Langsung ke konten utama

Senja di Tepian Sungai Cisadane

Bagi warga Tangerang tentu sudah tahu tentang keberadaan Sungai Cisadane. Salah satu sungai besar di Pulau Jawa ini memang melalui wilayah Tangerang sebelum bermuara di Laut Jawa. Sungai Cisadane yang dulunya bernama Cigade ini berhulu di Gunung Salak. Dan memiliki panjang sekitar 126 km. 


Pada awal bulan Agustus dalam setiap tahunnya, pemerintah Kota Tangerang menggelar sebuah acara di Sungai Cisadane dengan nama Festival Cisadane. Saya sebagai warga Tangerang tentu tidak ingin melewatkan acara tersebut. Tetapi baru pada Festival Cisadane tahun 2016 ini saya benar-benar menikmati keseruan acara tersebut. 

Festival Cisadane ini rupanya sudah ada sejak tahun 1910. Hanya belum bernama Festival Cisadane. Dulu orang-orang lebih mengenalnya dengan nama Perayaan Peh Cun. Loh! Kok seperti nama perayaan etnis Cina? Ya, memang benar. Peh Cun adalah salah satu perayaan etnis Cina yang di negeri asalnya sudah ada sejak lama. Lalu apa hubungannya dengan Sungai Cisadane? 

Cerita punya cerita, ternyata penduduk sekitar bantaran Sungai Cisadane adalah warga keturunan Cina, yang telah mendiami wilayah sekitar Sungai sejak tahun 1400-an. Di Sungai Cisadane tersebut mereka merayakan Peh Cun dengan cara menggelar berbagai atraksi. Salah satunya lomba perahu naga. Itulah cikal bakal terselenggaranya Festival Cisadane. 


Dari tahun ke tahun acara tersebut banyak menarik minat warga untuk menyaksikan acara tersebut. Baik warga sekitar Tangerang maupun di luar Tangerang. Dalam acara tersebut tidak hanya digelar lomba perahu naga. Tetapi juga disiapkan sebuah perahu bagi warga yang ingin merasakan naik perahu mengitari Sungai Cisade. 

Di sepanjang tepian sungai digelar aneka stand bazar. Mulai dari makanan, minuman, pakaian, mainan dan lain sebagainya. Semua itu bisa dinikmati warga sejak pagi hingga malam hari. Ada juga panggung utama yang diisi dengan aneka hiburan musik dari berbagai jenis musik.


Kesemuanya itu diperuntukkan bagi warga Tangerang sebagai salah satu upaya dalam memperingati hari jadi Kota Tangerang. Jadi bukan semata milik warga etnis Cina. Karena Sungai Cisadane bukanlah milik mereka. 

Itulah salah satu alasan mengapa namanya berganti menjadi Festival Cisadane. Bagi warga Tangerang yang belum pernah merasakan keseruan Festival Cisadane, nantikan dan nikmati keseruannya tahun depan. 

#onedayonepost
#jalanjalanseru


































Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ujung Aspal Pondok Gede

Di rumah ini aku dibesarkan Dibelai mesra lentik jari ibu Nama dusunku Ujung Aspal Pondok Gede Rimbun dan anggun ramah senyum penghuni dusun Kambing sembilan motor tiga bapak punya Ladang yang luas habis sudah sebagai gantinya Sampai saat tanah moyangku Tersentuh sebuah rencana dari serakahnya kota Terlihat murung wajah pribumi Terdengar langkah hewan bernyanyi  (Ujung Aspal Pondok Gede, Iwan Fals) Siapa yang tak mengenal lirik lagu tersebut? Lagu milik Iwan Fals itu begitu familiar ditelinga masyarakat. Saya salah satu penikmat lagu-lagu iwan Fals. Khusus lagu yang berjudul Ujung Aspal Pondok Gede, jiwa petualang saya bergolak saat mendengar lagu ini. Ada rasa ingin tahu dalam benak saya kala mencermati lirik demi lirik lagi itu. Maka tercetus niat di hati untuk suatu hari melongok daerah bernama Ujung Aspal Pondok Gede. Kesempatan itu pun tiba juga akhirnya. Suatu hari dengan ditemani seorang kawan saya bisa menjejakkan kaki di daerah  sana. Dengan mengendarai sepeda mo

Jam Gede Jasa Icon Baru Kota Tangerang

Kota Tangerang adalah salah satu wilayah kota di provinsi Banten. Merupakan kota terbesar di provinsi ini dan menjadi penyanggah Ibu kota Jakarta. Karena letaknya yang berbatasan langsung dengan Jakarta. Dan saya adalah salah satu warga Kota Tangerang yang kebetulan tinggalnya dekat perbatasan. Bisa disebut orang pinggiran. Pingirannya Jakarta dan pinggirannya Kota Tangerang.  Dokumen pribadi Bagaimana tidak disebut orang pinggiran. Lha wong untuk masuk wilayah Jakarta loh saya bisa dengan berjalan kaki. Sementara untuk pergi ke pusat Kota Tangerang butuh waktu sekitarnya 1-2 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan. Jauh bukan dari Kota Tangerang? Karenanya aktivitas saya lebih banyak ke kota Jakarta. Sejak dari jaman sekolah sampai bekerja. Hanya KTP saja yang statusnya sebagai warga Kota Tangerang.  Dan status seperti itu ternyata mengusik hati nurani saya secara perlahan. Apalagi ketika pada suatu hari dalam sebuah perjalanan backpackeran ke luar kota, di dalam kereta yang

Taman Kota 1 vs Taman Kota 2

Bagi saya taman itu sebuah tempat yang memiliki pesona tersendiri. Di dalam taman banyak hal yang bisa saya lakukan. Antara lain olahraga dan mengkhayal. Dan satu hal lagi, mengajak siapa pun ke taman pantas saja.  Ingin membawa anak kecil sampai lansia pantas saja. Mau sendiri atau rombongan juga pantas saja. Mau pagi-pagi, siang-siang atau sore-sorean pergi ke tamannya ya pantas saja. Itulah istimewanya taman menurut saya. Maka ketika pada suatu siang saya diajak jalan-jalan ke taman, ya senang-senang saja. Taman Kota 1 dan Taman Kota 2 di Bumi Serpong Damai (BSD). Kebetulan saya belum pernah main ke sana. Tentu penasaran dan antusias ingin tahu. Tempat pertama yang kami datangi adalah Taman Kota 1. Lokasinya tidak jauh dari ITC BSD. Bentuk tamannya memanjang. Dari pintu gerbang sudah terlihat kios-kios makanan. Jadi tak perlu kuatir bingung mencari tempat makan. Taman Kota 1 memang menyediakan tempat khusus bagi para pedagang. Lingkungan seputar Taman Kota 1 rasanya kurang da