Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2016

Ada Apa di Kampung Dongeng

Saat melintasi  Jalan Sawah Besar, Ciputat, pandangan saya tertuju pada sebuah papan nama bertuliskan Kampung Dongeng. Penasaran dong, seperti apa sih tempatnya. Nah, kesempatan itu pun akhirnya tiba juga. Pokoknya selama ada niat, pasti diberi jalan deh untuk ke sana. Seperti biasa, dengan mengendarai sepeda motor. Saya ikuti papan nama bertuliskan Kampung Dongeng. Ternyata cukup jauh dari jalan utama. Melewati beberapa jalan kecil. Tetapi mudah diikuti. Karena setiap belokan ada panah bertuliskan Kampung Dongeng. Anggap saja mencari jejak seperti dalam kegiatan pramuka. Setelah mengikuti arah panah dengan benar, bertemulah saya dengan sebuah rumah panggung dengan aneka hiasan menghiasi dinding rumah. “Wow! Ini toh rumah dongeng. Asyik juga ya?” ujar saya. Saya pun segera memarkir motor ditempat yang telah disediakan. Ada dua orang yang saya jumpai di sana. Mereka sedang menghias topi caping dengan berbagai lukisan. Lucu sekali tampaknya. Mereka menyapa dengan ramah begitu melihat k

Ujung Aspal Pondok Gede

Di rumah ini aku dibesarkan Dibelai mesra lentik jari ibu Nama dusunku Ujung Aspal Pondok Gede Rimbun dan anggun ramah senyum penghuni dusun Kambing sembilan motor tiga bapak punya Ladang yang luas habis sudah sebagai gantinya Sampai saat tanah moyangku Tersentuh sebuah rencana dari serakahnya kota Terlihat murung wajah pribumi Terdengar langkah hewan bernyanyi  (Ujung Aspal Pondok Gede, Iwan Fals) Siapa yang tak mengenal lirik lagu tersebut? Lagu milik Iwan Fals itu begitu familiar ditelinga masyarakat. Saya salah satu penikmat lagu-lagu iwan Fals. Khusus lagu yang berjudul Ujung Aspal Pondok Gede, jiwa petualang saya bergolak saat mendengar lagu ini. Ada rasa ingin tahu dalam benak saya kala mencermati lirik demi lirik lagi itu. Maka tercetus niat di hati untuk suatu hari melongok daerah bernama Ujung Aspal Pondok Gede. Kesempatan itu pun tiba juga akhirnya. Suatu hari dengan ditemani seorang kawan saya bisa menjejakkan kaki di daerah  sana. Dengan mengendarai sepeda mo

Antara Hanoman dan Burung Merpati

Ketika mengikuti ajang lomba jelajah museum di TMII, Jakarta. Salah satu museum yang kami kunjungi yakni Museum Perangko. Semua tentu tahu dong apa itu perangko? Ya, sebuah benda kecil yang digunakan sebagai alat ganti dalam pengiriman surat.  Lalu tahukah siapa sih pencetus pembuatan perangko itu? Karena dulu sekali untuk berkirim kabar biasanya menggunakan jasa hewan burung merpati. Ya, hewan satu ini bisa dimintai tolong dalam urusan kirim-kiriman surat. Karena itu maskot kantor pos adalah burung merpati. Karena jasanya sebelum nama perangko ditemukan. Dan orang yang mencetuskan gagasan itu adalah Sir Rowland, yang lahir pada tahun 1795. Dialah yang kemudian disebut sebagai Bapak Perangko Dunia. Ada pun jenis perangko pertama yang diterbitkan namanya Penny Black. Yaitu sekitar tahun 1840. Penggunaan burung merpati pun mulai ditiadakan. Diganti dengan perangko ini. Yang dikirim melalui kantor, namanya kantor pos.  Sedangkan orang yang bertugas mengirim surat agar sampai ditujuan dis

Gebyar Pesona Museum Nusantara

Bagi kebanyakan orang, mendengar nama museum itu rasanya biasa saja. Mungkin cenderung tidak menarik. "Ah, ke museum? Ngapain? Gak ada yang seru!" Begitu celoteh yang biasa terdengar. Tidak ada yang seru? Loh! Kata siapa? Itu kan pendapat yang terucap karena orang  itu tidak menyukai museum. Makanya jadi tak tertarik. Coba bila yang berkata seperti itu, mereka yang menyukai museum. Akan berbeda cerita dan kisahnya. Seperti saya dan beberapa orang lagi yang memiliki kecintaan yang sama pada museum.  Maka banyak hal yang kami lakukan untuk bisa berpartisipasi dalam perayaan hari Museum Nasional. Salah satunya mengikuti lomba jelajah museum. Sebagai rangkaian dari Gebyar Pesona Museum Nusantara. Acara kali ini berpusat di anjungan Kalimantan Barat. Selain menggelar lomba jelajah museum, juga ada pameran museum, atraksi tarian dari daerah Kalimantan, ketrampilan dan lain sebagainya. Dan antusias masyarakat ternyata cukup baik. Mereka jadi lebih memahami tentang apa dan bagaim

Perpustakaan Nyaman Anak di TIM

Banyak cara untuk meningkatkan minat baca. Terutama bagi anak-anak. Perpustakaan sebagai salah satu gudangnya ilmu, terkadang menjadi tempat yang menakutkan. Seolah sebuah siksaan jika seorang anak diminta masuk ke ruang perpustakaan. Sementara anak adalah cikal bakal generasi muda penerus bangsa. Jika sejak dini sudah tak memiliki minat baca, bagaimana bisa memajukan negerinya. Membangun diri sendiri saja sulit.  Untuk mengatasi masalah tersebut, Perpustakaan Umum Daerah Jakarta Pusat yang berlokasi di Taman Ismail Marzuki (TIM) memilki cara sendiri. Yaitu dengan menata ruangan perpustakaan semenarik mungkin.  Dengan menyediakan area play groud yang cukup luas di bagian ruang baca anak-anak. Karena dunia anak adalah dunia bermain. Maka pra sarana yang disediakan pun tak jauh dari permainan.  Perpustakaan ini terdiri dari 3 lantai. Lantai 1 dan 3 ruang baca dewasa. Lantai 2 ruang baca anak-anak. Untuk mencapai lantai per lantai bisa menggunakan tangga manual atau lift. Perpustakaan ini

RPTRA Kembangan, Oleh dan Untuk Warga

Di tengah kepadatan kota dan kesemrawutannya, ruang nyaman bagi anak-anak sulit ditemukan. Taman di Jakarta itu banyak. Tetapi tidak semuanya ramah anak. Menyikapi hal itu, Gubernur DKI Jakarta mencanangkan pembangunan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak atau disingkat RPTRA.  Tujuannya untuk membuat Jakarta sebagai kota ramah anak. Konsepnya ruang publik terbuka hijau. Taman yang dibangun tersebut dilengkapi dengan berbagai macam permainan menarik. Selain itu ada juga perpustakaan, PKK Mart, dan ruang laktasi serta sebuah ruangan untuk pertemuan. Semuanya dilengkapi dengan CCTV. Bisa dikatakan RPTRA gantinya Balai Desa.  RPTRA ini dibangun untuk warga. Letaknya di tengah pemukiman warga. Dan dalam pembangunannya pun melibatkan warga setempat. Mulai dari proses pembangunan, pengawasan dan pemeliharaan, semua melihat masyarakat setempat. Untuk perawatan taman dan gedung juga diserahkan kepada warga yang dikoordinir oleh ibu-ibu PKK.  Saya dalam suatu kesempatan akhirnya bisa mengunjungi s

Mengenal Tanaman Obat di Taman Apotik Hidup TMII

Sejak memasuki usia remaja atau ABG, almarhum ibu saya sudah mengenalkan dan mewajibkan kami putri-putrinya untuk menyukai jamu. Mulai dari yang rasanya manis sampai yang pahit sekali. Untuk kesehatan dan menjaga kebugaran tubuh begitu menurut ibu. Apalagi kami keturunan Jawa. Namanya jamu sudah tidak asing lagi. Mulai dari nenek buyut, nenek dan ibu saya sendiri, hampir setiap pagi sarapannya jamu dulu. Dan kebiasaan tersebut diturunkan kepada kami anak cucunya. Karena sudah terbiasa dengan minuman jamu, sedikit banyak saya jadi mengetahui jenis-jenis tanaman yang memiliki khasiat untuk pengobatan. Setidaknya khasiat kunyit, jahe, sere dan daun kumis kucing tahulah saya. Maka ketika sedang berjalan-jalan ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII), salah satu tempat yang saya kunjungi adalah Taman Apotik Hidup. Taman Apotik Hidup adalah sebuah taman yang di dalamnya terdapat aneka jenis tanaman obat yang ada di Indonesia. Ada sekitar 400 jenis tanaman obat bisa kita lihat di sana dari seki