Langsung ke konten utama

Ketika Suporter "Jatuh Cinta" (Bagian Sembilan)

Ini bukan kali pertama saya menjejakkan kaki di sini. Tetapi selalu dan selalu begitu perasaan yang ada di benak ini. Tetap bergejolak dan berbinar-binar penuh gairah saat kembali menjejakkan kaki di sini. Terutama ketika bersama orang yang istimewa.

Salah satu orang yang istimewa di hati saya adalah anak-anak murid. Pada saat ada kesempatan mengajak mereka melihat dunia luar. Salah satu tempat yang saya perkenalkan kepada mereka adalah stadion utama Senayan atau sekarang ini lebih dikenal dengan nama Gelora Bung Karno (GBK).

Hal ini bukan semata-mata karena saya menyukai olahraga sepak bola. Sehingga saya arahkan anak-anak ke sana. Untuk melihat dan mengetahui lebih dekat, seperti apa sih GBK itu? Karena pada dasarnya mereka tidak tahu lebih jauh tentang GBK.

Anak murid yang saya ajak keliling Jakarta dan singgah di Gelora Bung Karno


Sebelum diberi nama Gelora Bung Karno, stadion ini lebih dikenal dengan nama Stadion Utama Senayan. Dibangun pada 8 Februari 1960. Dan mulai digunakan pada 24 Agustus 1962. Stadion ini sudah berstandar internasional. Sehingga kerap digunakan untuk menggelar pertandingan internasional. Stadion ini dinamai Gelora Bung Karno, sebab beliaulah yang menggagas dibangunnya kompleks olahraga di Senayan ini.

Untuk skala nasional stadion ini biasa digunakan sebagai tempat menggelar partai final berbagai pertandingan sepak bola. Dan saya salah satu suporter yang tidak pernah absen datang ke sini saat ada gelaran sepak bola. Baik nasional maupun internasional. Dulu. Ketika tawuran antar suporter tak seseram sekarang.

Dan mengajak anak murid melihat langsung stadion ini merupakan bagian dari pembelajaran untuk mereka. Jadi mereka tahu pasti seperti apa Gelora Bung Karno itu ketika melihat tayangan atau informasinya melalui televisi. Masa orang Jakarta tidak tahu GBK? Malu sama orang dari daerah. Jadi bukan karena tidak suka sepak bola sehingga tidak tahu tempat ini. Karena ini salah satu bagian di mana kita tinggal.



Pamulang, 7 Nopember 2017


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ujung Aspal Pondok Gede

Di rumah ini aku dibesarkan Dibelai mesra lentik jari ibu Nama dusunku Ujung Aspal Pondok Gede Rimbun dan anggun ramah senyum penghuni dusun Kambing sembilan motor tiga bapak punya Ladang yang luas habis sudah sebagai gantinya Sampai saat tanah moyangku Tersentuh sebuah rencana dari serakahnya kota Terlihat murung wajah pribumi Terdengar langkah hewan bernyanyi  (Ujung Aspal Pondok Gede, Iwan Fals) Siapa yang tak mengenal lirik lagu tersebut? Lagu milik Iwan Fals itu begitu familiar ditelinga masyarakat. Saya salah satu penikmat lagu-lagu iwan Fals. Khusus lagu yang berjudul Ujung Aspal Pondok Gede, jiwa petualang saya bergolak saat mendengar lagu ini. Ada rasa ingin tahu dalam benak saya kala mencermati lirik demi lirik lagi itu. Maka tercetus niat di hati untuk suatu hari melongok daerah bernama Ujung Aspal Pondok Gede. Kesempatan itu pun tiba juga akhirnya. Suatu hari dengan ditemani seorang kawan saya bisa menjejakkan kaki di daerah  sana. Dengan mengendarai sepeda mo

Jam Gede Jasa Icon Baru Kota Tangerang

Kota Tangerang adalah salah satu wilayah kota di provinsi Banten. Merupakan kota terbesar di provinsi ini dan menjadi penyanggah Ibu kota Jakarta. Karena letaknya yang berbatasan langsung dengan Jakarta. Dan saya adalah salah satu warga Kota Tangerang yang kebetulan tinggalnya dekat perbatasan. Bisa disebut orang pinggiran. Pingirannya Jakarta dan pinggirannya Kota Tangerang.  Dokumen pribadi Bagaimana tidak disebut orang pinggiran. Lha wong untuk masuk wilayah Jakarta loh saya bisa dengan berjalan kaki. Sementara untuk pergi ke pusat Kota Tangerang butuh waktu sekitarnya 1-2 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan. Jauh bukan dari Kota Tangerang? Karenanya aktivitas saya lebih banyak ke kota Jakarta. Sejak dari jaman sekolah sampai bekerja. Hanya KTP saja yang statusnya sebagai warga Kota Tangerang.  Dan status seperti itu ternyata mengusik hati nurani saya secara perlahan. Apalagi ketika pada suatu hari dalam sebuah perjalanan backpackeran ke luar kota, di dalam kereta yang

Taman Kota 1 vs Taman Kota 2

Bagi saya taman itu sebuah tempat yang memiliki pesona tersendiri. Di dalam taman banyak hal yang bisa saya lakukan. Antara lain olahraga dan mengkhayal. Dan satu hal lagi, mengajak siapa pun ke taman pantas saja.  Ingin membawa anak kecil sampai lansia pantas saja. Mau sendiri atau rombongan juga pantas saja. Mau pagi-pagi, siang-siang atau sore-sorean pergi ke tamannya ya pantas saja. Itulah istimewanya taman menurut saya. Maka ketika pada suatu siang saya diajak jalan-jalan ke taman, ya senang-senang saja. Taman Kota 1 dan Taman Kota 2 di Bumi Serpong Damai (BSD). Kebetulan saya belum pernah main ke sana. Tentu penasaran dan antusias ingin tahu. Tempat pertama yang kami datangi adalah Taman Kota 1. Lokasinya tidak jauh dari ITC BSD. Bentuk tamannya memanjang. Dari pintu gerbang sudah terlihat kios-kios makanan. Jadi tak perlu kuatir bingung mencari tempat makan. Taman Kota 1 memang menyediakan tempat khusus bagi para pedagang. Lingkungan seputar Taman Kota 1 rasanya kurang da