Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2016

Masjid Al-Alam Tempat Si Pitung Menangkan Diri

Si Pitung. Tentu pernah mendengar nama itu bukan? Ya, Robbin Hood-nya Betawi. Si Pitung memang jagoan asal Betawi. Menjadi legenda di kalangan masyarakat Betawi. Terutama penduduk di sekitar kampung Marunda, Cilincing, Jakarta Utara.  Di sana ada sebuah bangunan yang disebut sebagai rumah si Pitung. Konon rumah itu dahulu adalah tempat tinggal si Pitung dan keluarganya tinggal. Terlepas dari benar atau tidaknya keberadaan si Pitung, tetapi rumah si Pitung kini sudah menjadi cagar budaya dan sebagai salah satu objek wisata Jakarta. Saya pun berkesempatan mengunjungi tempat itu beberapa waktu yang lalu. Tetapi yang menjadi bahasan saya kali ini bukan tentang rumah si Pitung. Melainkan tentang sebuah masjid yang letaknya tidak jauh dari rumah si Pitung. Masjid yang memiliki nama masjid Al-Alam ini konon, tempat si Pitung menenangkan diri. Kala si Pitung sedang sedih dan ingin menyendiri. Kalau istilah sekarang, si Pitung sedang galau. Dokumen pribadi Masjid ini rupanya sangat dikenal

Masjid Pintu Seribu dengan Seribu Tanya di Hati

Saat mendengar nama masjid pintu seribu, apa yang terlintas dalam benak Anda? Penasaran? Ya, benar. Itu pula yang saya rasakan. Lalu jadi membayangkan seperti apa bentuk masjid tersebut.  Maka begitu ada waktu senggang, saya sempatkan untuk mengunjungi masjid pintu seribu yang berada di kampung Bayur, Tangerang, Banten itu. Untuk mencapai masjid pintu seribu ternyata tak semudah yang saya bayangkan. Perlu beberapa kali berhenti dan bertanya kepada warga yang dijumpai sebelum akhirnya tiba ditujuan. Rupanya letak masjid pintu seribu berada di dalam perkampungan yang sempit. Tanpa adanya papan petunjuk jalan yang bisa dijadikan panduan. Harus rajin-rajin bertanya agar tak tersesat dijalan. Bagi pengguna kendaraan roda empat tidak bisa langsung mencapai halaman masjid. Karena jalan menuju masjid hanya cukup untuk kendaraan roda dua. Parkir ditepi jalan dan berjalan kaki menuju masjid, itu yang harus dilakukan oleh mereka. Dan lumayan jauh jarak dari jalanan ke masjid. Begitu tiba

Mitos Seputar Putus Cinta di Kebun Raya Bogor

"Bagi muda-mudi pasangan kekasih yang masih pacaran dilarang keras berkunjung ke Kebun Raya Bogor (KBR). Nanti bisa putus sepulang dari sana ." Itu selentingan mitos yang beredar di tengah masyarakat. Weh, serem amat ya? Terlepas dari benar atau tidaknya mitos itu, tetapi Kebun Raya Bogor merupakan hutan buatan terbesar di Indonesia. Menurut sejarah sudah ada sejak pemerintahan Prabu Siliwangi, tahun 1474-1513. Hal ini dapat dilihat dalam prasasti Batu Tulis. Kebun Raya Bogor (dokpri) Pada tahun 1800 saat Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles mendiami istana Bogor, ia mengembangkan halaman belakang istana menjadi sebuah kebun yang cantik. Ia meminta bantuan W.Kent, ahli botani, untuk mrnyulap halaman istana menjadi taman bergaya klasik. Dan ini yang menjadi awal mula Kebun Raya Bogor dalam bentuknya yang sekarang ini. Kebun Raya Bogor yang luasnya 87 hektar ini memiliki 15.000 jenis pohon. Selain kebunnya yang ditata apik, di sana juga dibangun pusat keilmuan sepe

Taman Langsat Taman Serba Guna

Saat ini keberadaan taman di tengah kota bukan saja sebagai paru-paru kota. Tetapi sudah menjadi kebutuhan warga sebagai tempat berolahraga, tempat santai bersama keluarga atau sekedar tempat beristirahat untuk melepas penat. Dari beberapa taman kota dibilangan Jakarta Selatan, ada sebuah taman yang lokasinya agak tersembunyi. Tetapi tak pernah sepi didatangi warga setiap harinya. Ada yang berolah raga, duduk santai atau sekedar foto-foto. Taman tersembunyi itu bernama taman langsat. Dokumen pribadi Taman yang diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo pada tahun 2010 itu berada dibelakang pasar Barito. Jika melalui jalan radio dalam posisinya dibelakang rumah warga dan beberapa restoran. Jadi memang tidak terlihat dari tepi jalan. Tetapi ramai dikunjungi warga sekitar. Kebanyakkan warga yang datang  melakukan olahraga di sana. Sebab taman langsat dilengkapi sarana jogging trek, bebatuan refleksi dan juga beberapa alat untuk ngegym. Lengkaplah fasilitas yang ada di taman l

Dulu Tempat Pembuangan Sampah Kini Hutan Kota

Saat melintasi sebuah lahan yang di dalamnya penuh dengan tumpukan sampah, apa yang terlintas dalam benak Anda? Sudah hampir dipastikan semua akan menjawab bau. Lalu segera menutup hidung rapat-rapat. Sebisa mungkin tak akan melewati daerah itu lagi. Dokumen pribadi Tapi saat melewati sebuah lahan yang di dalamnya penuh tanaman dan tampak teduh, apa pula yang terlintas dalam benak Anda? Hampir dipastikan semua penasaran dengan keadaan di dalamnya. Lalu ada hasrat untuk istirahat sejenak di sana. Untuk selanjutnya menyinggahi tempat itu suatu hari nanti. Itulah yang terjadi pada lahan seluas 15,3 hektar di jalan Kelik, Kembangan, Jakarta Barat. Tanah yang awalnya merupakan tempat pembuangan sampah, diubah menjadi sebuah hutan kota dengan nama Hutan Kota Srengseng. Di bangun pada tahun 1993, saat R. Suprapto menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Dokumen pribadi Kini hutan kota Srengseng menjadi salah satu tempat olahraga atau sekedar refresing bagi warga Jakarta Barat dan sekitarn

Ke Kramat Tunggak, Siapa Takut

Tahu Kramat Tunggak? Jika pertanyaan itu dilontarkan, hampir semua orang utamanya laki-laki akan menjawab "Iya, tahu." Meskipun dengan senyum-senyum menjawabnya. Karena memang nama Kramat Tunggak begitu populer, bahkan sampai se-Asia Tenggara.  Sayangnya nama itu dikenal dalam artian negatif. Itu dahulu, sebelum tahun 2000. Kramat Tunggak yang berada di wilayah Jakarta Utara itu dikenal sebagai pusat jajanan laki-laki hidung belang. Maka jika disebutkan nama Kramat Tunggak, rasanya gimana gitu. Ngak kepengenlah tahu tempat itu, apalagi main-main ke sana. Mau ngapain juga, bisa- bisa ditawar lagi...hehehe.  Karena dahulu itu daerah Kramat Tunggak memang tempat prostitusi. Pertama kali dibuka pada tahun 1970 ada sekitar 300 wts dan 76 germo atau mucikari. Dan jumlah itu terus bertambah setiap tahunnya. Pada tahun 1999 kabarnya jumlah wts di sana sudah mencapai angka 1.615 orang dengan jumlah mucikari sekitar 258 orang. Dengan 277 unit bangunan yang tersedia di sana dan