Langsung ke konten utama

Melihat Pintu Masa Depan Teknologi Indonesia di Kawasan PUSPIPTEK

PUSPITEK. Mendengar namanya saja terasa berat. Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Pasti untuk bisa masuk ke dalam sana hanya orang-orang tertentu. Atau setidaknya memang memiliki kepentingan di sana. Intinya tidak mudahlah untuk masuk ke sana. Itu gambaran yang terlintas dibenak ini saat pertama kali mendengar nama PUSPITEK.

Apalagi saya bukan orang yang bergelut dibidang teknologi. Meski terbersit rasa penasaran untuk mengetahui ada apa saja didalam sana, tetapi rasa itu hanya mengendap dipikiran dalam kumparan kata bernama tak mungkin. Iya, tak mungkin. Untuk apa pula? Kalau seperti museum tentu masih bisa dikunjungi sewaktu-waktu. Tapi PUSPITEK bukanlah museum. Maka tak mungkin bisa dikunjungi seenaknya.

Jadi berapa kali pun saya melintas di depannya, tak mungkin membelokkan arah ke sana untuk menghilangkan rasa penasaran. Sampai akhirnya kesempatan itu datang menghampiri melalui Media Gathering Bersama BAPETEN. Kegiatan yang diadakan oleh BAPETEN bagi para jurnalis, blogger dan vlogger untuk membuat tulisan mengenai BAPETEN pada khususnya dan mengenalkan tentang nuklir pada khalayak. Dan salah satu rangkaian kegiatan yang diadakan tersebut adalah mengunjungi PUSPITEK. Pucuk di cinta ulam pun tiba. Ini pepatah tepat atas apa yang saya alami.

Bagian depan PUSPITEK

Maka begitulah, bersama panitia dan para peserta Media Gathering Bersama BAPETEN saya akhirnya berkesempatan mengunjungi PUSPITEK di daerah Serpong, Tangerang Selatan. Kawasan riset terbesar di Indonesia. Dengan luas area sekitar 660 ha. PUSPITEK yang merupakan bagian dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikanin ini ternyata telah berdiri sejak tahun 1976. Sudah cukup lama juga ya?

Salah satu sisi di kawasan Puspiptek

Dengan mengendarai bus, saya dan rombongan berangkat menuju Serpong. Pagi-pagi sekali saya sudah berada di kantor BAPETEN di Jalan Gajah Mada No.8, Jakarta yang menjadi titik kumpul kami para peserta Media Gathering Bersama BAPETEN. Ada juga beberapa peserta yang menunggu di lokasi tujuan karena tempat tinggalnya di sekitar PUSPITEK. 

Dengan sebagian para peserta Media Gathering Bersama BAPETEN

Selalu bergaya dimana pun berada

Selama perjalanan, kami seru-seruan bareng melalui video maupun foto bareng. Bagi saya setiap momen selalu berharga. Jadi perlu diabadikan di manapun berada. Meski di dalam hati timbul tenggelam kalimat-kalimat tanya mengenai bayangan suasana di tempat yang ingin kami datangi ini. Namun hal itu tidak menepiskan keseruan selama perjalanan.

Akhirnya setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam lebih, bus yang membawa rombongan kami pun tiba ditujuan. Pos penjagaan menjadi barisan pertama yang harus kami lalui. Setelah itu bus memasuki kawasan PUSPITEK yang sangat luas dengan pemandangan di kanan kiri berupa lahan kosong sebelum tiba di gedung yang kami tuju. "Jauh juga ya dari pos penjagaan untuk sampai ke kantornya?" ungkap sebagian besar peserta.

Begitu mendekati area gedung, masih ada pos penjagaan yang harus kami lalui. Setelah memeriksa bus dan memberikan beberapa pengarahan, barulah bus kami dipersilakan masuk. Memang kawasan yang benar-benar ketat pengawasan nya. Saya dan para peserta segera turun di depan sebuah gedung. Dan bus yang membawa kami mencari tempat parkir yang sudah ditentukan.

Di sini tujuan saya dan rombongan

PUSPITEK merupakan pusat pelaksanaan tugas dan fungsi-fungsi pokok Kementerian Riset dan teknologi, serta Lembaga-lembaga Non Departemen seperti BPPT, LIPI, BATAN, LAPAN dan BAKOSURTANAL. Karena saya dan rombongan berkegiatan dengan BAPETEN yang adalah Badan Pengawas Tenaga Nuklir, maka gedung yang kami tuju adalah BATAN (Badan Tenaga Atom Nasional). Lembaga yang diawasi oleh BAPETEN sebagai lembaga pelaksana teknologi nuklir.

Di sini saya dan rombongan akan diajak melihat langsung sistem kerja Reaktor Serba Guna GA Siwabessy. Juga melihat sistem kerja bagian Iradiator. Tetapi sebelumnya kami diberi pengarahan terkait sistem yang ada di sana. Wah, kami seperti seorang peneliti yang sedang terjun ke lapangan. Apalagi setelah mengenakan seragam khusus dan masuk ke dalam ruang kerja reaktor. Dengan pemeriksaan ketat dan aturan serta pengawasan yang ketat juga, kami benar-benar merasa tegang awalnya. Tetapi setelah melihat langsung dan mengetahui sistem kerja di sana. Perasaan itu perlahan-lahan mulai hilang. Berganti rasa kagum. Bahwa Indonesia ternyata kemajuan teknologinya tidak perlu diragukan lagi. 

Serius mendengarkan penjelasan dan pengarahan yang diberikan

Usai mengunjungi gedung reaktor serba guna GA Siwabessy, saya dan rombongan melanjutkan kunjungan untuk menuju gedung Iradiator. Sebelumnya kami foto bersama terlebih dulu sebagai kenang-kenangan.


Foto bersama di depan gedung serba guna GA Siwabessy

Selanjutnya saya dan rombongan naik kembali ke dalam bus untuk menuju gedung Iradiator. Tempat meradiasi barang-barang yang sudah ada di sana.

Tetap mengabadikan momen dimana saja berada

Tak berapa lama saya dan rombongan tiba ditujuan. Langsung pasang aksi sebelum petugasnya memberikan pengarahan dan penjelasan terkait sistem kerja di gedung Iradiator ini. Lagi-lagi mengabadikan momen di sana-sini, sebab ini akan menjadi momen tak terlupakan bisa mengunjungi tempat ini.


Gaya perempuan kalau sudah kumpul

Mendengarkan penjelasan dan pengarahan dari petugas di sini membuat wawasan saya bertambah. Bahwa proses Iradiator itu sesungguhnya memilki banyak manfaat. Hanya saja paradigma masyarakat yang masih negatif terkait teknologi nuklir, membuat masyarakat masih takut-takut jika terkait dengan nuklir. Padahal teknologi nuklir sangat bermanfaat dalam kehidupan kita. 


Mendengarkan penjelasan dari petugas Iradiator

Dari sini perasaan salut dan bangga patut disematkan kepada Menteri Riset dan Teknologi Prof. Dr. Sumitro Djojohadi Kusumo yang menggagas berdirinya PUSPITEK. Juga kepada Menteri Riset dan Teknologi Prof. Dr.-Ing B.J Habibie yang kemudian merealisasikan pembangunan PUSPITEK. Hingga kini PUSPITEK menjadi pusat riset terbesar di Indonesia.


Foto bersama di depan Gedung Iradiator

Kunjungan ini bagi saya selain menghilangkan rasa penasaran tentang PUSPITEK. Juga memberi wawasan bahwa kawasan ini tidak seseram yang dibayangkan. Adapun adanya pengawasan yang ketat dan lain-lain, semua itu memang harus dilakukan dan dipatuhi. Sebab kawasan ini memang bukan kawasan sembarangan.

Sebuah kawasan yang perannya sangat besar sebagai pusat penguasaan dan pengembangan IPTEK nasional. Pusat alih teknologi dan informasi IPTEK. Pusat pengembangan kewirausahaan dan inkubasi industri baru berbasis teknologi.Juga sebagai pusat penelitian dan latihan untuk SDM industri. Pada akhirnya kita menjadi tahu jika sudah bertamu. Jika sudah tahu maka segala prasangka buruk akan kemajuan teknologi serta dampaknya bisa kita pahami. Bahwa kemajuan teknologi akan terus berkembang seiring perkembangan jaman. Tinggal bagaimana kita menyikapinya. Sebab akan merugi sendiri jika tidak memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada. (EP)

Komentar

  1. Mantap, Mbak Denik. Tulisannya detail sekali. Sukses selalu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin... terima kasih Pak atas kunjungannya.

      Hapus
  2. Balasan
    1. Ayo ke sana biar enggak penasaran... hehehehe

      Hapus
  3. jaman sekolah dulu, kalo uda pelajaran yang ada reaktor dan temen-temennya, selalu gak mudeng :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehehe...sama. Saya juga gitu. Apalagi kalau harus menghapal unsur-unsur atom. Ampuuuunnn...

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ujung Aspal Pondok Gede

Di rumah ini aku dibesarkan Dibelai mesra lentik jari ibu Nama dusunku Ujung Aspal Pondok Gede Rimbun dan anggun ramah senyum penghuni dusun Kambing sembilan motor tiga bapak punya Ladang yang luas habis sudah sebagai gantinya Sampai saat tanah moyangku Tersentuh sebuah rencana dari serakahnya kota Terlihat murung wajah pribumi Terdengar langkah hewan bernyanyi  (Ujung Aspal Pondok Gede, Iwan Fals) Siapa yang tak mengenal lirik lagu tersebut? Lagu milik Iwan Fals itu begitu familiar ditelinga masyarakat. Saya salah satu penikmat lagu-lagu iwan Fals. Khusus lagu yang berjudul Ujung Aspal Pondok Gede, jiwa petualang saya bergolak saat mendengar lagu ini. Ada rasa ingin tahu dalam benak saya kala mencermati lirik demi lirik lagi itu. Maka tercetus niat di hati untuk suatu hari melongok daerah bernama Ujung Aspal Pondok Gede. Kesempatan itu pun tiba juga akhirnya. Suatu hari dengan ditemani seorang kawan saya bisa menjejakkan kaki di daerah  sana. Dengan mengendarai sepeda mo

Jam Gede Jasa Icon Baru Kota Tangerang

Kota Tangerang adalah salah satu wilayah kota di provinsi Banten. Merupakan kota terbesar di provinsi ini dan menjadi penyanggah Ibu kota Jakarta. Karena letaknya yang berbatasan langsung dengan Jakarta. Dan saya adalah salah satu warga Kota Tangerang yang kebetulan tinggalnya dekat perbatasan. Bisa disebut orang pinggiran. Pingirannya Jakarta dan pinggirannya Kota Tangerang.  Dokumen pribadi Bagaimana tidak disebut orang pinggiran. Lha wong untuk masuk wilayah Jakarta loh saya bisa dengan berjalan kaki. Sementara untuk pergi ke pusat Kota Tangerang butuh waktu sekitarnya 1-2 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan. Jauh bukan dari Kota Tangerang? Karenanya aktivitas saya lebih banyak ke kota Jakarta. Sejak dari jaman sekolah sampai bekerja. Hanya KTP saja yang statusnya sebagai warga Kota Tangerang.  Dan status seperti itu ternyata mengusik hati nurani saya secara perlahan. Apalagi ketika pada suatu hari dalam sebuah perjalanan backpackeran ke luar kota, di dalam kereta yang

Taman Kota 1 vs Taman Kota 2

Bagi saya taman itu sebuah tempat yang memiliki pesona tersendiri. Di dalam taman banyak hal yang bisa saya lakukan. Antara lain olahraga dan mengkhayal. Dan satu hal lagi, mengajak siapa pun ke taman pantas saja.  Ingin membawa anak kecil sampai lansia pantas saja. Mau sendiri atau rombongan juga pantas saja. Mau pagi-pagi, siang-siang atau sore-sorean pergi ke tamannya ya pantas saja. Itulah istimewanya taman menurut saya. Maka ketika pada suatu siang saya diajak jalan-jalan ke taman, ya senang-senang saja. Taman Kota 1 dan Taman Kota 2 di Bumi Serpong Damai (BSD). Kebetulan saya belum pernah main ke sana. Tentu penasaran dan antusias ingin tahu. Tempat pertama yang kami datangi adalah Taman Kota 1. Lokasinya tidak jauh dari ITC BSD. Bentuk tamannya memanjang. Dari pintu gerbang sudah terlihat kios-kios makanan. Jadi tak perlu kuatir bingung mencari tempat makan. Taman Kota 1 memang menyediakan tempat khusus bagi para pedagang. Lingkungan seputar Taman Kota 1 rasanya kurang da