Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Mengagumi Masjid Gede Kaoman Yogyakarta

Bagi saya salah satu tempat yang tidak boleh dilewatkan ketika melakukan perjalanan adalah mengunjungi masjid. Terutama masjid-masjid yang memiliki sejarah atau unik. Selain memang sebagai seorang muslimah masjid menjadi tempat kita menunaikan kewajiban 5 waktu, yakni sholat. Pada saat perjalanan menjelajah Yogyakarta beberapa waktu yang lalu. Salah satu masjid yang saya kunjungi adalah Masjid Gede Kaoman Yogyakarta. Yang letaknya berada disebelah barat kompleks alun-alun Keraton Yogya. Bangunan Masjid Gede Kaoman dilihat dari luar tampak sederhana. Tetapi ketika memasuki area masjid, kita akan dibuat terkagum-kagum melihat dinding dan tiang-tiangnya yang megah itu. Karena memang dibuat dari batu kali putih. Kayu penopang masjid menggunakan kayu jati yang usianya sekitar 200 tahun. Masjid yang dibangun oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I pada tanggal 29 Mei 1773,  diarsiteki oleh Kyai Wiryo Kusumo. Sudah tergolong tua tetapi tak tampak sebagai bangunan yang sudah tua. Saya sangat b

Pesona Masjid di Atas Mall

Salah satu kendala yang selama ini cukup mengganjal jika bepergian ke pusat perbelanjaan adalah sulitnya menemukan tempat ibadah yang nyaman. Nyaman yang dimaksud adalah dari sisi tempat ibadah dan juga lokasinya. Ketika kita bertanya kepada petugas keamanan sebuah mall atau perkantoran mengenai tempat ibadah. Jawaban nya hampir semua sama. Di basement. “Pak! Tempat sholat di mana ya?” pertanyaan yang terlontar. “Oh, di basement dekat parkiran motor.”  Begitu kira-kira jawaban yang kerap diterima.  Rasanya sedih saja. Mau senang-senang tanpa meninggalkan kewajiban tetapi ribet mencari tempat ibadahnya. Tak jarang kondisinya memprihatinkan. Sehingga ada sebagian orang yang urung melakukan niatnya. “Aku sholatnya nanti aja deh di rumah. Di double sekalian.” “Loh!”  "Tempatnya kotor." Tetapi mau bagaimana lagi. Itu urusan mereka dan Tuhan.  Namun tidak semua pusat perbelanjaan seperti itu. Hanya segelintir saja. Buktinya sudah banyak ditemui tempat ibadah yang n

Melihat dari Dekat Arca Domas

Selama ini saya hanya mendengar tentang Arca, Menhir dan Dolmen melalui pelajaran sejarah saat sekolah. Lalu membaca beritanya di koran atau media cetak lain. Tetapi beberapa waktu yang lalu saya memiliki kesempatan melihat benda-benda peninggalan jaman purba itu secara langsung. Bersama komunitas Perempuan Berkebaya Bogor yang ikut serta dalam acara Rain Fellow Festival, saya berkesempatan melihat dari dekat seperti apa Arca Domas. Arca yang terletak di perbukitan kawasan Taman Nasional Halimun Salak, Cibalay, Tenjolaya, Bogor. Dengan mengendarai sepeda motor saya meliuk-liuk mengikuti jalan yang berkelok, mendaki dan menurun di kaki gunung salak. Hamparan sawah nan hijau merupakan pemandangan indah selama perjalanan. Setelah melewati sebuah perkampungan di atas bukit dengan tanjakan yang cukup tinggi, saya pun tiba di area perkampungan yang agak datar. Sehingga bisa untuk menumpang parkir kendaraan bermotor atau mobil. Dari sana perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kak

Waduk Saguling Pesona Lain di Gunung Halu

Dalam perjalanan ke Bandung melalui puncak beberapa waktu yang lalu, salah satu daerah yang dilintasi adalah daerah Cipatat, Bandung Barat. Di sinilah letak PLTA Saguling atau dikenal juga dengan nama Waduk Saguling. Salah satu dari tiga waduk buatan yang membendung aliran sungai Citarum. Dua waduk lain yakni Waduk Cirata dan Waduk Jatiluhur. Plang nama atau gapura pintu masuk bertuliskan PLTA Saguling membuat setiap pelintas daerah itu menolehkan pandangannya sejenak. Begitu pun dengan saya. Ketika berangkat saya sudah terpana. ”Oh, di sini Waduk Saguling.” Dulu saya sering menerangkan kepada anak murid mengenai beberapa waduk kenamaan di Indonesia. Salah satunya Waduk Saguling ini. Dan kini saya melintasinya. Sayang jika tidak singgah barang sejenak. Maka dengan bulat hati saya belokan arah perjalanan menuju ke sana. Kebetulan saya mengendarai motor. Jadi tidak sulit untuk menuju lokasi. Begitu memasuki arah jalan ke sana, beberapa meter dari plang papan nama tersebut a

Banyak Jalan Menuju Braga

Sebuah ungkapan menyebutkan bahwa Banyak Jalan Menuju Roma. Kali ini saya menyebutnya Banyak Jalan Menuju Braga. Ya, Braga. Nama seruas jalan di daerah Bandung. Sejak dulu Jalan Braga sudah terkenal akan seninya. Saya pun sejak lama ingin sekali menikmati geliat di sepanjang jalan Braga ini. Tetapi setiap kali berkunjung ke Bandung ada saja halangan yang membuat saya urung merasakan geliatnya. Namun saya selalu yakin suatu hari pasti bisa ke sana. Entah bagaimana caranya biarkan Tuhan yang atur. Karena Dia si empunya cerita kehidupan kita. Dan itu benar adanya. Karena kini saya berada di sini. Di Jalan Brga. Berawal dari undangan yang saya terima untuk menghadiri acara ulang tahun Komunitas Perempuan Berkebaya. Acaranya diadakan di salah satu kafe sekitar Jalan Braga. Weh, pas sekali. Niatnya memang ingin ke sana eh, ada undangan acara di sana. Pucuk di cinta ulam pun tiba. Tuhan memang maha baik kok. Selalu mendengarkan doa hamba-nya. Mulailah saya memikirkan jalan menuju k

Mojokerto Antara Impian dan Pertemanan

Setiap orang tentu mempunyai impian. Entah berupa mimpi besar atau mimpi kecil. Dan harapannya adalah bisa mewujudkan mimpi tersebut. Bagaimana pun caranya. Karena mimpi itu secara tak sadar membuat hidup ini terasa lebih bergairah. Begitu pun dengan saya. Di antara mimpi-mimpi yang ingin saya capai. Salah satunya adalah bisa menjejakkan kaki di bumi Majapahit, yakni Mojokerto. Entahlah, rasanya amazing sekali bisa berasa di bumi yang dalam sejarah pernah berdiri kerajaan besar Majapahit. Dengan Patih Gajah Mada yang dengan sumpah Palapanya berhasil menyatukan Nusantara. Mimpi kanak-kanak ketika mendengar kisah sejarah kerajaan Majapahit yang diterangkan oleh guru sejarah. Dan biasanya seiring berjalannya waktu dan umur akan menguap begitu saja semua mimpi masa kanak-kanak itu. Tetapi tidak bagi saya. Dengan berjalannya waktu dan semakin banyak yang saya baca serta lihat, keinginan itu semakin menggebu. Tetapi hambatan dan rintangan untuk mewujudkan mimpi itu pun juga semak

Serunya Menikmati Jajanan Rakyat

Wisata kuliner sudah menjadi bagian dari gaya hidup dewasa ini. Di media sosial tampak foto-foto yang mengekspos berbagai jenis makanan. Mulai dari jenis makanan yang biasa, luar biasa, sampai yang aneh-aneh. Semua menjadi semacam promosi tak langsung. Dan saya merasa senang-senang saja. Karena tak perlu repot goegling tempat makan. Karena saya menyukai sesuatu yang bernuansa tradisional dan merakyat. Maka info kuliner yang saya cari biasanya juga tak jauh-jauh dari makanan atau jajanan rakyat. Suatu hari saya mendapat informasi kalau di Mall Tangerang City sedang berlangsung Pesta Kuliner Jajanan Rakyat. Maka saya segera mencocokan jadwal agar bisa pergi ke sana.  Dan Alhamdulillah dapat waktu yang pas. Dalam perjalanan ke sana pikiran saya menerawang. Selain membayangkan makanan seru apa yang ada di sana, saya juga teringat mendiang ibu. Wisata kuliner adalah salah satu kegemaran ibu. Dan moment seperti ini menjadi ajang menyenangkan ibu sekaligus kumpul dengan keluarga kecil kami

Mari Menjelajah Museum Indonesia

Untuk sebagian orang museum mungkin bukan sebuah tempat yang menarik untuk dikunjungi. “Ngapain ke museum? Gak ada yang dilihat. Paling gitu-gitu aja.” Begitu salah satu dalih yang terlontar. Tetapi tidak bagi saya. Museum menurut saya tempat yang wajib dimasukkan dalam daftar jalan-jalan di akhir pekan. Karena banyak hal yang bisa dilihat dan dipelajari. Dari segi bangunan dan juga isi di dalam museum tersebut. Semuanya menarik menurut saya. Dan salah satu impian saya adalah bisa menjelajahi museum-museum yang ada di Jakarta dan juga Indonesia. Karena itu jalan-jalan ke museum menjadi agenda saya saat libur akhir pekan tiba. Namun sayang keinginan itu kadang terhadang beberapa kendala. Sehingga tidak bisa puas menjelajah museum yang dikunjungi. Sampai suatu ketika kesempatan itu akhirnya tiba juga. Seperti ungkapan pepatah, di mana ada niat di situ ada jalan. Saya pun mendapatkan jalan itu setelah sekian lama memendam niat dalam hati.Moment ini saya jadikan  sebagai titik awal tou

Beringharjo, Pasar Tua yang Tetap Mempesona

Salah satu objek wisata yang ada di sepanjang jalan Malioboro dan harus dikunjungi adalah Pasar Beringharjo. Lokasi tepatnya berada di Jalan Jenderal Ahmad Yani No.16, Yogyakarta.  Memang  hanya sebuah pasar dan seperti umumnya pasar lain. Barang-barang yang dijual di sana pun tak jauh berbeda. Ada jajanan pasar, uang kuno, barang antik, sembako, jamu tradisional dan tentu saja aneka jenis batik serta masih banyak lagi.  Kenapa harus ke Pasar Beringharjo? Bagaimana kalau tidak ingin berbelanja? Tetaplah sempatkan melongok sebentar, pasar yang merupakan salah satu pasar tertua di Indonesia ini.  Melihat-lihat dan membayangkan suasana daerah sana yang dulunya berupa hutan beringin. Dulunya hutan itu dijadikan tempat transaksi berbagai barang oleh masyarakat Yogyakarta. Di sanalah roda perekonomian berputar. Melihat hal ini akhirnya pihak Keraton meminta perusahaan beton Belanda untuk membangun los-los pasar. Maka pada tanggal 24 Maret 1925 berdirilah 11 los sebagai tempat resmi kegiat

Geliat Malioboro Membuat Hati Merindu

Ini bukan kali pertama saya berkunjung ke kota Yogyakarta. Tetapi Setiap kali ke sana, tak bosannya untuk singgah di r uas jalan bernama Malioboro. Entahlah. Bagi  saya Yogyakarta adalah  Malioboro. Seberapa banyak obyek wisata bermunculan di Yogyakarta dan sekitarnya, rasanya belum sreg jika ke Yogyakarta tak berjalan-jalan di Malioboro. Malioboro memang memiliki daya pikat tersendiri. Rasanya bukan saya saja yang merasakan. Tetapi siapa pun yang berkunjung ke Yogyakarta tentu ingin tahu dan merasakan geliat di sepanjang jalan ini. Terlihat dari antrian beberapa pemuda dan pemudi yang ingin berfoto di sebuah papan jalan bertuliskan Malioboro.  Jalan Malioboro atau dalam bahasa Jawanya Dalam Malioboro adalah kawasan jalan di Yogyakarta yang melintas dari Tugu Yogyakarta hingga perempatan Kantor Pos. Di kawasan jalan ini banyak dijumpai pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya di emperan toko. Dari pagi sampai pagi lagi seruas jalan ini tak pernah sepi. Semakin malam justru se

Pesona Pekan Raya Indonesia

Pada saat Pekan Raya Indonesia (PRI) ini digelar, ada tanya dalam hati.  “Ini acara apa sih? Kenapa gencar sekali promonya?”  Maka goeglinglah saya mencari tahu tentang acara tersebut. “Oh, rupanya semacam festival tetapi berbasis kebudayaan. Hampir serupa dengan Pekan Raya Jakarta (PRJ) tetapi ini lebih besar dan nyaman karena berada didalam ruangan ber-AC.”  Saya pun tertarik untuk mengunjungi. Ingin tahu seperti apa suasananya.  Maka dengan segera saya cek kalender untuk menentukan jadwal kunjungan yang pas. Dan akhirnya hari itu pun tiba juga. Akhir pekan yang cerah dengan mengendarai sepeda motor saya melaju menuju Serpong, Tangerang. Karena PRI diselenggarakan di gedung Indonesia Conventions Exhibition (ICE) BSD, yang luasnya sekitar 66 hektar.  Acara yang berlangsung dari tanggal 20 Oktober – 6 Nopember ini menghadirkan 1000 kuliner Nusantara dan 1000 band Indonesia. Untuk menuju ke sana bagi yang tidak memiliki kendaraan bisa menggunakan bus yang melayani trayek Serpong-ICE

Ada Apa di Kampung Dongeng

Saat melintasi  Jalan Sawah Besar, Ciputat, pandangan saya tertuju pada sebuah papan nama bertuliskan Kampung Dongeng. Penasaran dong, seperti apa sih tempatnya. Nah, kesempatan itu pun akhirnya tiba juga. Pokoknya selama ada niat, pasti diberi jalan deh untuk ke sana. Seperti biasa, dengan mengendarai sepeda motor. Saya ikuti papan nama bertuliskan Kampung Dongeng. Ternyata cukup jauh dari jalan utama. Melewati beberapa jalan kecil. Tetapi mudah diikuti. Karena setiap belokan ada panah bertuliskan Kampung Dongeng. Anggap saja mencari jejak seperti dalam kegiatan pramuka. Setelah mengikuti arah panah dengan benar, bertemulah saya dengan sebuah rumah panggung dengan aneka hiasan menghiasi dinding rumah. “Wow! Ini toh rumah dongeng. Asyik juga ya?” ujar saya. Saya pun segera memarkir motor ditempat yang telah disediakan. Ada dua orang yang saya jumpai di sana. Mereka sedang menghias topi caping dengan berbagai lukisan. Lucu sekali tampaknya. Mereka menyapa dengan ramah begitu melihat k

Ujung Aspal Pondok Gede

Di rumah ini aku dibesarkan Dibelai mesra lentik jari ibu Nama dusunku Ujung Aspal Pondok Gede Rimbun dan anggun ramah senyum penghuni dusun Kambing sembilan motor tiga bapak punya Ladang yang luas habis sudah sebagai gantinya Sampai saat tanah moyangku Tersentuh sebuah rencana dari serakahnya kota Terlihat murung wajah pribumi Terdengar langkah hewan bernyanyi  (Ujung Aspal Pondok Gede, Iwan Fals) Siapa yang tak mengenal lirik lagu tersebut? Lagu milik Iwan Fals itu begitu familiar ditelinga masyarakat. Saya salah satu penikmat lagu-lagu iwan Fals. Khusus lagu yang berjudul Ujung Aspal Pondok Gede, jiwa petualang saya bergolak saat mendengar lagu ini. Ada rasa ingin tahu dalam benak saya kala mencermati lirik demi lirik lagi itu. Maka tercetus niat di hati untuk suatu hari melongok daerah bernama Ujung Aspal Pondok Gede. Kesempatan itu pun tiba juga akhirnya. Suatu hari dengan ditemani seorang kawan saya bisa menjejakkan kaki di daerah  sana. Dengan mengendarai sepeda mo

Antara Hanoman dan Burung Merpati

Ketika mengikuti ajang lomba jelajah museum di TMII, Jakarta. Salah satu museum yang kami kunjungi yakni Museum Perangko. Semua tentu tahu dong apa itu perangko? Ya, sebuah benda kecil yang digunakan sebagai alat ganti dalam pengiriman surat.  Lalu tahukah siapa sih pencetus pembuatan perangko itu? Karena dulu sekali untuk berkirim kabar biasanya menggunakan jasa hewan burung merpati. Ya, hewan satu ini bisa dimintai tolong dalam urusan kirim-kiriman surat. Karena itu maskot kantor pos adalah burung merpati. Karena jasanya sebelum nama perangko ditemukan. Dan orang yang mencetuskan gagasan itu adalah Sir Rowland, yang lahir pada tahun 1795. Dialah yang kemudian disebut sebagai Bapak Perangko Dunia. Ada pun jenis perangko pertama yang diterbitkan namanya Penny Black. Yaitu sekitar tahun 1840. Penggunaan burung merpati pun mulai ditiadakan. Diganti dengan perangko ini. Yang dikirim melalui kantor, namanya kantor pos.  Sedangkan orang yang bertugas mengirim surat agar sampai ditujuan dis

Gebyar Pesona Museum Nusantara

Bagi kebanyakan orang, mendengar nama museum itu rasanya biasa saja. Mungkin cenderung tidak menarik. "Ah, ke museum? Ngapain? Gak ada yang seru!" Begitu celoteh yang biasa terdengar. Tidak ada yang seru? Loh! Kata siapa? Itu kan pendapat yang terucap karena orang  itu tidak menyukai museum. Makanya jadi tak tertarik. Coba bila yang berkata seperti itu, mereka yang menyukai museum. Akan berbeda cerita dan kisahnya. Seperti saya dan beberapa orang lagi yang memiliki kecintaan yang sama pada museum.  Maka banyak hal yang kami lakukan untuk bisa berpartisipasi dalam perayaan hari Museum Nasional. Salah satunya mengikuti lomba jelajah museum. Sebagai rangkaian dari Gebyar Pesona Museum Nusantara. Acara kali ini berpusat di anjungan Kalimantan Barat. Selain menggelar lomba jelajah museum, juga ada pameran museum, atraksi tarian dari daerah Kalimantan, ketrampilan dan lain sebagainya. Dan antusias masyarakat ternyata cukup baik. Mereka jadi lebih memahami tentang apa dan bagaim