Langsung ke konten utama

Ingin Tahu Harta Karun Bawah Laut? Yuk ke Marine Heritage Galery

Masih ingat dengan film Titanic? Pastinya dong. Film yang dibintangi oleh Leonardo Dicaprio dan Kate Winslet tahun 1997 ini sangat booming sekali. Tak hanya filmnya, lagu soundtrack film ini,  My Heart Will Go On yang dinyanyikan Celine Dion pun digemari oleh semua kalangan masyarakat. Mulai dari anak-anak sampai orang dewasa.

Bahkan nih ya, gaya pasangan dalam film ini yang bercengkrama di ujung kapal dengan merentangkan tangan sambil berpelukan begitu viralnya kalau istilah sekarang. Pokoknya kalau berpose dengan latar kapal, pasti gayanya seperti itu. Yah, itulah kekuatan sebuah film dan pengaruhnya dalam masyarakat. Lalu apa kaitannya film Titanic dengan Marine Heritage Galery? Tidak ada.

Ups! Lalu apa? Hanya sebagai gambaran saja. Untuk dibayangkan. Film Titanic itu kan berkisah tentang tenggelamnya kapal Titanic pada 15 April 1912. Diangkat ke layar lebar oleh James Cameron pada tahun 1997. Dikisahkan dalam film tersebut bagaimana rakyat biasa dan para bangsawan berada dalam satu kapal untuk menuju satu tempat.

Dalam perjalanan, kapal tersebut menabrak es dan bocor. Lalu tenggelamlah kapal tersebut. Tak ada yang tersisa kecuali jiwa-jiwa yang bersedih. Bisa dibayangkan toh bagaimana nasib harta bawaan mereka? Terutama milik para bangsawan tersebut. Ikut tenggelam dan karam di dasar laut.

Itulah kekayaan dasar laut selain ikan dan minyak bumi serta hasil laut lainnya. Karam di dasar laut puluhan, ratusan bahkan ribuan tahun, barang-barang tersebut memilki history tersendiri. Tetapi tidak mungkin toh kita wisata sejarah dengan menyelam ke dasar laut. Gile aje? Siapa yang mau? Akhirnya semua terabaikan begitu saja. Kecuali oleh orang-orang tertentu dan yang khusus mengurusi masalah tersebut.

Dalam sejarah panjang perjalanan negara Indonesia mulai dari jaman pra sejarah, tentu banyak peristiwa yang terjadi. Apalagi mengingat letak geografis Indonesia sebagai lalu lintas pelayaran dunia. Dilintasi dan disinggahi oleh kapal-kapal lain dari segala penjuru dunia. Bahkan ada yang sengaja datang ke Indonesia untuk mencari rempah-rempah. Di samudera yang luas banyak peristiwa alam yang tak terduga. Sehingga mengakibatkan kapal-kapal tersebut tenggelam di perairan Nusantara. Barang-barang yang tenggelam itu menjadi urusan pemerintah. Dulu dan sekarang. Sebab memiliki nilai historis dan nilai ekonomi yang tinggi.

Marine Heritage Galery

Untuk itulah Marine Heritage Gelery hadir. Sebuah galeri yang menampilkan berbagai artifak dan benda-benda bersejarah lainnya dari dasar laut. Barang Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) sangat banyak jumlahnya. Tak hanya ratusan. Tapi ribuan buah. Berasal dari kapal-kapal yang tenggelam di perairan Indonesia, yang jumlahnya ratusan kapal. Tersebar di laut Jawa, Selat Karimata dan perairan Riau.

Marine Heritage Galery diresmikan pada bulan Maret 2017 oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, Susi Pudjiastuti. Saat ini baru berisi BMKT dari Kargo Belitung, Kargo Cirebon dan Kargo Pulau Buaya. Tetapi barang yang dipamerkan berumur ribuan tahun. Sehingga kerang-kerang dan benda laut yang menempel pada barang tersebut ada yang sudah tidak bisa dilepaskan lagi. Erat menyatu. Di sinilah kita bisa melihat barang muatan kapal tenggelam tersebut.

Pintu menuju galeri

Adapun asal BMKT yang dipajang dalam Marine Heritage Galery baru dari tiga perairan tersebut hanya sebagian juga yang terpampang. Sebagian masih tersimpan di gudang. Karena jumlahnya ribuan. Ruang galeri tidak bisa menampung semua. Belum lagi yang dari perairan lain. Kelak ke depannya ruang pamer di galery ini akan diperluas. 

Salah satu bagian galeri yang berisi BMKT kargo Belitung

Hal-hal yang bisa dilihat dalam galeri

Kargo Belitung


Kargo Belitung ditemukan tahun 1998 di perairan Belitung. Disebut juga Kargo Tang sebab muatannya kebanyakan keramik bakaran dari Dinasti Tang. Atau disebut juga Batu Hitam. Mengacu pada temuan berupa ingot atau timah hitam. Ukurannya relatif kecil. 


Kerang-kerang yang melekat pada guci. Koleksi kargo Belitung dari Dinasti Tang abad ke-9 M

Kargo Belitung bukti adanya perdagangan langsung antara Samudera Hindia Barat dan Cina di milenium pertama. Merupakan sisa kapal kuno Arab abad ke-9. Muatannya berupa mangkok keramik, ceret, kendi dan ratusan botol tinta.

Barang-barang dari Kargo Belitung

Kargo Cirebon

Kargo Cirebon ditemukan pada tahun 2004 di sekitar perairan Cirebon. Muatan yang ditemukan berupa keramik dari Cina. Arca dari perunggu, perhiasan emas, batu mulia dan mata uang. Dari salah satu guci yang ditemukan, tercatat abad ke - 10 Masehi. Cukup lama juga barang-barangnya tersebut terpendam di dasar laut. Dan kita beruntung bisa melihatnya tanpa harus menyelam ke dasar laut.


                                                  
Guci untuk mengepak batang



Koleksi kargo Cirebon

Kargo Pulau Buaya
Kargo Pulau Buaya ditemukan pada tahun 1989. Pulau Buaya sendiri letaknya dekat Pulau Lingga, Riau. Muatan barang yang ditemukan sekitar 31.000 buah. Dan kebanyakan berupa perabot dari Cina.


Koleksi kargo Pulau Buaya

Itu merupakan sebagian kecil BMKT yang bisa kita lihat di Marine Heritage Galery. Sisi lain yang menarik galeri ini adalah sebuah sudut yang di sana terpampang gambar kapal dan juga peta pulau-pulau di bawah angin.


                                       
Salah satu sudut menarik dalam galeri

Cara Menuju Marine Heritage Galery

Akses menuju Marine Heritage Galery ini sebenarnya mudah. Karena berada di gedung Mina Bahari, kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia. Tepatnya di belakang Galeri Nasional. Untuk menuju ke sana melalui jalan kecil di samping Galeri Nasional sebelum Gedung Timah. Jalan saja beberapa meter akan sampai. Dari jalan akan terlihat jelas kok tulisan Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia.

Masuk saja ke dalam gedung tersebut. Nanti temui resepsionis yang ada di sana. Katakan maksud dan tujuan kita. Petugas akan mencatat nama dan data kita melalui KTP yang kita serahkan sebagai syarat untuk masuk. Sebagai gantinya kita akan diberi kartu visitor. Dan dipersilakan menuju lantai dua.

Tiba di lantai dua yang merupakan lokasi Marine Heritage Galery, kita tinggal belok kanan. Dari sana sudah terlihat penerima tamu yang ramah.

Fron office

Di salah satu sisi bagian galeri terdapat seperangkat meja kursi yang menyediakan beberapa buku. Tentu saja buku yang ada kaitannya dengan kelautan. Di sini kita bisa duduk santai usai mengelilingi galeri.

Pojok buku

Bagaimana? Mudah bukan akses menuju Marine Heritage Galery. Jadi ayo berkunjung ke sana untuk melihat langsung Barang Muatan Kapal Tenggelam. Berhubung lokasinya berada di gedung perkantoran, maka jam bukanya pun mengikuti hari kerja. Weekend justru tutup. Sayang sekali sebenarnya. Tetapi begitulah kondisinya. Selama menyukai sejarah dan senang menambah wawasan, saya rasa tak masalah jika memang hari kerja saja jam operasional galeri. Tinggal disesuaikan saja dengan jadwal kita. (EP)


Informasi:

Marine Heritage Gelery

Jam buka : 09.00 - 15.00 WIB
Hari.          : Senin - Jumat
Tiket.         : Gratis
Alamat.     : Gedung Mina Bahari IV Lantai 2 Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia
Jl. Medan Merdeka Timur No.16, Jakarta




Komentar

  1. Balasan
    1. Ayuk.. ayuuuk..saya siap jadi guidenya nih.. hehehe

      Hapus
  2. Keren banget museum kayak gini htm nya gratis ����

    BalasHapus
  3. Wah detil banget penyampaiannya... serasa sedang mengalami sendiri...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehehe...iya, Tah? Terima kasih atas kunjungannya

      Hapus
  4. Catatt... Kirain di daerah dekat-dekat pelabuhan, ternyata tidak terlalu jauh dari rumah, bisa jadi pengalaman baru yang menarik. Terima kasih yaa Mbak Denik atas informasinya. Walaupun kayaknya harus nunggu pas cuti dulu karena weekend sayangnya tutup, hehehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mba sayangnya hari kerja saja. Weekend tutup.

      Hapus
  5. Whaa weekend malah libur ya, sayang banget. Hari biasa anak2 zsekolah, atau bisa terima kunjungan anak sekolah juga?

    BalasHapus
  6. Wah baru tau ada tempat ini, bagus juga ya kalo nemu mumi kayak Fir'aun wkwkwkwk *menghayal

    BalasHapus
  7. Wah asyik ada rekomendasi tempat bersejarah baru di Jakarta. Pasti ga mudah mengumpuljan bekas2 peninggalan itu ya mba. Makasih rekomendasinya mba Denik :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama Mba. Di sana nanti bisa lihat juga bagaimana proses mengangkut barang-barang tersebut dari dasar laut.

      Hapus
  8. Wah baru tahu di gd mina bahari ada gallery harta karun yg tenggelam
    Kapan2, ke sana ah

    BalasHapus
  9. Next bisa ajak kidos kesini mba,, aku baru tshu malah seru ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa Mba ajak anak-anak. Mereka pasti senang.

      Hapus
  10. Wah infonya menarik banget mba, baru tau sy tentang galeri ini di Jakarta, next pgn kesini ah

    BalasHapus
  11. Asyiikkk... Dapat informasi next destinasi jalan-jalan. Pengen ah ke sini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi...Ayuk Mba masukkan list Jalan-jalan

      Hapus
  12. Wah seru nih, wahana gratis yang bisa dimanfaatkan untuk wisata edukasi anak. Itu loh mbak, lihat gucinya pecah kok eman eman yo. Hihihi..

    BalasHapus
  13. Baru tahu BMKT ini, jadi pengen kesini. Keren banget ya, bisa melihat harta karun bawah laut. Serasa jadi bajak laut beneran, hehe.. Anak-anak juga pasti suka banget nih. Makasih share infonya.

    BalasHapus
  14. Mauuu ... Boleh ajak anak anak ga , takut bikin rusuh kali ya . Kalau boleh pasti seru jalan2 sambil dapat pengetahuan

    BalasHapus
  15. aduh, aku pernah kesini dua kali. harta karun bawah laut emang banyak banget, apalagi sering ditemuinya di jalur sutra. jalurnya china berdagang. aku juga seneng nongkrong di perpustakaannya. sepi dan tenang. pengen kesana lagi tapi blm ada jadwal ke daerah sana.

    BalasHapus
    Balasan
    1. maaf, ini aku. tp lupa setting nama dan urlnya

      Hapus
    2. Hihihi...iya, Mba. Asyik tempatnya.

      Hapus
  16. Ya sayangnya gak buka wiken ya mbak Denik. Pdhl pengen jg ke sana, ngajakin anak2.
    Seneng ada museum kyk gini. Moga2 awet barang2 peninggalan harta karun laut ini ya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ujung Aspal Pondok Gede

Di rumah ini aku dibesarkan Dibelai mesra lentik jari ibu Nama dusunku Ujung Aspal Pondok Gede Rimbun dan anggun ramah senyum penghuni dusun Kambing sembilan motor tiga bapak punya Ladang yang luas habis sudah sebagai gantinya Sampai saat tanah moyangku Tersentuh sebuah rencana dari serakahnya kota Terlihat murung wajah pribumi Terdengar langkah hewan bernyanyi  (Ujung Aspal Pondok Gede, Iwan Fals) Siapa yang tak mengenal lirik lagu tersebut? Lagu milik Iwan Fals itu begitu familiar ditelinga masyarakat. Saya salah satu penikmat lagu-lagu iwan Fals. Khusus lagu yang berjudul Ujung Aspal Pondok Gede, jiwa petualang saya bergolak saat mendengar lagu ini. Ada rasa ingin tahu dalam benak saya kala mencermati lirik demi lirik lagi itu. Maka tercetus niat di hati untuk suatu hari melongok daerah bernama Ujung Aspal Pondok Gede. Kesempatan itu pun tiba juga akhirnya. Suatu hari dengan ditemani seorang kawan saya bisa menjejakkan kaki di daerah  sana. Dengan mengendarai sepeda mo

Jam Gede Jasa Icon Baru Kota Tangerang

Kota Tangerang adalah salah satu wilayah kota di provinsi Banten. Merupakan kota terbesar di provinsi ini dan menjadi penyanggah Ibu kota Jakarta. Karena letaknya yang berbatasan langsung dengan Jakarta. Dan saya adalah salah satu warga Kota Tangerang yang kebetulan tinggalnya dekat perbatasan. Bisa disebut orang pinggiran. Pingirannya Jakarta dan pinggirannya Kota Tangerang.  Dokumen pribadi Bagaimana tidak disebut orang pinggiran. Lha wong untuk masuk wilayah Jakarta loh saya bisa dengan berjalan kaki. Sementara untuk pergi ke pusat Kota Tangerang butuh waktu sekitarnya 1-2 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan. Jauh bukan dari Kota Tangerang? Karenanya aktivitas saya lebih banyak ke kota Jakarta. Sejak dari jaman sekolah sampai bekerja. Hanya KTP saja yang statusnya sebagai warga Kota Tangerang.  Dan status seperti itu ternyata mengusik hati nurani saya secara perlahan. Apalagi ketika pada suatu hari dalam sebuah perjalanan backpackeran ke luar kota, di dalam kereta yang

Taman Kota 1 vs Taman Kota 2

Bagi saya taman itu sebuah tempat yang memiliki pesona tersendiri. Di dalam taman banyak hal yang bisa saya lakukan. Antara lain olahraga dan mengkhayal. Dan satu hal lagi, mengajak siapa pun ke taman pantas saja.  Ingin membawa anak kecil sampai lansia pantas saja. Mau sendiri atau rombongan juga pantas saja. Mau pagi-pagi, siang-siang atau sore-sorean pergi ke tamannya ya pantas saja. Itulah istimewanya taman menurut saya. Maka ketika pada suatu siang saya diajak jalan-jalan ke taman, ya senang-senang saja. Taman Kota 1 dan Taman Kota 2 di Bumi Serpong Damai (BSD). Kebetulan saya belum pernah main ke sana. Tentu penasaran dan antusias ingin tahu. Tempat pertama yang kami datangi adalah Taman Kota 1. Lokasinya tidak jauh dari ITC BSD. Bentuk tamannya memanjang. Dari pintu gerbang sudah terlihat kios-kios makanan. Jadi tak perlu kuatir bingung mencari tempat makan. Taman Kota 1 memang menyediakan tempat khusus bagi para pedagang. Lingkungan seputar Taman Kota 1 rasanya kurang da