ini.
Gaya perempuan kalau sudah kumpul
Mendengarkan penjelasan dan pengarahan dari petugas di sini membuat wawasan saya bertambah. Bahwa proses Iradiator itu sesungguhnya memilki banyak manfaat. Hanya saja paradigma masyarakat yang masih negatif terkait teknologi nuklir, membuat masyarakat masih takut-takut jika terkait dengan nuklir. Padahal teknologi nuklir sangat bermanfaat dalam kehidupan kita.
Mendengarkan penjelasan dari petugas Iradiator
Dari sini perasaan salut dan bangga patut disematkan kepada Menteri Riset dan Teknologi Prof. Dr. Sumitro Djojohadi Kusumo yang menggagas berdirinya PUSPITEK. Juga kepada Menteri Riset dan Teknologi Prof. Dr.-Ing B.J Habibie yang kemudian merealisasikan pembangunan PUSPITEK. Hingga kini PUSPITEK menjadi pusat riset terbesar di Indonesia.
Foto bersama di depan Gedung Iradiator
Kunjungan ini bagi saya selain menghilangkan rasa penasaran tentang PUSPITEK. Juga memberi wawasan bahwa kawasan ini tidak seseram yang dibayangkan. Adapun adanya pengawasan yang ketat dan lain-lain, semua itu memang harus dilakukan dan dipatuhi. Sebab kawasan ini memang bukan kawasan sembarangan.
Sebuah kawasan yang perannya sangat besar sebagai pusat penguasaan dan pengembangan IPTEK nasional. Pusat alih teknologi dan informasi IPTEK. Pusat pengembangan kewirausahaan dan inkubasi industri baru berbasis teknologi.Juga sebagai pusat penelitian dan latihan untuk SDM industri. Pada akhirnya kita menjadi tahu jika sudah bertamu. Jika sudah tahu maka segala prasangka buruk akan kemajuan teknologi serta dampaknya bisa kita pahami. Bahwa kemajuan teknologi akan terus berkembang seiring perkembangan jaman. Tinggal bagaimana kita menyikapinya. Sebab akan merugi sendiri jika tidak memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada. (EP)
Sebuah kawasan yang perannya sangat besar sebagai pusat penguasaan dan pengembangan IPTEK nasional. Pusat alih teknologi dan informasi IPTEK. Pusat pengembangan kewirausahaan dan inkubasi industri baru berbasis teknologi.Juga sebagai pusat penelitian dan latihan untuk SDM industri. Pada akhirnya kita menjadi tahu jika sudah bertamu. Jika sudah tahu maka segala prasangka buruk akan kemajuan teknologi serta dampaknya bisa kita pahami. Bahwa kemajuan teknologi akan terus berkembang seiring perkembangan jaman. Tinggal bagaimana kita menyikapinya. Sebab akan merugi sendiri jika tidak memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada. (EP)
Mantap, Mbak Denik. Tulisannya detail sekali. Sukses selalu..
BalasHapusAamiin... terima kasih Pak atas kunjungannya.
HapusJadi pengen ke sana...
BalasHapusAyo ke sana biar enggak penasaran... hehehehe
Hapusjaman sekolah dulu, kalo uda pelajaran yang ada reaktor dan temen-temennya, selalu gak mudeng :D
BalasHapusHehehehe...sama. Saya juga gitu. Apalagi kalau harus menghapal unsur-unsur atom. Ampuuuunnn...
Hapus