Langsung ke konten utama

Postingan

"Taman Ayodya" Pesona Lain di Selatan Jakarta

Keberadaan Taman Kota sepertinya sudah menjadi kebutuhan wajib bagi masyarakat. Hal itu terlihat dari antusias masyarakat untuk mengunjungi sebuah taman yang ada disekitarnya. Terutama pada hari Sabtu dan Minggu. Entah untuk berolahraga, mengajak anak-anak bermain atau sekadar duduk santai.  Taman Ayodya (dokpri) Bagi pemerintah daerah yang tanggap, antusias tersebut tentu membuat mereka terus berbenah dan meningkatkan sarana serta prasarana yang ada. Demi kenyamanan masyarakat. Hal inilah yang tampak pada Taman Ayodya. Sebuah Taman Kota dikawasan Jakarta Selatan. Taman yang berada di Jl. Mahakam, seberang Pasar Barito, Kebayoran Baru. Taman ini kini terlihat cantik dan indah. Bak gadis remaja yang senantiasa bersolek demi menunjukkan kecantikkannya. Bagian dalam taman Ayodya (dokpri) Semua itu dapat dilihat dari penataan taman yang teratur dan rapih. Tanaman dan bunga-bunga disekitar taman terjaga kesuburannya. Saung-saung dan tempat duduk yang ada di sana tampak bersih. Toile...

Masjid Raya Al-A'Zhom Si Kubah Biru Icon Kota Tangerang

Mendengar kata Tangerang, yang terlintas dibenak sebagian orang tentu sebuah pabrik, truk-truk besar dan keriwehan karyawan pabrik. Tidak salah memang, sebab banyaknya pabrik yang berdiri di kota tersebut menjadikannya salah satu kawasan industri dengan peminat cukup tinggi. Terutama masyarakat yang tinggal di Pulau Jawa dan sebagian Pulau Sumatera. Tetapi ditengah keriwehan itu, Kota Tangerang memiliki banyak tempat yang bisa di explor. Mulai dari wisata situ, hutan kota dan wisata religi dengan bangunan masjid yang unik. Salah satunya adalah Masjid Raya Al- A'Zhom.  Dokumen pribadi Sebuah masjid dengan ciri khas kubahnya yang sangat besar. Dengan warna biru cerah kubah tersebut sangat menarik perhatian. Dengan diameter 63 m menjadikan kubah ini terbesar di dunia. Daya tarik masjid kebanggaan masyarakat Kota Tangerang ini memang dibagian kubahnya. Selain menjadi yang terbesar di dunia, kubah yang terdiri dari 5 buah ini tidak memiliki tiang penampang didalamnya. Pemilihan...

Lobang Jepang Bukti Sejarah Kekejaman Penjajah

Bunyi kalimat dalam Undang-undang Dasar yang berbunyi. "Bahwasannya penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Karena tidak sesuai dengan perikemanusian dan perikeadilan."  Benar dan nyata adanya. Indonesia pernah merasakan hal tersebut ratusan tahun lamanya, sebelum kemerdekaan, tanggal 17 Agustus 1945. Salah satu bukti sejarah kekejaman penjajahan bisa dilihat di daerah Bukittinggi. Sebuah kota di Sumatera Barat yang terkenal akan keindahan alam dan juga beberapa tempat bersejarah. Salah satu tempat bersejarah itu adalah sebuah Lobang atau Bunker yang dikenal dengan nama Lobang Jepang. Dokumen pribadi Bila berkunjung ke Bukittinggi jangan lewatkan untuk melihat Lobang Jepang ini. Karena Lobang Jepang menjadi salah satu objek wisata sejarah di sana. Untuk mencapainya bisa melalui beberapa lokasi, di antaranya bisa melalui pintu yang berada di Kawasan Ngarai Sianok dan Taman Panorama. Lobang Jepang adalah sebuah terowongan (Bunker) yang dibangun oleh pemerintahan Jepan...

Menjejak Langkah di Janjang Koto Gadang

Pesona kota Bukittinggi adalah Jam Gadang dan Ngarai Sianok yang terkenal akan keindahannya. Namun jika sudah berada di sana sangat sayang jika melewatkan tempat-tempat indah lainnya. Salah satu tempat itu adalah Janjang Koto Gadang. Dokumen pribadi Great Wall of Koto Gadang (GWoKG) adalah sebuah tangga panjang yang dibangun menyerupai tembok cina. Oleh karena itu disebut sebagai Tembok Cinanya Koto Gadang. Membentang sepanjang 1,7 km membelah Ngarai Sianok. Letak persisnya di antara Kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi. Namanya diambil dari sebuah nagari (desa) yang berada di bawah kawasan Kabupaten Agam. Sebelum diberi nama Janjang Koto Gadang, jembatan ini sudah ada sejak tahun 1900. Akibat gempa yang melanda Bukittinggi, jembatan ini hancur. Lalu atas kesepakatan bersama jembatan tersebut dibangun kembali, dan diberi nama Janjang Koto Gadang. Diresmikan oleh Tifatul Sembiring pada tanggal 26 Januari 2013. Di ujung Janjang dibangun Monumen Pahlawan H. Agoes Salim dan surau kete...

Pesona Baduy yang Tak Lagi Sekedar Mimpi

Bagi sebagian orang mendengar kata Baduy mungkin biasa saja. Tapi bagi saya, Suku Baduy merupakan sebuah pesona dan keagungan tersendiri. Bagaimana tidak? Suku yang mendiami Pegunungan Kendeng, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Indonesia ini mampu menjaga tradisi, jauh dari modernisasi sampai sekarang. Hal itu saya saksikan dan rasakan sediri saat berada di perkampungan Baduy Dalam tahun 2012. Dokumen pribadi Sebuah pengalaman yang luar biasa dalam hidup saya. Bertemu orang Baduy, berinteraksi dengan mereka dan merasakan hidup bersama mereka. Sebuah suku yang selama ini hanya saya ketahui cerita kehidupan mereka melalui bacaan. Rasanya masih tidak percaya saya bisa berada di perkampungan mereka. Sebab semua itu awalnya hanya sebuah khayalan seorang anak, efek dari membaca buku. Dua puluh tiga tahun silam. Ya, dua puluh tiga tahun silam saat saya masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Saya begitu terkesima saat guru sejarah menerangk...

Musim Kemarau di Ngarai Sianok

Saat berkunjung ke Bukittinggi ada sebuah tempat yang wajib didatangi selain Jam Gadang, yaitu Ngarai Sianok. Sebuah lembah curam (jurang) yang terletak di perbatasan kota Bukittinggi, Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Lembah yang memanjang dan berkelok sebagai garis batas kota, dari selatan ngarai Koto Gadang sampai ke nagari Sianok Anai Suku dan berakhir di Palupuh. Dokumen pribadi Menikmati keindahan Ngarai Sianok secara langsung menambah kekaguman atas keagungan Sang Pencipta. Ngarai yang memiliki panjang hingga 15 km dan lebar yang mencapai sekitar 200 m, kedalamannya diperkirakan mencapai 100 m. Sebuah keadaan yang cukup membahayakan bila musim hujan tiba. Tapi syukurnya saat saya ke sana kondisinya sedang musim kemarau, sehingga bisa turun ke ngarai dan menikmati pemandangan dari bawah ngarai. Ngarai Sianok pada jaman Belanda bernama Karbou Wengat atau Kerbau Sanget. Nama itu di berikan karena banyaknya kerbau liar yang hidup bebas di dasar ngarai. Saat ini...

Jembatan Kota Intan Dalam Kenangan

Jembatan Kota Intan adalah salah satu jembatan yang mempunyai nilai sejarah. Dibangun tahun 1628 pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Pada awalnya jembatan ini bernama Engelse Burg atau Jembatan Inggris. Fungsinya sebagai penghubung antara Benteng VOC dan Inggris (IEC). Dokumen pribadi Dalam perjalanannya Jembatan Kota Intan mengalami beberapa kali pergantian nama. Sekitar tahun 1629, akibat penyerangan yang dilakukan Mataram terhadap Batavia, jembatan tersebut mengalami rusak parah. Kemudian dibangun kembali oleh pemerintah Belanda sekitar tahun 1630. Dan berganti nama menjadi de Hoenderpasar Brug atau Jembatan Pasar Ayam. Nama itu di ambil dari nama Pasar Ayam Besar yang ada di dekat sana, di ujung Utara Kali Besar Barat. Jembatan Kota Intan merupakan satu-satunya jembatan angkat yang bisa dilayari sampai ke hulu sungai Ciliwung. Hal tersebut berlangsung sambil abad ke-17. Pada tahun 1655 jembatan yang terbuat dari kayu ini hancur akibat diterjang banjir.  Pemerintah Hind...